Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Trump Minta Pelaku Bom Boston Marathon Dihukum Mati

Kompas.com - 03/08/2020, 13:53 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber AFP

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Presiden AS Donald Trump menyatakan, dia meminta agar pelaku bom Boston Marathon kembali dijatuhi hukuman mati.

Pernyataan itu dia sampaikan setelah vonis mati yang diterima oleh Dzhokhar Tsarnaev dibatalkan oleh pengadilan banding AS.

"Tentunya tidak ada yang lebih pantas menerima hukuman mati selain pelaku bom Boston Marathon," kata Trump dalam kicauannya di Twitter.

Baca juga: Hukuman Mati Pelaku Bom Boston Marathon Dibatalkan

Presiden 74 tahun itu berkata, karena perbuatan Tsarnaev dan saudaranya, Tamerlan, banyak orang yang menjadi korban baik tewas maupun terluka.

Setidaknya tiga orang tewas dan lebih dari 260 orang terluka setelah Tsarnaev bersaudara menempatkan peledak rakitan di dekat garis finis.

"Pemerintah federal seharusnya kembali menuntut hukuman mati dalam sidang ulang. Negara ini tak boleh membatalkannya," tegasnya dikutip AFP Minggu (2/8/2020).

Dzhokhar Tsarnaev mendapatkan vonis mati pada 2015. Adapun kakaknya tewas ketika terlibat dalam baku tembak dengan polisi empat hari setelah insiden.

Namun pada Jumat (31/7/2020), pengadilan sirkuit banding di Massachusetts membatalkan hampir semua vonis yang diterima oleh Tsarnaev.

Dalam pandangan ketiga hakim panel, kasus tersebut menuai publisitas besar sehingga juri yang dihadirkan tak bisa bersikap netral.

Baca juga: Rp 100 M untuk Para Penolong Korban Bom Boston Marathon

Meski begitu, pengadilan sudha memerintahkan pengadilan distrik untuk menggelar sidang fase vonis untuk menentukan lagi putusan hukuman mati Tsarnaev.

Tiga hakim itu menegaskan apa pun nanti hasil sidang yang keluar, Tsarnaev akan tetap berada dalam penjara "seumur hidupnya".

Kuasa hukum Tsarnaev menerangkan, harusnya yang lebih bertanggung jawab adalah Tamerlan, dengan menyebut kliennya tak punya rekam jejak tercela.

Trump sudah berulang kali menyerukan perlunya digalakkan lagi vonis mati. Apalagi jelang Pilpres AS pada 3 November mendatang.

Hukuman amti di tingkat pusat merupakan hal langka di AS. Meski, sudah ada tiga narapidana yang telah dieksekusi pada Agustus ini.

Adapun terpidana mati keempat rencananya bakal dieksekusi pada akhir September dalam keputusan yang diterapkan lagi setelah 17 tahun hiatus.

Baca juga: Menyebarkan Foto Tersangka Peledakan Bom Boston Marathon, Polisi Pilih Pensiun

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Serangan Roket dan Drone Rusia, 2 Warga Ukraina Tewas

Serangan Roket dan Drone Rusia, 2 Warga Ukraina Tewas

Global
Gencatan Senjata di Gaza Masih Bergantung Israel

Gencatan Senjata di Gaza Masih Bergantung Israel

Global
Balita Ini Sebut Ada Monster di Dinding Kamar, Ternyata Sarang 50.000 Lebah

Balita Ini Sebut Ada Monster di Dinding Kamar, Ternyata Sarang 50.000 Lebah

Global
Serang Wilayah Ukraina, Pesawat Tempur Rusia Ditembak Jatuh

Serang Wilayah Ukraina, Pesawat Tempur Rusia Ditembak Jatuh

Global
Remaja 16 Tahun di Australia Ditembak di Tempat setelah Lakukan Serangan Pisau

Remaja 16 Tahun di Australia Ditembak di Tempat setelah Lakukan Serangan Pisau

Global
Sempat Jadi Korban AI, Warren Buffett Beri Pesan Serius

Sempat Jadi Korban AI, Warren Buffett Beri Pesan Serius

Global
Kompetisi Band Metal Kembali Digelar di Jeddah

Kompetisi Band Metal Kembali Digelar di Jeddah

Global
Di KTT OKI Gambia, Menlu Retno: Negara Anggota OKI Berutang Kemerdekaan kepada Rakyat Palestina

Di KTT OKI Gambia, Menlu Retno: Negara Anggota OKI Berutang Kemerdekaan kepada Rakyat Palestina

Global
Warga Palestina Berharap Perang Berakhir, Tapi Pesimis Gencatan Senjata Cepat Terwujud

Warga Palestina Berharap Perang Berakhir, Tapi Pesimis Gencatan Senjata Cepat Terwujud

Global
Politikus Muslim Sadiq Khan Menang Pemilihan Wali Kota London untuk Kali Ketiga

Politikus Muslim Sadiq Khan Menang Pemilihan Wali Kota London untuk Kali Ketiga

Global
Hamas Tuntut Gencatan Senjata Abadi, Israel: Itu Menghambat Proses Negosiasi

Hamas Tuntut Gencatan Senjata Abadi, Israel: Itu Menghambat Proses Negosiasi

Global
Makna di Balik Lagu Pop Propaganda Korea Utara yang Ternyata banyak Disukai Pengguna TikTok

Makna di Balik Lagu Pop Propaganda Korea Utara yang Ternyata banyak Disukai Pengguna TikTok

Global
Rangkuman Hari Ke-801 Serangan Rusia ke Ukraina: Rusia Resmi Buru Zelensky | Ukraina Tembak Sukhoi Su-25

Rangkuman Hari Ke-801 Serangan Rusia ke Ukraina: Rusia Resmi Buru Zelensky | Ukraina Tembak Sukhoi Su-25

Global
China Luncurkan Chang'e-6 ke Sisi Jauh Bulan, Ini Misinya

China Luncurkan Chang'e-6 ke Sisi Jauh Bulan, Ini Misinya

Global
Rangkuman Terjadinya Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa di 8 Negara

Rangkuman Terjadinya Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa di 8 Negara

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com