Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hasil Penelitian Mendorong untuk Diciptakannya Vaksin Virus Corona Dibedakan Sesuai Jenis Kelamin

Kompas.com - 28/08/2020, 01:57 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber Daily Mail

NEW HAVEN, KOMPAS.com - Tim peneliti dari Universitas Yale, di New Haven, Connecticut mengusulkan perlu adanya jenis vaksin virus corona berbeda untuk pria dan wanita.

Usulan tersebut berangkar dari hasil penelitian yang ditemukan, bahwa pria dan wanita memiliki kecenderungan respons kekebalan yang berbeda.

Melansir Daily Mail pada Rabu (26/8/2020), dalam penelitian tersebut dikatakan bahwa pria cenderung memiliki respons kekebalan yang lebih lemah dibandingkan wanita.

Produksi jenis sel kekebalan untuk membunuh virus dan melawan peradangan tidak sama atau lebih baik dari wanita.

Baca juga: Virus Corona Masuk Pedalaman India, Suku Paling Terisolasi di Dunia Terancam Kena

Sistem kekebalan wanita memiliki respons yang kuat, yang tidak menurun seiring bertambahnya usia, seperti yang terlihat pada pria.

"Kami sekarang memiliki data jelas yang menunjukkan bahwa kekebalan pada pasien Covid-19 sangat berbeda antara jenis kelamin, dan bahwa perbedaan ini dapat mendasari peningkatan kerentanan penyakit pada pria," kata penulis senior Dr Akiko Iwasaki, seorang profesor imunologi di Kedokteran, Yale University School, dalam sebuah pernyataan.

Tim dari Universitas Yale, di New Haven, Connecticut, mengatakan temuan tersebut menawarkan beberapa petunjuk dalam perbedaan antara jenis kelamin.

Baca juga: Virus Corona Makin Parah di Korsel, Parlemen Tutup dan Pejabat Karantina Mandiri

Selain itu, berdasarkan penelitian tersebut, pria dan wanita mungkin memerlukan jenis vaksin dan perawatan virus corona yang berbeda.

"Secara kolektif, data ini menunjukkan bahwa kami memerlukan strategi yang berbeda untuk memastikan bahwa perawatan dan vaksin sama efektifnya untuk wanita dan pria," ujar Iwasaki.

Di seluruh dunia, pria ini telah menyumbang sekitar 60 persen kematian akibat Covid-19. Masing-masing negara juga melaporkan keadaan serupa.

Baca juga: Virus Corona Makin Parah di Korsel, Parlemen Tutup dan Pejabat Karantina Mandiri

Di Inggris, para peneliti yang mempelajari 17 juta orang dewasa menemukan bahwa pria dapat terinfeksi virus hampir 2 kali lipat risiko kematian akibat virus dibandingkan wanita.

Sementara, dari China, tempat krisis dimulai, menunjukkan bahwa setidaknya dua pertiga pasien yang meninggal adalah laki-laki.

Namun, mengapa populasi pria terpukul lebih keras masih belum jelas.

Untuk penelitian yang dipublikasikan di jurnal Nature, tim mengamati 17 pria dan 22 wanita yang dirawat di Rumah Sakit Yale-New Haven antara 18 Maret dan 9 Mei, dan yang dinyatakan positif terkena virus corona.

Iwasaki mengatakan kepada The New York Times bahwa pasien yang menggunakan ventilator atau obat yang memengaruhi sistem kekebalan, dikecualikan "untuk memastikan bahwa kami mengukur respons kekebalan alami terhadap virus."

Baca juga: Usain Bolt Positif Virus Corona, Polisi Jamaika Bakal Selidiki Pesta Ulang Tahunnya

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com