Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Demi Mendapat Herd Immunity, Ilmuwan Ini 2 Kali Terpapar Covid-19

Kompas.com - 29/10/2020, 14:50 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber Daily Mail

NOVOSIBIRSK, KOMPAS.com - Seorang ilmuwan di Rusia dilaporkan melakukan penelitian dengan terpapar Covid-19 hingga dua kali demi mendapat kekebalan kelompok (herd immunity).

Hasilnya, Dr Alexander Chepurnov harus memendam harapan karena ternyata penelitiannya untuk mendapatkan imunitas itu sia-sia saja.

Dr Chepurnov pada awalnya terkena virus corona ketika dia tengah menikmati ski di Perancis pada Februari, di mana dia kemudian sembuh tanpa dirawat.

Ilmuwan berusia 69 tahun itu kemudian mengajak timnya untuk menggelar penelitian di Institut Pengobatan Eksperimental dan Klinis di Novosibirsk.

Saat itu, Dr Chepurnov dan timnya meneliti antibodi Covid-19 mulai dari seperti apa perilakunya, seberapa kuat, dan berapa lama bertahan di tubuh.

Dilansir dari Daily Mail Rabu (28/10/2020), dari penelitian dia mendapati bahwa antibodi virus corona menurun dengan cepat.

"Pada akhir bulan ketiga setelah saya terinfeksi, antibodi itu sudah tidak lagi terdeteksi," kata dia. Dia memutuskan untuk kembali terpapar.

Dr Chepurnov memutuskan menjadikan dirinya sendiri kelinci percobaan, di mana dia bersinggungan dengan pasien corona tanpa alat pengaman.

Dia mengungkapkan tubuhnya kembali melemah tepat enam bulan sejak infeksi pertama, di mana gejala awal adalah tenggorokan yang terasa perih.

Infeksi keduanya ini ternyata lebih parah dari yang dibayangkan, di mana dia harus menjalani perawatan di rumah sakit.

Dia menceritakan selama lima hari, tubuhnya demam hingga 39 derajat Celsius, dengan indera penciumannya mulai tak berfungsi. Begitu juga dengan lidahnya.

"Di hari keenam terpapar, pemindaian CT menunjukkan paru-paru saya bersih. Tiga hari setelah pemindaian, hasil sinar X memaparkan ada pneumonia ganda," kata dia.

Dr Chepurnov menjelaskan virus corona sudah tidak terdeteksi dua pekan setelah dia dirawat, dibuktikan dengan sampel di nasofaring.

Berdsarkan pengalamannya terinfeksi hingga dua kali, Dr Chepurnov menyimpulkan secara sementara bahwa herd immunity hanyalah harapan semu.

Dia meyakini virusnya bakal bertahan dalam waktu yang lama. Vaksin, kata dia, memang memberikan kekebalan. Tapi hanya sementara.

Si ilmuwan menyatakan, saat ini yang dunia butuhkan adalah vaksin yang bisa dipakai berkali-kali. Bukan sekadar vaksin rekombinan.

Dia mengatakan jika disuntik dengan vaksin berbasis vektor adenovirus, maka vaksinasi tak akan bisa diulangi karena kekebalannya bakal terus mengintervensi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com