Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ledakan Lebanon, di Mana Negara Lain Menyimpan Amonium Nitrat?

Kompas.com - 11/08/2020, 22:06 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Editor

BEIRUT, KOMPAS.com - Menyusul kerusakan yang disebabkan ledakan karena amonium nitrat di pelabuhan Beirut pada Selasa (4/0)/2020, ada kekhawatiran secara global mengenai penyimpanan bahan kimia tersebut.

Bahan kimia ini umum digunakan di seluruh dunia sebagai pupuk pertanian atau bahan peledak di sektor pertambangan.

Namun, ada aturan yang ketat mengenai tempat penyimpanan amonium nitrat dan lama waktu penyimpanan.

Baca juga: Sepekan Setelah Ledakan Dahsyat di Lebanon, Menyisakan Trauma pada Anak-anak

Akan tetapi lokasi penyimpanannya sering kali dirahasiakan karena berpotensi digunakan sebagai bahan dasar membuat bom.

India

Jumlah amonium nitrat di India diketahui hampir mencapai 740 ton yang disimpan dalam 37 peti kemas. Tempat penyimpanan ini berjarak 700 meter dari area pemukiman warga sekitar, 20 kilometer di luar Chennai, salah satu kota terbesar di India.

Bahan kimia berbentuk padatan putih seperti kristal ini berada di sana hampir lima tahun lalu, selagi otoritas negara bagian selatan Tamil Nadu berusaha menggugat perusahaan yang mengimpor bahan tersebut dari Korea Selatan pada 2015, yang diklaim untuk tujuan pertanian.

Baca juga: Kronologi 10 Bulan Krisis Lebanon: Ekonomi Kolaps, Demo Besar, dan Mundurnya Para Menteri

Pengiriman barang ini telah ditolak dalam proses bea cukai.

Penyelidikan mengungkapkan perusahaan:

  • Memperoleh barang di bawah lisensi yang tidak valid.
  • Menjual kepada "individu yang belum teridentifikasi" dan perusahan-perusahaan yang sebelumnya terlibat dalam pertambangan.

Sebagian kecil telah hilang karena tersapu banjir besar pada 2015. Dan sisanya sebanyak 697 ton saat ini sudah dilelang dan dikirim ke negara bagian tetangga Telangana.

Yaman

Jaksa agung negara yang saat ini dilanda perang saudara itu telah memerintahkan penyelidikan setelah media massa melaporkan dugaan 100 peti kemas berisi amonium nitrat telah disimpan di Pelabuhan Aden.

Mereka mengatakan, bahan kimia tersebut diimpor tiga tahun lalu dan disita oleh pasukan pimpinan Arab Saudi yang menyokong pemerintahan yang diakui PBB.

Gubernur Aden, Tariq Salam, mengatakan: "Pasukan yang dikerahkan ke pelabuhan telah bertanggung jawab atas penyimpanan kargo berbahaya ini, yang diperkirakan termasuk 4.900 ton amonium nitrat disimpan di dalam 130 peti kemas kapal."

Baca juga: Demo juga Pecah di AS, Tuntut Konjen dan Pemerintah Lebanon Mundur

Tapi Pemerintah Yaman di pelabuhan Aden mengatakan kontainer-kontainer tersebut sebenarnya digunakan untuk menyimpan "pupuk organik, digunakan sebagai pupuk untuk pertanian."

"Material ini bukan bahan peledak atau pun radioaktif," katanya.

"Dan ini tidak ada larangan untuk mengelola dan menyimpannya."

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

Global
143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

Global
AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

Global
[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

Global
Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Global
Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Global
Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Global
Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Global
100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

Global
Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Global
Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Global
Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Global
Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Global
Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Global
PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com