Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 05/08/2020, 16:29 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber Daily Mail

BEIRUT, KOMPAS.com - Sebuah foto memperlihatkan kondisi Beirut, ibu kota Lebanon, setelah dua ledakan yang menewaskan 100 orang dan melukai ribuan lainnya.

Tim penyelamat bekerja sepanjang malam hingga Rabu pagi waktu setempat (5/8/2020), mencai korban dalam insiden yang meluluhlantakkan ibu kota.

Daya rusak karena ledakan itu disebut mirip dengan gempa bumi, di mana ribuan orang tak punya rumah, dengan ribuan lainnya dilarikan ke rumah sakit.

Baca juga: 7 Fakta Ledakan di Beirut, Lebanon, Setara Seperlima Ledakan di Hiroshima

Gubernur Marwan Abboud sampai menangis ketika dia meninjau lokasi kejadian. "Beirut kini sudah menjadi kota yang hancur," isaknya.

Marwan Ramadan berada sekitar 450 meter dari ground zero. Meski begitu, dia mengaku sampai terempas karena angin yang dihasilkan oleh ledakan.

"Ini benar-benar momen yang mengerikan. Saya belum pernah melihat yang seperti ini sejak perang berkecamuk," kata Ramadan dilansir Daily Mail.

Pada Selasa malam (4/8/2020), penduduk yang berlumuran darah berkeliaran dan menangis sembari mengamati reruntuhan di sekitar mereka.

Rami Rifai, yang dua putrinya harus dirawat karena terluka mengemukakan, dia mengaku dampak ini lebih besar dari berbagai krisis yang pernah mereka hadapi.

Dikutip AFP, teknisi berusia 38 tahun tersebut menuturkan Lebanon sudah melalui mulai dari perang saudara (1975-1990), krisis ekonomi, hingga virus corona.

"Saya kira kami tak akan melewati yang lebih buruk lagi. Tapi, saya tak yakin bagaimana negara ini bisa bangkit kembali," keluhnya.

Baca juga: Ringkasan Ledakan yang Mengguncang Beirut, Lebanon, dari Jumlah Korban hingga Dugaan Penyebabnya

Di daerah yang dekat dengan pelabuhan, dampak karena konflik sipil puluhan tahun silam bisa dicapai hanya dalam beberapa detik karena peristiwa itu.

Mar Mikhail, yang tempat tinggalnya paling terdampak ledakan, mengungkapkan melihat mayat di jalan, di mana dia menduga mereka jatuh dari balkon.

Perdana Menteri Hassan Diab menyebut insiden tersebut sebagai "tak bisa diterima", dan berjanji bakal menggelar penyelidikan.

Apalagi setelah 2.750 ton amonium nitrat, bahkan kimia yang bisa dipakai sebagai pupuk maupun peledak, disinyalir sebagai penyebab utamanya.

Barang tersebut dilaporkan disimpan di gudang pelabuhan selama enam tahun terakhir. "Mereka yang bertanggung jawab atas bencana ini bakal membayar akibatnya," janjinya.

Pesan belasungkawa maupun dukungan berdatangan dari seluruh dunia untuk Lebanon, yang ekonominya sudah kolaps karena belitan utang luar negeri pada awal tahun ini.

Baca juga: Pemerintah Lebanon Siapkan Dana Darurat 66 Juta Dollar AS untuk Tangani Ledakan Besar di Beirut

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Sumber Daily Mail

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com