Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menikmati Kerja, 3 WNI di Australia Belum Pensiun di Usia 70 Tahun

Kompas.com - 23/10/2020, 19:57 WIB
Aditya Jaya Iswara

Editor

Lebih dari 40 tahun masih mengemudi trem

Di usianya yang ke-70 tahun, warga Indonesia lainnya di Melbourne, Rum Ahmad juga mengaku tidak berniat pensiun.

Sejak bergabung menjadi pengemudi trem di Melbourne, Australia, pada 1977, ia tidak pernah lagi pindah kerja sampai sekarang.

"Di (perusahaan) trem memang tidak ada keharusan. Memang boleh mengajukan pensiun setelah 65 tahun, tapi kalau mau kerja terus juga boleh, hanya harus cek kesehatan tiap tahun. Kalau hasilnya sehat, boleh terus bekerja," katanya.

Pendaratan pertama Rum di Australia adalah di Darwin pada tahun 1974.

Baca juga: Gagal Beraksi, Ini Profil WNI yang Hendak Ledakkan Bom Bunuh Diri di Filipina

Tiga bulan setelah bekerja kasar di Darwin, ia pindah ke Sydney dan bekerja di pabrik plastik dan ban sebelum akhirnya pindah ke Melbourne.

Karena merasa masih kuat dan sehat hingga saat ini, Rum yang tinggal berdua dengan istrinya, memilih untuk terus bekerja.

"Jadi buat apa saya berhenti bekerja, kalau masih mampu beraktivitas?" tutur ayah empat orang anak ini.

Pria berdarah Minang ini sudah dua kali memperoleh penghargaan jam tangan emas, karena masa kerjanya yang panjang.

"Yang pertama kali saat saya 20 tahun bekerja... kemudian dapat gold watch (jam tangan emas) lagi saat saya 40 tahun bekerja," katanya kepada Hellena Souisa dari ABC Indonesia.

Karena sudah bekerja sebagai pengemudi trem selama lebih dari 40 tahun, Rum (ketiga dari kiri) dihadiahkan jam tangan emas.DOK RUM AHMAD via ABC INDONESIA Karena sudah bekerja sebagai pengemudi trem selama lebih dari 40 tahun, Rum (ketiga dari kiri) dihadiahkan jam tangan emas.
"Semua yang sudah 40 tahun bekerja dikumpulkan dan ada pestanya, tapi khusus untuk orang Indonesia yang bekerja di transportasi publik di Australia, mungkin saya yang paling lama," ujar Rum.

Menurut Rum, pekerjaannya menyenangkan, salah satunya karena sebagai pengemudi tram, ia mempunyai hak cuti selama lima minggu.

Ia juga tidak pernah merasa menerima perlakuan tidak menyenangkan dari penumpang atau diperlakukan berbeda di tempat kerja, baik karena usia atau karena latar belakangnya sebagai imigran.

Baca juga: WNI Hendak Lakukan Bom Bunuh Diri Lagi di Filipina, Terkait dengan Abu Sayyaf

"Di tempat kerja semua sama saja, kami diperlakukan sama, termasuk soal penjadwalan kerja, misalnya," kata Rum yang saat ini mendapat giliran kerja sore sampai malam hari.

"Kalau pengalaman dengan penumpang, ya ada lah misalnya penumpang yang melihat saya yang orang Asia dan marah-marah sendiri karena kami dapat pekerjaan yang enak dan mudah. Tapi ya mereka ngomel sendiri, saya diam saja sambil mendengarkan," tuturnya.

Rum mengaku sangat terbantu dalam menjalankan tugasnya karena ada sejumlah prosedur yang mengatur bagaimana mengatasi situasi-situasi tertentu, misalnya menghadapi penumpang yang mabuk atau sakit.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com