Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Selongsong Peluru Artileri Asal China Diubah Pria Ini jadi 400.000 Pisau Dapur

Kompas.com - 30/10/2020, 17:41 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber AFP

TEIPEI, KOMPAS.com - Seorang pandai besi Taiwan, Wu Tseng-dong membuat 400.000 pisau dari bahan peluru meriam propaganda China yang pernah menyerang rumahnya sejak 1949. 

Dikenal sebagai "Maestro Wu" oleh warga lokal, Wu Tseng-dong memiliki bengkel besi di rumahnya di pulau Kinmen yang terletak 3,2 kilometer dari pusat daratan China, yang dibayangi ancaman perang terus-menerus.

China memandang Taiwan sebagai wilayah pemerintahannya sendiri dan bersumpah suatu hari akan merebutnya, jika perlu dengan kekerasan.

Seperti banyak generasi tua yang tinggal di Kinmen, Wu tumbuh di bawah bersama dengan banyaknya serangan bom.

Bahkan setelah China perang saudara pada 1949, ditinggalkan Komunis Mao Zedong yang bertanggung jawab atas daratan dan Nasionalis Chiang Kai-shek di Taiwan, pulau itu terus ditembaki oleh pasukan komunis.

Wu lahir tak lama sebelum pemboman terburuk terjadi pada 1958, ketika hampir setengah juta peluru ditembakkan ke Kinmen dan pulau-pulau terdekat lainnya selama periode 44 hari, yang menewaskan 618 orang dan melukai lebih dari 2.600 orang.

Baca juga: 200 Hari Tanpa Kasus Covid-19, Ini Rumus Keberhasilan Taiwan

Melansir AFP pada Jumat (30/10/2020), amunisi masih berjatuhan hingga 1970-an, meskipun pada saat itu amunisi hanya sebagai propaganda dan tidak berisi bahan peledak. 

Wu memiliki kenangan masa kecil yang jelas saat bersembunyi di tempat penampungan serangan udara bersama keluarganya di malam hari sambil memungut pecahan logam di siang hari.

"Saya ingat ketakutan yang kami rasakan di malam hari," katanya kepada AFP.

"Penembakan mungkin terlihat menarik di film, semakin intens semakin menarik, tetapi pada kenyataannya itu sangat berbahaya," ujarnya.

"Kami mencoba mengambil amunisi sebanyak yang kami bisa, bahkan memanjat pohon untuk mendapatkannya, untuk ditukarkan dengan hadiah kecil. Itu menyenangkan untuk masa kecil kami meskipun kami takut akan serangan udara," tambahnya.

Sebagai pandai besi generasi ketiga, Wu belajar cara mencetak logam sejak kecil.

Wu mengikuti ayahnya, yang pertama kali mengubah selongsong paluru artileri menjadi pisau, ketika beberapa tentara Taiwan yang ditempatkan di Kinmen mulai meminta pesanan pisau khusus.

Baca juga: Jet Tempur Tua Rusak Saat Terbang, Pilot Taiwan Tewas Jatuh di Laut

Orang tidak menginginkan perang

Sebagian besar pisau Wu terbuat dari amunisi propaganda, yang tidak meledak saat terkena benturan.

Dalam 3 dekade terakhir, dia memperkirakan telah menempa sekitar 400.000 pisau dari bahan amunisi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com