Marshall bersama pemerintahan Clinton secara keseluruhan dan terikat dengan jelas terhadap pentingnya mengikuti jadwal agenda yang ketat untuk hari-hari antara pemilihan dan pelantikan.
"Saat ini setidaknya akan ada penyampaian catatan antara Sayap Timur petahana dan tim ibu negara terpilih, untuk membicarakan tanggal dan jadwal serta apa yang perlu dilakukan," katanya.
Baca juga: Dukung Trump, Menlu AS Tolak Kemenangan Biden dalam Pilpres AS
"Ada batas waktu untuk semua ini, dan apa yang terjadi sekarang hanya akan membuat jadwalnya tertunda," ujarnya.
Jadwal persiapan Gedung Putih, termasuk hal-hal seperti, tugas mencuci yang ketat, ada perencanaan untuk perubahan organisasi, memindahkan truk, merapikan dan mengukur tirai secara literal.
Inauguration Day adalah acara yang perlu dipersiapkan setiap menitnya. Mengatur satu keluarga untuk keluar dan mengatur keluarga berikutnya untuk masuk, mulai dari mengisi lemari es dan membongkar pakaian ibu negara ke ruang ganti.
McBride adalah bagian dari tim Bush yang terpaksa menunggu hingga pemungutan suara antara Bush dan Demokrat Al Gore diselesaikan oleh Mahkamah Agung.
"Kami baru bisa memulai transisi ke Gedung Putih setelah 13 Desember," kata McBride.
"Berhasil. Itu penuh kerja keras, tapi berhasil," ucapnya.
Baca juga: Biden Sebut Trump Memalukan karena Menolak Hasil Pilpres AS
Bagi ibu negara, kecanggungan menyerahkan rumah eksekutif dan staf mereka yang mereka kenal dan andalkan kepada presiden dan ibu negara baru tidak selalu mudah.
Secara khusus, ada momen dingin yang terkenal, yaitu antara Rosalynn Carter dan Nancy Reagan, dua wanita yang sangat setia kepada suami mereka.
Transisi bagi Carter dan Reagan saat itu tidaklah menyenangkan.
"Rosalynn semakin marah ketika ada desas-desus beredar bahwa Nancy Reagan ingin keluarga Carters pindah beberapa pekan sebelum pelantikan dan tinggal di Blair House, di seberang jalan dari Gedung Putih," kata Kate Andersen Brower.
"Sehingga dia bisa mulai mendekorasi ulang kamar pribadi keluarga," lanjut Brower, yang mana kisah itu ia tulis di dalam bukunya, "First Women: The Grace and Power of America's Modern First Ladies."
Rosalynn mengatakan bahwa Nancy meneleponnya untuk menyangkal laporan bahwa dia menginginkannya keluar.
"'Aku tidak tahu apakah dia (Nancy) mengatakan dia menyesal atau tidak," kata Rosalynn. 'Dia hanya mengatakan dia tidak membuat pernyataan itu'," cerita Brower.