Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Al-Qaeda Masih "Terikat Kuat" dengan Taliban, Akankah Perdamaian di Afghanistan Tercapai?

Kompas.com - 29/10/2020, 17:03 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber BBC

Fitton-Brown mengatakan bahwa dia telah mencatat laporan baru-baru ini tentang Taliban yang mengharuskan beberapa pejuang asing Pakistan di Afghanistan untuk mendaftar di kelompok mereka dan tunduk pada kode larangan untuk menyerang di luar Afghanistan.

Fitton-Brown melanjutkan bahwa belum jelas apakah perjanjian AS-Taliban itu berlaku untuk al-Qaeda, atau apakah itu adalah langkah "yang tidak dapat dibatalkan" untuk mencegah militan asing yang menjadi ancaman internasional dari Afghanistan.

Para pejabat Amerika tidak jelas ketika ditanyai apakah mereka percaya Taliban sepenuhnya mematuhi komitmennya terhadap al-Qaeda, seringkali menunjukkan bahwa informasi tersebut dirahasiakan.

"Kami berharap Taliban menghormati komitmen yang mereka buat...untuk mengakhiri semua hubungan dengan organisasi teroris di Afghanistan," ujar Duta Besar Nathan Sales, koordinator kontraterorisme di departemen luar negeri AS, mengatakan kepada BBC.

"Kami berniat untuk terus memantau situasi dengan sangat dekat untuk memastikan tindakannya cocok dengan kata-kata," lanjut Sales.

Baca juga: Orang Kedua Al Qaeda Dibunuh Pasukan Afghanistan, Masuk Daftar Teroris Paling Dicari FBI

Namun, dengan konflik Afghanistan yang tak kunjung usai, Presiden Trump telah menjelaskan keinginannya untuk membawa pulang pasukan AS secepat mungkin.

Jumlahnya telah dikurangi menjadi sekitar 4.500, dengan pengurangan lebih lanjut menjadi 2.500 yang diharapkan dapat dilakuakn pada Januari 2021.

Seorang diplomat yang mengamati dengan seksama proses tersebut mengatakan kepada BBC, bahwa rencana penarikan pasukan AS tidak lagi "berdasarkan kondisi", tetapi "berdasarkan agenda", menunjukkan bahwa prioritas utama Presiden Trump adalah untuk mengakhiri perang terlama Amerika.

Menurutnya, kadang-kadang Presiden Trump tampak tidak sejalan dengan penasihat militer, yang baru-baru ini mengkritik pejabat pertahanan yang disebutnya, "tidak ingin melakukan apa pun selain berperang".

Berbicara kepada BBC, Rahmatullah Andar, mantan komandan Taliban dan sekarang juru bicara Dewan Keamanan Nasional pemerintah Afghanistan, memperingatkan tentang ancaman kebangkitan kembali al-Qaeda dan kelompok militan global lainnya.

"Amerika mungkin mengira perjanjian yang mereka tandatangani dengan Taliban akan menyelesaikan semuanya," kata Andar.

Baca juga: Serangan Udara di Afghanistan Menewaskan Anak-anak di Masjid yang Mengaji

"Tapi, waktu akan membuktikan bahwa bukan itu masalahnya," tambahnya.

Pejabat Taliban juga sering tidak jelas ketika ditanya tentang hubungan mereka dnegan al-Qaeda. Terkadang mengklaim al-Qaeda tidak ada lagi di Afghanistan.

Tahun lalu, al-Qaeda di anak benua India, cabang regional kelompok itu, merilis video penyergapan yang dilakukan terhadap pasukan pemerintah Afghanistan untuk mendukung Taliban.

Anggota al-Qaeda bersumpah setia kepada Emir, atau pemimpin, dari Taliban.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com