Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bagikan Foto Hitler dan Simbol Nazi, Puluhan Polisi Jerman Kena Skors

Kompas.com - 19/09/2020, 21:15 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Editor

KOMPAS.com - Puluhan polisi di Jerman telah diskors dari tugas karena membagikan foto Adolf Hitler dan lukisan pengungsi di kamar gas melalui ponsel mereka.

Para petugas yang berjumlah 29 orang itu menggunakan ruang obrolan aplikasi beraliran paling-kanan untuk membagikan foto-foto swastika (simbol dalam tradisi Hindu) dan simbol Nazi, kata pejabat di North Rhine-Westphalia (NRW).

Menteri Dalam Negeri NRW Herbert Reul mengatakan tindakan itu sebagai "aib bagi polisi NRW".

Kejadian itu mengikuti beberapa insiden ekstremisme sayap kanan lainnya yang melibatkan aparat dinas keamanan Jerman.

Sebelumnya, diduga lebih dari 200 petugas polisi terlibat dalam penyerangan di 34 kantor polisi dan rumah pribadi dengan indikasi 11 tersangka utama.

Baca juga: Kisah Misteri: Franja, Rumah Sakit Gaib yang Tak Bisa Ditemukan Nazi

Didakwa menyebarkan propaganda Nazi

Para petugas tersebut diduga telah membagikan lebih dari 100 gambar neo-Nazi di grup WhatsApp.

Beberapa tersangka menghadapi dakwaan atas penyebaran propaganda Nazi dan ujaran kebencian. Yang lainnya didakwa karena tidak melaporkan tindakan rekan mereka.

"Ini adalah tindakan kebencian yang paling buruk dan menjijikkan," kata Herbert Reul yang berharap agar penyelidikan akan menemukan lebih banyak obrolan dengan konten yang menghina.

"Saya terkejut dan malu," kata Frank Richter, kepala polisi di kota Essen tempat sebagian besar tersangka bermarkas. "Tidak bisa berkata-kata lagi."

Baca juga: Rusia Khawatir Jerman Bawa-bawa Kasus Navalny dalam Proyek Kerja Sama Pipa Gas

Sejauh mana ekstremisme menyebar ke institusi kepolisian di Jerman?

Reul telah membentuk tim untuk menyelidiki sejauh mana tindakan ekstremisme menyebar di dalam polisi negara bagian.

"Ekstremis sayap kanan dan neo-Nazi sama sekali tidak memiliki tempat di polisi Rhine-Westphalia Utara, polisi kami," katanya, dan pihak berwenang harus menunjukkan "profil politik yang sangat jelas" yang menolak kelompok sayap kanan.

Polisi dan dinas keamanan Jerman menghadapi tuduhan tidak berbuat cukup dan tegas dalam membasmi para ekstremis di dalam barisan mereka.

Baca juga: Psikolog dari Harvard Sebut Kemaluan dan Kejiwaan Adolf Hitler Bermasalah

Mengirim email ancaman ke imigran dan warga peranakan Turki

Pada Juli lalu, jaksa penuntut mengatakan telah menangkap seorang mantan petugas polisi dan istrinya yang dicurigai mengirimkan ancaman kepada tokoh-tokoh terkenal berlatar belakang imigran, termasuk beberapa anggota parlemen dari etnis Turki.

Email tersebut ditandatangani dengan "NSU 2.0", mengacu pada geng neo-Nazi "National Socialist Underground", yang melakukan 10 pembunuhan rasis antara tahun 2000 dan 2007.

Skandal tersebut telah membuat kepala polisi negara bagian Hesse Udo Münch mengundurkan diri setelah diketahui bahwa komputer polisi digunakan untuk mengetahui rincian politisi sayap kiri yang kemudian menerima salah satu email yang mengancam itu.

Sementara itu, pada bulan Juni, menteri pertahanan Jerman memerintahkan pembubaran sebagian pasukan komando elit KSK karena munculnya kritikan atas adanya ekstremisme sayap kanan di jajarannya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

AS Menentang Penyelidikan ICC atas Tindakan Israel di Gaza, Apa Alasannya?

AS Menentang Penyelidikan ICC atas Tindakan Israel di Gaza, Apa Alasannya?

Global
Saat Mahasiswa Columbia University Tolak Bubarkan Diri dalam Protes Pro-Palestina dan Tak Takut Diskorsing... 

Saat Mahasiswa Columbia University Tolak Bubarkan Diri dalam Protes Pro-Palestina dan Tak Takut Diskorsing... 

Global
ICC Isyaratkan Keluarkan Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu, Israel Cemas

ICC Isyaratkan Keluarkan Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu, Israel Cemas

Global
[POPULER GLOBAL] Bom Belum Meledak di Gaza | Sosok Penyelundup Artefak Indonesia

[POPULER GLOBAL] Bom Belum Meledak di Gaza | Sosok Penyelundup Artefak Indonesia

Global
Pria Ini Memeluk 1.123 Pohon dalam Satu Jam, Pecahkan Rekor Dunia

Pria Ini Memeluk 1.123 Pohon dalam Satu Jam, Pecahkan Rekor Dunia

Global
Ukraina Gagalkan 55 Serangan Rusia di Donetsk

Ukraina Gagalkan 55 Serangan Rusia di Donetsk

Global
Datangi Arab Saudi, Menlu AS Bujuk Normalisasi Hubungan dengan Israel

Datangi Arab Saudi, Menlu AS Bujuk Normalisasi Hubungan dengan Israel

Global
Saat Bangladesh Liburkan Sekolah secara Nasional karena Gelombang Panas...

Saat Bangladesh Liburkan Sekolah secara Nasional karena Gelombang Panas...

Global
Sepak Terjang Alexei Navalny, Pemimpin Oposisi Rusia yang Tewas di Penjara

Sepak Terjang Alexei Navalny, Pemimpin Oposisi Rusia yang Tewas di Penjara

Internasional
Bendungan Runtuh Akibat Hujan Lebat di Kenya Barat, 40 Orang Tewas

Bendungan Runtuh Akibat Hujan Lebat di Kenya Barat, 40 Orang Tewas

Global
3 Wanita Mengidap HIV Setelah Prosedur 'Facial Vampir' di New Mexico

3 Wanita Mengidap HIV Setelah Prosedur "Facial Vampir" di New Mexico

Global
Hamas Luncurkan Roket ke Israel dari Lebanon

Hamas Luncurkan Roket ke Israel dari Lebanon

Global
PM Singapura Lee Hsien Loong Puji Jokowi: Kontribusinya Besar Bagi Kawasan

PM Singapura Lee Hsien Loong Puji Jokowi: Kontribusinya Besar Bagi Kawasan

Global
Sejak Apartheid Dihapuskan dari Afrika Selatan, Apa Yang Berubah?

Sejak Apartheid Dihapuskan dari Afrika Selatan, Apa Yang Berubah?

Internasional
Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com