Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tokoh Senior Partai Republik: Trump Berhak 100 Persen Menantang Hasil Pilpres AS

Kompas.com - 10/11/2020, 06:30 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber Daily Mail

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Tokoh senior dari Partai Republik, mengatakan bahwa Presiden AS Donald Trump berhak sepenuhnya menantang hasil pemilu AS di sejumlah negara bagian.

Politikus bernama Mitch McConnell yang juga duduk di kursi Kongres Amerika Serikat (AS) tersebut melontarkan pernyataan tersebut pada Senin (9/11/2020).

Dia berkeras bahwa apa yang dilakukan Trump tidak akan merusak demokrasi sebagaimana dilansir dari Daily Mail.

"Presiden Trump 100 persen dalam haknya untuk menyelidiki tuduhan penyimpangan dan mempertimbangkan pilihan hukumnya," kata McConnell.

Baca juga: Kurang 2 Bulan Jadi Presiden AS, Trump Pecat Menhan Mark Esper

Trump dan tim kampanyenya berkeras bahwa perlombaan memenangi Gedung Puith belum berakhir, beberapa anggota parlemen dari Partai Republik juga mendesak Trump untuk tidak menyerah.

Pada Sabtu (8/11/2020), sejumlah media di AS menghitung Biden telah menggamit lebih dari 270 electoral vote (suara elektoral) yang diperlukan untuk melenggang ke Gedung Putih.

Associated Press melaporkan Biden meraup 290 suara elektoral sedangkan Trump memperoleh 214 suara elektoral.

Tim Kampanye Trump juga telah mengajukan gugatan hukum di beberapa negara bagian swing state, terutama di Pennsylvania, di mana Biden unggul dengan lebih dari 45.000 suara.

Baca juga: Jika Trump Menolak Pergi dari Gedung Putih, Bolehkah Militer AS Mengusirnya?

McConnel mengatakan jika penyimpangan dalam pemilu AS telah terjadi dalam jumlah yang sangat besar dan memengaruhi hasilnya, maka setiap rakyat AS menginginkannya untuk diungkapkan.

"Dan jika (Partai) Demokrat yakin bahwa pemungutan suara itu adil, mereka seharusnya tidak memiliki alasan untuk takut akan pengawasan ekstra," kata McConnell.

"Kami menghormati supremasi hukum, kami mempercayai institusi kita," sambung McConnell.

Sedangkan menurut otoritas pemilu di beberapa negara bagian, tidak ada bukti kredibel tentang kecurangan yang meluas atau penyimpangan pemilih yang muncul.

Baca juga: Trump Kalah Pemilu AS, Tim Kampanyenya Siapkan Gugatan di Berbagai Negara Bagian

Namun demikian, Trump berulang kali mengklaim bahwa penipuan besar-besaran telah terjadi.

Pada Sabtu, Trump kembali mengeklaim kemenangannya lagi dengan menulis di Twitter. "SAYA MENANGKAN PEMILIHAN INI, DENGAN BANYAK!" tulis Trump.

Pilpres AS 2020 bergantung pada beberapa swing state seperti Pennsylvania, Michigan, Wisconsin, Arizona, Nevada, Georgia, dan North Carolina.

Trump dan sekutunya telah menyatakan bahwa terdapat ribuan surat suara ilegal yang mengubah hasil pemilu AS.

Baca juga: Trump Kalah Pilpres AS, Hak Istimewanya di Twitter Bakal Hilang

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Polisi Diduga Pakai Peluru Karet saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Polisi Diduga Pakai Peluru Karet saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Global
Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Global
Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Global
Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Global
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Rangkuman Hari Ke-792 Serangan Rusia ke Ukraina: Jerman Didorong Beri Rudal Jarak Jauh ke Ukraina | NATO: Belum Terlambat untuk Kalahkan Rusia

Rangkuman Hari Ke-792 Serangan Rusia ke Ukraina: Jerman Didorong Beri Rudal Jarak Jauh ke Ukraina | NATO: Belum Terlambat untuk Kalahkan Rusia

Global
PBB: 282 Juta Orang di Dunia Kelaparan pada 2023, Terburuk Berada di Gaza

PBB: 282 Juta Orang di Dunia Kelaparan pada 2023, Terburuk Berada di Gaza

Global
Kata Alejandra Rodriguez Usai Menang Miss Universe Buenos Aires di Usia 60 Tahun

Kata Alejandra Rodriguez Usai Menang Miss Universe Buenos Aires di Usia 60 Tahun

Global
Misteri Kematian Abdulrahman di Penjara Israel dengan Luka Memar dan Rusuk Patah...

Misteri Kematian Abdulrahman di Penjara Israel dengan Luka Memar dan Rusuk Patah...

Global
Ikut Misi Freedom Flotilla, 6 WNI Akan Berlayar ke Gaza

Ikut Misi Freedom Flotilla, 6 WNI Akan Berlayar ke Gaza

Global
AS Sebut Mulai Bangun Dermaga Bantuan untuk Gaza, Seperti Apa Konsepnya?

AS Sebut Mulai Bangun Dermaga Bantuan untuk Gaza, Seperti Apa Konsepnya?

Global
[POPULER GLOBAL] Miss Buenos Aires 60 Tahun tapi Terlihat Sangat Muda | Ukraina Mulai Pakai Rudal Balistik

[POPULER GLOBAL] Miss Buenos Aires 60 Tahun tapi Terlihat Sangat Muda | Ukraina Mulai Pakai Rudal Balistik

Global
Putin Berencana Kunjungi China pada Mei 2024

Putin Berencana Kunjungi China pada Mei 2024

Global
Eks PM Malaysia Mahathir Diselidiki Terkait Dugaan Korupsi 2 Anaknya

Eks PM Malaysia Mahathir Diselidiki Terkait Dugaan Korupsi 2 Anaknya

Global
TikTok Mungkin Segera Dilarang di AS, India Sudah Melakukannya 4 Tahun Lalu

TikTok Mungkin Segera Dilarang di AS, India Sudah Melakukannya 4 Tahun Lalu

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com