Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Disuruh Lompat Jongkok 100 Kali sebagai Hukuman, Bocah Ini Sakit dan Meninggal

Kompas.com - 12/09/2020, 19:38 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

BANGKOK, KOMPAS.com - Seorang bocah 13 tahun di Thailand dilaporkan sakit dan meninggal, setelah dia disuruh lompat jongkok hingga 100 kali sebagai hukuman.

Potay Suriyawt Jiwakano, pelajar asal Samut Songkhram, awalnya tidak masuk kelas selama tiga hari karena sakit, dan baru kembali di hari keempat.

Meski masih merasa tidak enak badan, Potay memaksakan diri untuk bersekolah. Karena itu, dia membawa surat keterangan dari dokter.

Baca juga: Ngetem di Depan Stasiun Manggarai, Sopir Bajaj Dihukum Lompat Jongkok

Hanya saja, si guru di Sekolah Thawaranukun menghukumnya agar melakoni lompat jongkok. Karena dia ditengara tak mengerjakan tugas.

Bocah 13 tahun itu dilaporkan kesusahan untuk menyelesaikan hukuman mengingat dia baru saja sembuh dari sakit, kata keluarga Potay.

Setelah melakoni hukumanya, Potay kembali sakit pada 4 September dan terpaksa merawat dirinya sendiri karena orangtuanya tengah bekerja.

Potay disebut ditinggalkan di rumah bersama adiknya, di mana kedua orangtuanya baru pulang dari bekerja pada pagi harinya.

Betapa kagetnya orangtua Potay ketika mereka memeriksanya pada 5 September, dan mendapati bahwa dia sudah meninggal dunia.

Dikutip Daily Mirror Jumat (11/9/2020), orangtua Potay segera menelepon paramedis, yang menyatakan anak itu meninggal saat mereka sampai.

Baca juga: Bolos Sekolah, 16 Siswa Diberi Sanksi Jalan Jongkok dan Hormat Bendera

Dokter menyakini, remaja itu meninggal dalam tidur karena mengalami gagal jantung pada pukul 03.00, satu jam sebelum ayah dan ibunya pulang.

Pihak Sekolah Thawaranukun kemudian menelepon keluarga remaja itu. Mereka meminta maaf dan bertanggung jawab atas insiden tersebut.

Sekolah menyatakan, guru yang memberikan hukuman kepada anak itu bakal menjalani pemeriksaan sebelum diputuskan apakah bakal dilaporkan ke polisi.

Pramot Eiamsuksai, paman anak itu menuturkan keluarganya sangat sedih karena si keponakan kehilangan nyawanya hanya karena kesalahan kecil.

"Pihak sekolah sepakat untuk memberikan ganti rugi atas kematian Potay, dan bersedia menanggung biaya yang keluar," jelas Pramot.

Dia pun berharap kasus ini bisa menjadi pelajaran di Thailand, agar tak ada lagi guru yang sewenang-wenang menghukum muridnya.

Baca juga: Basuki: Telat Pakai ERP, Jakarta Loncat Kodok soal Teknologi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

Global
143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

Global
AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

Global
[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

Global
Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Global
Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Global
Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Global
Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Global
100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

Global
Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Global
Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Global
Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Global
Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Global
Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Global
PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com