Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Cara Aneh Presiden Tanzania Tangani Covid-19, Keampuhan yang Tutupi Sisi Gelap?

Berkat kesuksesannya ia bahkan diprediksi terpilih lagi untuk menjabat di periode kedua.

Ketika Covid-19 masuk Tanzania, Magufuli tidak menerapkan aturan untuk tetap di rumah. Dia justru menyuruh para rakyatnya ke gereja dan masjid untuk berdoa.

"Virus corona, yang merupakan setan, tidak dapat bertahan hidup di dalam tubuh Kristus... Ia akan terbakar seketika," kata Magufuli sebagai pemeluk agama Kristen yang taat pada 22 Maret, dari altar gereja di ibu kota Tanzania, Dodoma.

Dia kemudian berpidato tentang penolakan social distancing dan pemakaian masker, serta mempertanyakan kemanjuran pengujian setelah mengirim berbagai hewan dan buah untuk diperiksa.

Magufuli sempat mengumumkan bahwa pepaya, burung puyuh, dan kambing semuanya dinyatakan positif virus corona.

Presiden berusia 60 tahun yang menjabat sejak 2015 itu juga tidak setuju dengan penutupan perekonomian, dan mengecam negara-negara tetangga karena melakukannya.

Diberitakan BBC pada Kamis (22/10/2020), meski banyak yang menganggap cara Magufuli aneh, tapi itu memang gaya bertarungnya.

Menurut data Worldometers, sampai hari ini Tanzania mencatatkan total 509 kasus virus corona dengan 21 kematian dan 183 pasien sembuh. Tanzania menempati urutan 178 dari 217 negara dan wilayah di dunia dalam jumlah kasus virus corona.

Contoh penanganan lain yang menekan angka penularan adalah menghapus ribuan orang yang disebut "pekerja hantu" dari daftar gaji publik, dan memecat pejabat yang dianggap korup atau berkinerja buruk, di depan umum. Kadang dia juga melakukannya langsung di televisi.

Dia juga menekan pengeluaran negara agar tidak boros, membatalkan perayaan Hari Kemerdekaan untuk pertama kalinya dalam 54 tahun, dan memerintahkan kerja bakti massal bahkan dia sendiri ikut memungut sampah di luar Istana Negara.

Dengan caranya sendiri

Magufuli menangani wabah virus corona di Tanzania dengan caranya sendiri, alih-alih ikut terpengaruh cara para pemimpin regional dan internasional lainnya.

Dia berkiblat pada presiden pertama Tanzania, Mwalimu Julius Nyerere, yang selalu berpendirian teguh.

"Bapak pendiri kami bukanlah seseorang yang diarahkan untuk diberitahu apa yang harus dilakukan... Mereka yang merancang aturan semacam ini (lockdown) terbiasa membuat arahan yang ditolak oleh pendiri kami," kata Magufuli dikutip dari BBC, merujuk pada kebiasaan Nyerere menolak nasihat negara-negara Barat.

"Saya tahu apa artinya menjadi miskin. Saya akan berusaha membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat," tambah Magufuli, yang semasa kecil tinggal di rumah dari jerami rumput dan ikut menggembalakan ternak serta menjual susu dan ikan untuk menghidupi keluarganya.

Setelah kasus pertama Covid-19 diumumkan pada 16 Maret, satu-satunya penutupan langsung adalah sekolah dan lembaga-lembaga pembelajaran. Baru sekitar sebulan kemudian kegiatan olahraga dilarang dan perbatasan ditutup.

Bus dan transportasi umum kapasitasnya dikurangi, pub dan restoran yang buka dibatasi. Direktur Badan Kesehatan Dunia (WHO) Afrika Matshidiso Moeti sempat mendung Tanzania bergerak lambat untuk menekan penyebaran virus corona.

Pasar dan tempat kerja lainnya tetap buka seperti biasa, begitu pun dengan rumah-rumah ibadah.

"Kami punya sejumlah penyakit virus, termasuk AIDS dan campak. Ekonomi kami harus diutamakan. Tidak boleh tertidur... hidup harus terus berjalan," ujar Magufuli.

"Negara-negara (di wilayah lain) Afrika akan datang ke sini untuk membeli makanan di tahun-tahun mendatang... mereka akan menderita karena mematikan perekonomiannya."

Pada awal Juni Magufuli menyatakan Tanzania "bebas virus corona", dan Kementerian Kesehatan juga mengumumkan penutupan pusat perawatan serta fasiltas karantina yang telah didirikan di seluruh negeri.

Sisi gelap

Meski penanganannya terhadap virus corona bisa dibilang berhasil, ada sisi gelap di kepemimpinan Magufuli bahwa sejumlah inisiatifnya secara perlahan akan merusak ruang demokrasi negara.

Mengingat Tanzania berhenti merilis jumlah kasus corona sejak Mei, sulit memverifikasi seberapa berhasil pendekatan mereka.

"Negara ini beroperasi dalam kegelapan data," kata analis Tanzania Aidan Eyakuze baru-baru ini, dikutip dari BBC.

Rumah sakit di seluruh Tanzania tampak beroperasi normal, meski media independen dan LSM belum bisa memastikan apakah aksesnya dibatasi. Pada Juli dokter-dokter berkata ke BBC bahwa rumah sakit tidak kewalahan.

Di Tanzania hanya sedikit yang berani menentang Magufuli dan siapa pun yang membangkang akan menghadapi konsekuensi berat.

Pernyataan presiden seringkali bersifat final, kata Zitto Kabwe pemimpin opisisi yang telah ditangkap belasan kali sejak 2016.

"Negara ingin kami tetap diam, mereka mengancam kami. Senjata terbaik kami adalah berbicara dan lebih meradikalisasi," katanya kepada kantor berita AP pada Juli.

Jika Magufuli memenangkan masa jabatan keduanya, dia berjanji akan melanjutkan pembangunan infrastruktur dan meningkatkan taraf hidup masyarakat.

Akan tetapi jika gaya pemerintahannya tidak berubah, beberapa aktivis oposisi, jurnalis independen, dan kritikus akan khawatir dengan masa depan mereka.

https://www.kompas.com/global/read/2020/10/22/160444970/cara-aneh-presiden-tanzania-tangani-covid-19-keampuhan-yang-tutupi-sisi

Terkini Lainnya

Saat Warga Swiss Kian Antusias Belajar Bahasa Indonesia...

Saat Warga Swiss Kian Antusias Belajar Bahasa Indonesia...

Global
Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Global
Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun 'Menampakkan Diri'

Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun "Menampakkan Diri"

Global
Pria India Ini Jatuh Cinta kepada Ibu Mertuanya, Tak Disangka Ayah Mertuanya Beri Restu Menikah

Pria India Ini Jatuh Cinta kepada Ibu Mertuanya, Tak Disangka Ayah Mertuanya Beri Restu Menikah

Global
Perbandingan Kekuatan Militer Rusia dan Ukraina

Perbandingan Kekuatan Militer Rusia dan Ukraina

Internasional
Setelah Punya Iron Dome, Israel Bangun Cyber Dome, Bagaimana Cara Kerjanya?

Setelah Punya Iron Dome, Israel Bangun Cyber Dome, Bagaimana Cara Kerjanya?

Global
Protes Pro-Palestina Menyebar di Kampus-kampus Australia, Negara Sekutu Israel Lainnya

Protes Pro-Palestina Menyebar di Kampus-kampus Australia, Negara Sekutu Israel Lainnya

Global
Apa Tuntutan Mahasiswa Pengunjuk Rasa Pro-Palestina di AS?

Apa Tuntutan Mahasiswa Pengunjuk Rasa Pro-Palestina di AS?

Internasional
Setelah Menyebar di AS, Protes Pro-Palestina Diikuti Mahasiswa di Meksiko

Setelah Menyebar di AS, Protes Pro-Palestina Diikuti Mahasiswa di Meksiko

Global
Dilanda Perang Saudara, Warga Sudan Kini Terancam Bencana Kelaparan

Dilanda Perang Saudara, Warga Sudan Kini Terancam Bencana Kelaparan

Internasional
Rangkuman Hari Ke-799 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran Rudal Rusia di 3 Wilayah | Rusia Disebut Pakai Senjata Kimia Kloropirin

Rangkuman Hari Ke-799 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran Rudal Rusia di 3 Wilayah | Rusia Disebut Pakai Senjata Kimia Kloropirin

Global
Biaya Rekonstruksi Gaza Pascaperang Bisa Mencapai Rp 803 Triliun, Terparah sejak 1945

Biaya Rekonstruksi Gaza Pascaperang Bisa Mencapai Rp 803 Triliun, Terparah sejak 1945

Global
Paus Fransiskus Teladan bagi Semua Umat dan Iman

Paus Fransiskus Teladan bagi Semua Umat dan Iman

Global
Rusia Dilaporkan Kirimkan Bahan Bakar ke Korea Utara Melebihi Batasan PBB

Rusia Dilaporkan Kirimkan Bahan Bakar ke Korea Utara Melebihi Batasan PBB

Global
Turkiye Hentikan Semua Ekspor dan Impor dengan Israel

Turkiye Hentikan Semua Ekspor dan Impor dengan Israel

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke