Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Akibat Ledakan Besar di Lebanon 300.000 Penduduk Kehilangan Rumah

Kompas.com - 05/08/2020, 20:48 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber Aljazeera

BEIRUT, KOMPAS.com - Gubernur Beirut, Marwan Abboud mengatakan ledakan besar yang berpusat di pelabuhan Beirut, Lebanon mengakibatkan sekitar 300.000 penduduk setempat kehilangan rumah.

Melansir Al Jazeera pada Rabu (5/8/2020), nilai kerusakan rumah akibat ledakan besar itu mencapai sekitar 3-5 miliar dollar AS (Rp 43,7 triliun - Rp 72,8 triliun).

Baca juga: Pejabat Kementerian Pertahanan AS Tolak Klaim Trump Soal Ledakan Besar di Beirut, Lebanon

Abboud mengatakan sementara 300.000 orang telah kehilangan rumahnya, pemerintah yang berwenang tengah mengupayakan penyediaan makanan, air, dan tempat tinggal bagi masyarakat yang terdampak.

Sementara sebelumnya, Presiden Lebanon, Michel Aoun mengumumkan bahwa pemerintahannya akan mengalokasikan dana darurat sebesar 66 juta dollar AS (Rp Rp 961,9 miliar) untuk mengatasi bencana ledakan besar yang terjadi di Beirut, Lebanon, pada Selasa (4/8/2020).

Aoun menyerukan pertemuan kabinet darurat pada Rabu (5/8/2020) dan mengatakan Beirut, Lebanon dalam status darurat selama dua minggu.

Baca juga: Israel Bantah Terlibat dalam Ledakan di Beirut, Lebanon

Kemudian, Perdana Menteri Lebanon, Hassan Diab meminta hari berkabung pada Rabu selama 3 hari ke depan.

Ledakan besar yang menjadi bencana di Beirut, Lebanon ini telah menewaskan sedikitnya 100 orang dan sekitar 4.000 orang alami luka-luka.

Ledakan yang terjadi telah mengacaukan seluruh kota. Kerusakan meluas hingga pinggiran ibu kota Lebanon.

Dengan melihat kerusakan yang ada, para pejabat memperkirakan jumlah korban tewas akan bertambah seiring dengan upaya para pekerja darurat menggali reruntuhan untuk mencari para korban.

Baca juga: Seperti Inilah Kondisi Beirut, Lebanon, Setelah Ledakan yang Tewaskan 100 Orang

Persediaan makanan

Akibat dari ledakan besar yang terjadi di Beirut, Lebanon, silo utama untuk menyimpan biji-bijian bahan makanan masyarakat hancur. Cadangan makanan biji-bijian pun diperkirakan hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan kurang dari sebulan.

Namun, menurut Menteri Ekonomi dan Perdagangan Lebanon, Raoul Nehme masih ada ketersediaan pasokan gandum yang cukup untuk memenuhi kebutuhan makanan masyarakat dan menghindari krisis.

Baca juga: Korban Tewas Ledakan di Beirut, Lebanon, Telah Mencapai 100 Orang

"Tidak ada krisis roti atau tepung," kata Nehme.

"Kami memiliki cukup persediaan dan kapal dalam perjalanan mereka untuk memenuhi kebutuhan makanan masyarakat Lebanon dalam jangka panjang."

Dia mengatakan cadangan biji-bijian di silo yang tersisa di Lebanon "sedikit kurang dari sebulan", tetapi ia mengatakan silo yang hancur hanya menampung 15.000 ton biji-bijian pada saat itu. Angkanya jauh lebih kecil dari kapasitas 120.000 ton.

Baca juga: 7 Fakta Ledakan di Beirut, Lebanon, Setara Seperlima Ledakan di Hiroshima

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com