Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kudeta Mali: Militer Mau Bebaskan Presiden, tapi Minta Berkuasa 3 Tahun

Kompas.com - 24/08/2020, 08:13 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

BAMAKO, KOMPAS.com - Kelompok junta militer yang melakukan kudeta pemerintahan di Mali bersedia membebaskan presiden yang mereka culik, tapi ada syaratnya.

Mereka ingin ada badan transisi yang dipimpin militer berkuasa selama 3 tahun sebagai syarat pembebasan Presiden Ibrahim Boubacar Keita.

Keterangan itu disampaikan seorang sumber dalam delegasi Afrika Barat yang berkunjung ke sana pada Minggu (23/8/2020).

Baca juga: Kudeta Mali: Presiden Mundur Usai Diculik, Tentara Akan Adakan Pemilu

"Junta telah menegaskan bahwa mereka menginginkan transisi tiga tahun untuk meninjau kembali fondasi negara Mali."

"Transisi ini akan diarahkan oleh sebuah badan yang dipimpin seorang tentara, yang juga akan menjadi kepala negara," kata sumber di delegasi ECOWAS ibu kota Bamako, kepada kantor berita AFP.

"Pemerintah juga sebagian besar akan diisi tentara" dalam usulan junta, kata sumber yang tak mau disebut namanya itu.

Baca juga: Presiden Mali Ibrahim Boubacar Keïta Mundur Setelah Kena Kudeta, Apa Pemicunya?

Lebih lanjut ia menambahkan, junta setuju untuk "membebaskan Presiden Keita" yang ditahan bersama para pemimpin politik lainnya sejak kudeta pada Selasa (18/8/2020), dan dia "akan pulang ke rumahnya" di Bamako.

"Dan jika dia ingin bepergian ke luar negeri untuk berobat, itu bukan masalah," imbuh sumber ECOWAS dikutip dari AFP.

Perdana Menteri Boubou Cisse yang ditahan bersama Keita di pangkalan milter luar ibu kota, akan dipindahkan ke tempat tinggal yang aman di kota itu, lanjut sumber tersebut.

Baca juga: Disandera Tentara Pemberontak, Presiden Mali Mengundurkan Diri: Apakah Saya Punya Pilihan?

Kemudian seorang pejabat junta mengonfirmasi ke AFP, benar bahwa mereka telah memutuskan nasib Keita dan Cisse, serta bahwa "transisi tiga tahun akan dilakukan dengan presiden militer dan pemerintahan yang sebagian besar terdiri dari militer".

Kudeta terjadi usai gelombang demonstrasi yang terjadi berbulan-bulan menyerukan Keita mundur, karena kekecewaan publik atas pemberontakan kelompok milisi yang brutal di sana dan ekonomi yang kolaps.

Meski mendapat kecaman dunia, ribuan pendukung oposisi merayakan penggulingan presiden di jalan-jalan Bamako.

Baca juga: Desa di Mali Diserang dan Dibakar, 26 Orang Tewas

Junta berkata, pihaknya "menyelesaikan pekerjaan" para pengunjuk rasa dan berjanji menggelar pemilu "dalam waktu yang tepat".

Namun negara-negara tetangga Mali meminta Keita tetap menjabat, dengan mengatakan tujuan kunjungan delegasi dari blok regional ECOWAS adalah untuk membantu "segera memastikan kembalinya tatanan konstitusional".

Kudeta pada Selasa pekan lalu adalah yang kedua kalinya di Mali dalam 8 tahun terakhir.

Kekhawatiran tentang stabilitas regional lalu meningkat, karena kelompok milisi kini juga menjadi ancaman negara tetangga yakni Niger dan Burkina Faso.

Baca juga: Asyik Bersafari di Afrika, Turis Ini Lengannya Robek Diserang Singa

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

3 Wanita Mengidap HIV Setelah Prosedur 'Facial Vampir' di New Mexico

3 Wanita Mengidap HIV Setelah Prosedur "Facial Vampir" di New Mexico

Global
Hamas Luncurkan Roket ke Israel dari Lebanon

Hamas Luncurkan Roket ke Israel dari Lebanon

Global
PM Singapura Lee Hsien Loong Puji Jokowi: Kontribusinya Besar Bagi Kawasan

PM Singapura Lee Hsien Loong Puji Jokowi: Kontribusinya Besar Bagi Kawasan

Global
Sejak Apartheid Dihapuskan dari Afrika Selatan, Apa Yang Berubah?

Sejak Apartheid Dihapuskan dari Afrika Selatan, Apa Yang Berubah?

Internasional
Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Global
Punggung Basah dan Kepala Pusing, Pelajar Filipina Menderita akibat Panas Ekstrem

Punggung Basah dan Kepala Pusing, Pelajar Filipina Menderita akibat Panas Ekstrem

Global
Anak Muda Korsel Mengaku Siap Perang jika Diserang Korut

Anak Muda Korsel Mengaku Siap Perang jika Diserang Korut

Global
Demonstran Pro-Palestina di UCLA Bentrok dengan Pendukung Israel

Demonstran Pro-Palestina di UCLA Bentrok dengan Pendukung Israel

Global
Sepak Terjang Subhash Kapoor Selundupkan Artefak Asia Tenggara ke New York

Sepak Terjang Subhash Kapoor Selundupkan Artefak Asia Tenggara ke New York

Global
Penyebab Kenapa Menyingkirkan Bom yang Belum Meledak di Gaza Butuh Waktu Bertahun-tahun

Penyebab Kenapa Menyingkirkan Bom yang Belum Meledak di Gaza Butuh Waktu Bertahun-tahun

Global
30 Tahun Setelah Politik Apartheid di Afrika Selatan Berakhir

30 Tahun Setelah Politik Apartheid di Afrika Selatan Berakhir

Internasional
Rangkuman Hari Ke-795 Serangan Rusia ke Ukraina: Buruknya Situasi Garis Depan | Desa Dekat Avdiivka Lepas

Rangkuman Hari Ke-795 Serangan Rusia ke Ukraina: Buruknya Situasi Garis Depan | Desa Dekat Avdiivka Lepas

Global
Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Global
[KABAR DUNIA SEPEKAN] Tabrakan Helikopter Malaysia | Artefak Majapahit Dicuri

[KABAR DUNIA SEPEKAN] Tabrakan Helikopter Malaysia | Artefak Majapahit Dicuri

Global
Bangladesh Liburkan 33 Murid dan Mahasiswa karena Cuaca Panas

Bangladesh Liburkan 33 Murid dan Mahasiswa karena Cuaca Panas

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com