Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Roket Hantam Istana Presiden Afghanistan, Kepala Polisi Kabul Dipecat

Kompas.com - 24/08/2020, 09:26 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

KABUL, KOMPAS.com - Kepala polisi Kabul ibu kota Afghanistan dipecat, buntut dari serangan yang terjadi di Istana Presiden pekan lalu.

Pengumuman itu disampaikan Kementerian Dalam Negeri Afghanistan pada Minggu (23/8/2020).

Selain serangan di Istana Presiden, rangkaian insiden pengeboman skala kecil juga terjadi di ibu kota negara.

Baca juga: 14 Roket Hantam Ibu Kota Afghanistan di Hari Kemerdekaan Ke-101

Juru Bicara Kemendagri Afghanistan Tareq Arian berkata ke kantor berita AFP, pihak berwenang telah memecat Ammanullah Wahidi yang mengawasi keamanan di Kabul dan distrik-distrik sekitarnya.

Setidaknya dua pejabat keamanan tingkat menengah lainnya juga dipecat, atas "meningkatnya ketidakamanan" di ibu kota.

Pejabat keamanan tinggi lainnya juga mengonfirmasi pencopotan Wahidi.

"Orang-orang khawatir dan presiden kecewa atas serangan-serangan ini," kata pejabat itu ke AFP tanpa menyebut nama.

"Akan ada lebih banyak perubahan dalam kepemimpinan keamanan Kabul segera."

Baca juga: Jelang Perundingan Damai, Afghanistan Mulai Bebaskan 400 Tahanan Taliban

Saat perayaan Hari Kemerdekaan pada Selasa (18/8/2020), setidaknya 3 orang tewas dan 19 lainnya luka-luka setelah lebih dari selusin roket ditembakkan ke zona pemerintahan yang dijaga ketat.

Di wilayah itu bercokol kantor-kantor kedutaan asing dan instalasi pemerintah lainnya.

Istana presiden terkena ledakan, dan beberapa anggota pasukan keamanan elite presiden juga terluka.

Serangan itu terjadi ketika Kabul diguncang serangkaian serangan bom perekat, yang kerap dipasang di kendaraan dengan magnet dan digunakan untuk menargetkan pasukan keamanan.

Baca juga: AS Akan Sisakan Kurang dari 5.000 Tentara di Afghanistan Akhir November

Pada Sabtu (22/8/2020) para pihak berwenang mengatakan, setidaknya empat bom magnet meledak di Kabul dan menewaskan sedikitnya satu pejabat keamanan dan melukai enam lainnya termasuk warga sipil.

Tidak ada kelompok yang mengklaim serangan-serangan itu, tetapi Kemendagri Afghanistan terus mengarahkan telunjuk ke Taliban.

Tareq Arian juru bicara Kemendagri mengatakan, lebih dari 100 alat peledak yang diimprovisasi (IED), termasuk bom perekat, telah diledakkan di Afghanistan dalam dua minggu terakhir.

Kemudian pada Minggu (23/8/2020) setidaknya 7 warga sipil tewas di Provinsi Ghazni setelah IED meledakkan kendaraan mereka, menurut Juru Bicara Gubernur Wahedullah Jumazada.

Kantor berita AFP coba menghubungi juru bicara Taliban, tapi tidak bisa dimintai komentar.

Baca juga: Serangan Berdarah ISIS di Afghanistan, 29 Tewas dan Ratusan Tahanan Kabur

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Remaja 16 Tahun di Australia Ditembak di Tempat setelah Lakukan Serangan Pisau

Remaja 16 Tahun di Australia Ditembak di Tempat setelah Lakukan Serangan Pisau

Global
Sempat Jadi Korban AI, Warren Buffett Beri Pesan Serius

Sempat Jadi Korban AI, Warren Buffett Beri Pesan Serius

Global
Kompetisi Band Metal Kembali Digelar di Jeddah

Kompetisi Band Metal Kembali Digelar di Jeddah

Global
Di KTT OKI Gambia, Menlu Retno: Negara Anggota OKI Berutang Kemerdekaan kepada Rakyat Palestina

Di KTT OKI Gambia, Menlu Retno: Negara Anggota OKI Berutang Kemerdekaan kepada Rakyat Palestina

Global
Warga Palestina Berharap Perang Berakhir, Tapi Pesimis Gencatan Senjata Cepat Terwujud

Warga Palestina Berharap Perang Berakhir, Tapi Pesimis Gencatan Senjata Cepat Terwujud

Global
Politikus Muslim Sadiq Khan Menang Pemilihan Wali Kota London untuk Kali Ketiga

Politikus Muslim Sadiq Khan Menang Pemilihan Wali Kota London untuk Kali Ketiga

Global
Hamas Tuntut Gencatan Senjata Abadi, Israel: Itu Menghambat Proses Negosiasi

Hamas Tuntut Gencatan Senjata Abadi, Israel: Itu Menghambat Proses Negosiasi

Global
Makna di Balik Lagu Pop Propaganda Korea Utara yang Ternyata banyak Disukai Pengguna TikTok

Makna di Balik Lagu Pop Propaganda Korea Utara yang Ternyata banyak Disukai Pengguna TikTok

Global
Rangkuman Hari Ke-801 Serangan Rusia ke Ukraina: Rusia Resmi Buru Zelensky | Ukraina Tembak Sukhoi Su-25

Rangkuman Hari Ke-801 Serangan Rusia ke Ukraina: Rusia Resmi Buru Zelensky | Ukraina Tembak Sukhoi Su-25

Global
China Luncurkan Chang'e-6 ke Sisi Jauh Bulan, Ini Misinya

China Luncurkan Chang'e-6 ke Sisi Jauh Bulan, Ini Misinya

Global
Rangkuman Terjadinya Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa di 8 Negara

Rangkuman Terjadinya Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa di 8 Negara

Global
Rusia Masukkan Presiden Zelensky ke Dalam Daftar Orang yang Diburu

Rusia Masukkan Presiden Zelensky ke Dalam Daftar Orang yang Diburu

Global
[UNIK GLOBAL] Viral Pria India Nikahi Ibu Mertua | Galon Air Jadi Simbol Baru Protes Pro-Palestina

[UNIK GLOBAL] Viral Pria India Nikahi Ibu Mertua | Galon Air Jadi Simbol Baru Protes Pro-Palestina

Global
Rusia Jatuhkan 4 Rudal Jarak Jauh ATACMS Buatan AS yang Ditembakkan Ukraina

Rusia Jatuhkan 4 Rudal Jarak Jauh ATACMS Buatan AS yang Ditembakkan Ukraina

Global
Kelompok Bersenjata di Gaza Rampok Bank Palestina Rp 1,12 Triliun

Kelompok Bersenjata di Gaza Rampok Bank Palestina Rp 1,12 Triliun

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com