Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cara Aneh Presiden Tanzania Tangani Covid-19, Keampuhan yang Tutupi Sisi Gelap?

Kompas.com - 22/10/2020, 16:04 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Setelah kasus pertama Covid-19 diumumkan pada 16 Maret, satu-satunya penutupan langsung adalah sekolah dan lembaga-lembaga pembelajaran. Baru sekitar sebulan kemudian kegiatan olahraga dilarang dan perbatasan ditutup.

Bus dan transportasi umum kapasitasnya dikurangi, pub dan restoran yang buka dibatasi. Direktur Badan Kesehatan Dunia (WHO) Afrika Matshidiso Moeti sempat mendung Tanzania bergerak lambat untuk menekan penyebaran virus corona.

Pasar dan tempat kerja lainnya tetap buka seperti biasa, begitu pun dengan rumah-rumah ibadah.

"Kami punya sejumlah penyakit virus, termasuk AIDS dan campak. Ekonomi kami harus diutamakan. Tidak boleh tertidur... hidup harus terus berjalan," ujar Magufuli.

"Negara-negara (di wilayah lain) Afrika akan datang ke sini untuk membeli makanan di tahun-tahun mendatang... mereka akan menderita karena mematikan perekonomiannya."

Pada awal Juni Magufuli menyatakan Tanzania "bebas virus corona", dan Kementerian Kesehatan juga mengumumkan penutupan pusat perawatan serta fasiltas karantina yang telah didirikan di seluruh negeri.

Baca juga: Jamu Obat Covid-19 Madagaskar Banjir Pesanan meski Belum Terbukti Manjur

Sisi gelap

Meski penanganannya terhadap virus corona bisa dibilang berhasil, ada sisi gelap di kepemimpinan Magufuli bahwa sejumlah inisiatifnya secara perlahan akan merusak ruang demokrasi negara.

Mengingat Tanzania berhenti merilis jumlah kasus corona sejak Mei, sulit memverifikasi seberapa berhasil pendekatan mereka.

"Negara ini beroperasi dalam kegelapan data," kata analis Tanzania Aidan Eyakuze baru-baru ini, dikutip dari BBC.

Rumah sakit di seluruh Tanzania tampak beroperasi normal, meski media independen dan LSM belum bisa memastikan apakah aksesnya dibatasi. Pada Juli dokter-dokter berkata ke BBC bahwa rumah sakit tidak kewalahan.

Baca juga: Diminta Menguji Jamu Covid-19 Temuannya, Presiden Madagaskar Merasa Diremehkan

Di Tanzania hanya sedikit yang berani menentang Magufuli dan siapa pun yang membangkang akan menghadapi konsekuensi berat.

Pernyataan presiden seringkali bersifat final, kata Zitto Kabwe pemimpin opisisi yang telah ditangkap belasan kali sejak 2016.

"Negara ingin kami tetap diam, mereka mengancam kami. Senjata terbaik kami adalah berbicara dan lebih meradikalisasi," katanya kepada kantor berita AP pada Juli.

Jika Magufuli memenangkan masa jabatan keduanya, dia berjanji akan melanjutkan pembangunan infrastruktur dan meningkatkan taraf hidup masyarakat.

Akan tetapi jika gaya pemerintahannya tidak berubah, beberapa aktivis oposisi, jurnalis independen, dan kritikus akan khawatir dengan masa depan mereka.

Baca juga: Jamu Covid-19 Madagaskar Tiba di Nigeria, Presiden Belum Yakin Minum

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com