Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

China Bakal Untung kalau Trump Menang Pilpres AS Lagi, Ini Sebabnya...

Kompas.com - 02/11/2020, 10:04 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

BEIJING, KOMPAS.com - Donald Trump berulang kali membuat China geram selama masa jabatan pertamanya sebagai Presiden Amerika Serikat (AS), tetapi bisa jadi Beijing ingin dia tetap menduduki kursi nomor satu Gedung Putih.

Di bawah panji "America First", Trump menggambarkan China sebagai ancaman terbesar bagi AS dan demokrasi global.

Dia melancarkan perang dagang besar-besaran yang merugikan China miliaran dollar, mengobok-obok perusahaan teknologi China, dan melimpahkan semua kesalahan tentang pandemi virus corona ke Beijing.

Baca juga: Mengenal Electoral College, Kunci Kemenangan di Pilpres AS

Akan tetapi sebagaimana diwartakan AFP pada Selasa (20/10/2020), kemenangan kedua Trump di pilpres AS bisa jadi keuntungan China yang ingin memperkuat statusnya sebagai negara adidaya dunia.

Kepemimpinan China dapat memiliki "kesempatan untuk meningkatkan posisi globalnya sebagai juara globalisasi, multilateralisme, dan kerja sama internasional," kata Zhu Zhiqun profesor politik dan hubungan internasional Universitas Bucknell, AS, kepada AFP.

Trump menarik AS dari kesepakatan komersial Asia-Pasifik, perjanjian iklim, memberlakukan tarif miliaran untuk barang-barang China, dan menarik Amerika dari WHO saat pandemi virus corona.

Di mana Trump menarik AS mundur, di situlah Xi Jinping membawa China melangkah maju.

Baca juga: Masih Ada Peluang Trump Menang Pilpres AS, Begini Skemanya...

Xi mencitrakan negaranya sebagai raksasa perdagangan bebas dan memimpin perlawanan terhadap perubahan iklim, juga berjanji membagikan vaksin Covid-19 ke negara-negara berkembang.

"Masa jabatan kedua Trump bisa memberi China lebih banyak waktu untuk bangkit sebagai kekuatan besar di dunia," ujar Zhu.

Senada dengan Zhu, Philippe Le Corre pakar China di Harvard Kennedy School AS sepakat berlanjutnya kebijakan America First dari Trump akan menguntungkan Beijing dalam jangka panjang.

Dalam foto file 24 September 2015 ini, Presiden China Xi Jinping dan Wakil Presiden Joe Biden berjalan di karpet merah di landasan selama upacara kedatangan di Pangkalan Angkatan Udara Andrews, Maryland AS. Para pemimpin China berharap Washington akan meredakan konflik atas perdagangan, teknologi, dan keamanan jika Joe Biden memenangkan pemilihan presiden 3 November. AP/Carolyn Kaster Dalam foto file 24 September 2015 ini, Presiden China Xi Jinping dan Wakil Presiden Joe Biden berjalan di karpet merah di landasan selama upacara kedatangan di Pangkalan Angkatan Udara Andrews, Maryland AS. Para pemimpin China berharap Washington akan meredakan konflik atas perdagangan, teknologi, dan keamanan jika Joe Biden memenangkan pemilihan presiden 3 November.
"(Itu) sebagian memutus Washington dari para sekutu tradisionalnya," ungkapnya dan menyebut akan memberi China ruang untuk bermanuver.

"Anda bisa membuat Amerika jadi eksentrik dan dibenci dunia," tulis Hu Xijin pemimpin redaksi Global Times dalam sebuah twit peringatan yang ditujukan ke Trump.

"Anda membantu mempromosikan persatuan di China," lanjutnya.

Di media sosial China, Trump juga disindir sebagai "Jianguo" yang berarti "membantu membangun China".

Baca juga: Pilpres AS 2020: Beberapa Negara Asia Dambakan Trump Kembali jadi Presiden

Masalah Biden

Trump memang telah merugikan "Negeri Panda" di sektor ekonomi dan politik, seperti kata analis politik Hua Po yang berbasis di Beijing, "China sangat merugi dalam rencana perdagangan dan teknologinya."

Pada Januari AS dan China menandatangani gencatan senjata di perang dagang, yang mewajibkan Beijing tambah mengimpor produk Amerika senilai 200 miliar dollar AS selama 2 tahun, meliputi mobil, mesin, minyak, hingga produk pertanian.

Washington juga bersitegang dengan perusahaan-perusahaan teknologi China yang disebutnya mengancam keamanan nasional, seperti TikTok dan Huawei contohnya.

Ketegangan juga meluas ke sektor pertahanan dan HAM, lewat persoalan Taiwan, Hong Kong, dan perlakuan terhadap minoritas Muslim Uighur di Xinjiang.

Akan tetapi China mungkin bakal lebih terpojok kalau capres AS dari Partai Demokrat, Joe Biden, menang melawan Trump.

Baca juga: AS Curigai China Lakukan Sesuatu Mendekati Genosida di Xinjiang

Beijing khawatir jika Biden memperbarui kebijakan AS di bidang HAM, lalu menekan China pada masalah Uighur, Tibet, dan kebebasan di Hong Kong.

Calon Presiden Partai Demokrat yang juga mantan Wakil Presiden Amerika Serikat Joe Biden  AFP/ROBERTO SCHMIDT Calon Presiden Partai Demokrat yang juga mantan Wakil Presiden Amerika Serikat Joe Biden
"Biden kemungkinan akan lebih keras daripada Trump dalam masalah hak asasi manusia di Xinjiang dan Tibet," lanjut Zhu dari Universitas Bucknell.

Sementara itu di sektor teknologi dan perdagangan yang merupakan titik utama ketegangan AS-China, belum diketahui apa yang akan dilakukan Biden.

"Biden akan mewarisi tarif impor, dan saya ragu dia akan menaikkannya secara sepihak," kata Bonnie Glaser, Direktur Proyek Tenaga China di Pusat Kajian Strategis dan Internasional.

"Beijing mungkin harus memenuhi tuntutan AS lainnya jika ingin tarif impor dicabut."

Baca juga: Warga Iran Menanti Hasil Pilpres AS dengan Cemas

Begitu pun di sektor teknologi, China harus berjuang keras untuk meyakinkan produk dari negara mereka aman.

Washington memandang Huawei sebagai ancaman keamanan serius. Perusahaan telekomunikasi itu saat ini adalah pemimpin global dalam internet 5G.

"Secara politis hampir tidak mungkin bagi Biden untuk mencabut kebijakan ini. Huawei sudah dimasukkan AS sebagai ancaman keamanan bahkan sebelum kepresidenan Trump," urai Fallon.

Baca juga: Serba-Serbi Menarik Jelang Pilpres AS 2020

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Serang Wilayah Ukraina, Pesawat Tempur Rusia Ditembak Jatuh

Serang Wilayah Ukraina, Pesawat Tempur Rusia Ditembak Jatuh

Global
Remaja 16 Tahun di Australia Ditembak di Tempat setelah Lakukan Serangan Pisau

Remaja 16 Tahun di Australia Ditembak di Tempat setelah Lakukan Serangan Pisau

Global
Sempat Jadi Korban AI, Warren Buffett Beri Pesan Serius

Sempat Jadi Korban AI, Warren Buffett Beri Pesan Serius

Global
Kompetisi Band Metal Kembali Digelar di Jeddah

Kompetisi Band Metal Kembali Digelar di Jeddah

Global
Di KTT OKI Gambia, Menlu Retno: Negara Anggota OKI Berutang Kemerdekaan kepada Rakyat Palestina

Di KTT OKI Gambia, Menlu Retno: Negara Anggota OKI Berutang Kemerdekaan kepada Rakyat Palestina

Global
Warga Palestina Berharap Perang Berakhir, Tapi Pesimis Gencatan Senjata Cepat Terwujud

Warga Palestina Berharap Perang Berakhir, Tapi Pesimis Gencatan Senjata Cepat Terwujud

Global
Politikus Muslim Sadiq Khan Menang Pemilihan Wali Kota London untuk Kali Ketiga

Politikus Muslim Sadiq Khan Menang Pemilihan Wali Kota London untuk Kali Ketiga

Global
Hamas Tuntut Gencatan Senjata Abadi, Israel: Itu Menghambat Proses Negosiasi

Hamas Tuntut Gencatan Senjata Abadi, Israel: Itu Menghambat Proses Negosiasi

Global
Makna di Balik Lagu Pop Propaganda Korea Utara yang Ternyata banyak Disukai Pengguna TikTok

Makna di Balik Lagu Pop Propaganda Korea Utara yang Ternyata banyak Disukai Pengguna TikTok

Global
Rangkuman Hari Ke-801 Serangan Rusia ke Ukraina: Rusia Resmi Buru Zelensky | Ukraina Tembak Sukhoi Su-25

Rangkuman Hari Ke-801 Serangan Rusia ke Ukraina: Rusia Resmi Buru Zelensky | Ukraina Tembak Sukhoi Su-25

Global
China Luncurkan Chang'e-6 ke Sisi Jauh Bulan, Ini Misinya

China Luncurkan Chang'e-6 ke Sisi Jauh Bulan, Ini Misinya

Global
Rangkuman Terjadinya Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa di 8 Negara

Rangkuman Terjadinya Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa di 8 Negara

Global
Rusia Masukkan Presiden Zelensky ke Dalam Daftar Orang yang Diburu

Rusia Masukkan Presiden Zelensky ke Dalam Daftar Orang yang Diburu

Global
[UNIK GLOBAL] Viral Pria India Nikahi Ibu Mertua | Galon Air Jadi Simbol Baru Protes Pro-Palestina

[UNIK GLOBAL] Viral Pria India Nikahi Ibu Mertua | Galon Air Jadi Simbol Baru Protes Pro-Palestina

Global
Rusia Jatuhkan 4 Rudal Jarak Jauh ATACMS Buatan AS yang Ditembakkan Ukraina

Rusia Jatuhkan 4 Rudal Jarak Jauh ATACMS Buatan AS yang Ditembakkan Ukraina

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com