TAIPEI, KOMPAS.com - Taiwan menuntut China agar "mundur" dan menuduhnya mengancam perdamaian.
Pernyataan itu dikeluarkan Menteri Luar Negeri Taiwan Joseph Wu pada Selasa (22/9/2020) setelah seorang pejabat Beijing menolak perbatasan laut yang dihormati antara Taiwan dan China.
Wu mendesak Beijing untuk "kembali ke standar internasional yang beradab" setelah seorang juru bicara Kementerian Luar Negeri China mengatakan tidak ada yang disebut garis tengah di Selat Taiwan.
Dia menyebut garis tengah Selat Taiwan tidak ada karena menganggap Taiwan adalah bagian yang tidak terpisahkan dari China sebagaimana dilansir dari AFP.
Baca juga: Berhasil Usir Jet Tempur China, Presiden Taiwan Sebut Pilotnya Heroik
Wu mengatakan, garis tengah tersebut telah menjadi simbol untuk mencegah konflik militer dan menjaga perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan selama bertahun-tahun.
“Komentar Kementerian Luar Negeri China setara dengan menghancurkan status quo,” kata Wu kepada wartawan.
"Saya menyerukan kepada komunitas internasional untuk mengutuk PKC (Partai Komunis China) karena kata-kata dan perbuatannya yang berbahaya dan provokatif yang mengancam perdamaian ... China harus mundur," tambah Wu melalui akun Twitter-nya.
China menganggap Taiwan sebagai bagian dari wilayahnya. Dan jika diperlukan, Beijing mengatakan akan menggunakan kekerasan.
Baca juga: Jet Tempur China Terus Berseliweran, Taiwan Keluarkan Senjata Perang
Namun Taiwan berkeras menyatakan diri sebagai negara merdeka dan telah memiliki pemerintahan sendiri selama lebih dari tujuh dekade.
Beijing telah meningkatkan tekanan di pulau itu sejak Presiden Taiwan Tsai Ing-wen memenangi pemilihan umum pada 2016, yang menolak pandangan bahwa Taiwan adalah bagian dari "Satu China".
Tahun lalu, Taiwan menuduh China melanggar perjanjian tidak resmi yang telah lama dipegang setelah jet tempurnya melintasi garis tengah Selat Taiwan.
Baca juga: Media China Ancam Presiden Taiwan Bakal Dimusnahkan
Aksi China tersebut merupakan pertama kalinya dalam beberapa tahun terakhir.
Peningkatan jangkauan Washington ke Taiwan di bawah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump juga semakin memicu kemrukaan lain Beijing.
Campur tangan AS terhadap Taiwan tersebut terjadi ketika Negeri “Uncle Sam” dan Negeri “Panda” bentrok dalam berbagai masalah.
Pekan lalu, jet tempur dan pesawat pengebom China telah melanggar zona identifikasi pertahanan udara (ADIZ) Taiwan sebanyak dua kali.
Baca juga: Intensitas Ancaman China Meninggi, Taiwan Nyatakan Berhak Membalas
Pelanggaran ADIZ tersebut terjadi ketika seorang diplomat senior AS sedang berkunjung ke Taiwan yang memicu kemarahan di Beijing.
Kementerian Pertahanan Taiwan mengatakan pihaknya meluncurkan pesawat tempur lagi pada Selasa setelah dua pesawat anti-kapal selam Y-8 China memasuki ADIZ di barat daya Taiwan.
Aksi tersebut merupakan aksi kelima China terhadap Taiwan dalan enam hari terakhir.
Baca juga: Presiden Taiwan Kecam China: Eksistensi Beijing akan Membawa Ancaman
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.