Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cara Aneh Presiden Tanzania Tangani Covid-19, Keampuhan yang Tutupi Sisi Gelap?

Kompas.com - 22/10/2020, 16:04 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

DODOMA, KOMPAS.com - Presiden Tanzania John Magufuli menerapkan cara yang aneh untuk menangani wabah virus corona di negaranya, tapi justru terlihat ampuh.

Berkat kesuksesannya ia bahkan diprediksi terpilih lagi untuk menjabat di periode kedua.

Ketika Covid-19 masuk Tanzania, Magufuli tidak menerapkan aturan untuk tetap di rumah. Dia justru menyuruh para rakyatnya ke gereja dan masjid untuk berdoa.

Baca juga: Presiden Tanzania: Kasus Virus Corona Menurun karena Doa Rakyat

"Virus corona, yang merupakan setan, tidak dapat bertahan hidup di dalam tubuh Kristus... Ia akan terbakar seketika," kata Magufuli sebagai pemeluk agama Kristen yang taat pada 22 Maret, dari altar gereja di ibu kota Tanzania, Dodoma.

Dia kemudian berpidato tentang penolakan social distancing dan pemakaian masker, serta mempertanyakan kemanjuran pengujian setelah mengirim berbagai hewan dan buah untuk diperiksa.

Magufuli sempat mengumumkan bahwa pepaya, burung puyuh, dan kambing semuanya dinyatakan positif virus corona.

Presiden berusia 60 tahun yang menjabat sejak 2015 itu juga tidak setuju dengan penutupan perekonomian, dan mengecam negara-negara tetangga karena melakukannya.

Baca juga: Pepaya dan Kambing Positif Covid-19, Presiden Tanzania Tuding Adanya Sabotase

Diberitakan BBC pada Kamis (22/10/2020), meski banyak yang menganggap cara Magufuli aneh, tapi itu memang gaya bertarungnya.

Menurut data Worldometers, sampai hari ini Tanzania mencatatkan total 509 kasus virus corona dengan 21 kematian dan 183 pasien sembuh. Tanzania menempati urutan 178 dari 217 negara dan wilayah di dunia dalam jumlah kasus virus corona.

Contoh penanganan lain yang menekan angka penularan adalah menghapus ribuan orang yang disebut "pekerja hantu" dari daftar gaji publik, dan memecat pejabat yang dianggap korup atau berkinerja buruk, di depan umum. Kadang dia juga melakukannya langsung di televisi.

Dia juga menekan pengeluaran negara agar tidak boros, membatalkan perayaan Hari Kemerdekaan untuk pertama kalinya dalam 54 tahun, dan memerintahkan kerja bakti massal bahkan dia sendiri ikut memungut sampah di luar Istana Negara.

Baca juga: Setelah Pepaya Positif Covid-19, Presiden Tanzania Kini Impor Obat Covid Organics

Dengan caranya sendiri

Magufuli menangani wabah virus corona di Tanzania dengan caranya sendiri, alih-alih ikut terpengaruh cara para pemimpin regional dan internasional lainnya.

Dia berkiblat pada presiden pertama Tanzania, Mwalimu Julius Nyerere, yang selalu berpendirian teguh.

"Bapak pendiri kami bukanlah seseorang yang diarahkan untuk diberitahu apa yang harus dilakukan... Mereka yang merancang aturan semacam ini (lockdown) terbiasa membuat arahan yang ditolak oleh pendiri kami," kata Magufuli dikutip dari BBC, merujuk pada kebiasaan Nyerere menolak nasihat negara-negara Barat.

"Saya tahu apa artinya menjadi miskin. Saya akan berusaha membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat," tambah Magufuli, yang semasa kecil tinggal di rumah dari jerami rumput dan ikut menggembalakan ternak serta menjual susu dan ikan untuk menghidupi keluarganya.

Baca juga: Di Tengah Covid-19, Presiden Tanzania Minta Rakyat Berdoa pada Tuhan

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Perbandingan Kekuatan Militer Rusia dan Ukraina

Perbandingan Kekuatan Militer Rusia dan Ukraina

Internasional
Setelah Punya Iron Dome, Israel Bangun Cyber Dome, Bagaimana Cara Kerjanya?

Setelah Punya Iron Dome, Israel Bangun Cyber Dome, Bagaimana Cara Kerjanya?

Global
Protes Pro-Palestina Menyebar di Kampus-kampus Australia, Negara Sekutu Israel Lainnya

Protes Pro-Palestina Menyebar di Kampus-kampus Australia, Negara Sekutu Israel Lainnya

Global
Apa Tuntutan Mahasiswa Pengunjuk Rasa Pro-Palestina di AS?

Apa Tuntutan Mahasiswa Pengunjuk Rasa Pro-Palestina di AS?

Internasional
Setelah Menyebar di AS, Protes Pro-Palestina Diikuti Mahasiswa di Meksiko

Setelah Menyebar di AS, Protes Pro-Palestina Diikuti Mahasiswa di Meksiko

Global
Dilanda Perang Saudara, Warga Sudan Kini Terancam Bencana Kelaparan

Dilanda Perang Saudara, Warga Sudan Kini Terancam Bencana Kelaparan

Internasional
Rangkuman Hari Ke-799 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran Rudal Rusia di 3 Wilayah | Rusia Disebut Pakai Senjata Kimia Kloropirin

Rangkuman Hari Ke-799 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran Rudal Rusia di 3 Wilayah | Rusia Disebut Pakai Senjata Kimia Kloropirin

Global
Biaya Rekonstruksi Gaza Pascaperang Bisa Mencapai Rp 803 Triliun, Terparah sejak 1945

Biaya Rekonstruksi Gaza Pascaperang Bisa Mencapai Rp 803 Triliun, Terparah sejak 1945

Global
Paus Fransiskus Teladan bagi Semua Umat dan Iman

Paus Fransiskus Teladan bagi Semua Umat dan Iman

Global
Rusia Dilaporkan Kirimkan Bahan Bakar ke Korea Utara Melebihi Batasan PBB

Rusia Dilaporkan Kirimkan Bahan Bakar ke Korea Utara Melebihi Batasan PBB

Global
Turkiye Hentikan Semua Ekspor dan Impor dengan Israel

Turkiye Hentikan Semua Ekspor dan Impor dengan Israel

Global
Lebih dari 2.000 Pengunjuk Rasa Pro-Palestina Ditangkap di Kampus-kampus AS

Lebih dari 2.000 Pengunjuk Rasa Pro-Palestina Ditangkap di Kampus-kampus AS

Global
Pelapor Kasus Pelanggaran Boeing 737 Meninggal Mendadak

Pelapor Kasus Pelanggaran Boeing 737 Meninggal Mendadak

Global
[POPULER GLOBAL] Ratusan Ribu Ikan di Vietnam Mati Kekurangan Air | Hamas Minta Gencatan Senjata Permanen

[POPULER GLOBAL] Ratusan Ribu Ikan di Vietnam Mati Kekurangan Air | Hamas Minta Gencatan Senjata Permanen

Global
Polisi Tangkapi Para Demonstran Pro-Palestina di UCLA

Polisi Tangkapi Para Demonstran Pro-Palestina di UCLA

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com