Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga di Lokasi-lokasi Ini Tak Terjamah Info Virus Corona, Berikut Daftarnya

Kompas.com - 13/07/2020, 15:48 WIB
Aditya Jaya Iswara

Editor

"Saya khawatir karena di saat perang kami masih dapat bersembunyi di hutan, tapi kami jelas tidak bisa lari dan bersembunyi dari virus," katanya.

"Rasanya kami seperti buta dan tuli, dan tidak ada seorang pun yang melaporkan apa yang terjadi di Minbya."

Phil Robertson mengatakan, pemadaman internet telah didesain untuk membuat orang-orang di Rakhine dan komunitas internasional buta informasi tentang konflik yang terjadi di sana.

"Pemerintah sudah berlaku tidak adil dengan memutus orang-orang ini dari informasi tentang wabah Covid-19."

Juru bicara pemerintah, Zaw Htay, mengatakan tidak bisa menerima pertanyaan dari media melalui sambungan telepon sebelum menutupnya. Ia juga tidak merespons lagi panggilan telepon maupun pesan yang dikirimkan kepadanya,

Angka penularan Covid-19 di Myanmar tercatat sangat rendah, dengan hanya 316 kasus dan 6 kematian. Tetapi ini menimbulkan banyak pertanyaan, termasuk soal pengetesan dan kualitas sistem kesehatan.

Baca juga: Tambang Batu Giok di Myanmar Longsor, 113 Orang Tewas

3. Komunitas adat di Amazon, Brasil

Brasil telah menjadi salah satu negara yang paling terpukul di dunia akibat virus ini, di peringkat kedua setelah Amerika Serikat.

Brasil mencatat lebih dari 1,6 juta kasus, termasuk Presiden Jair Bolsonaro yang kerap menyepelekan virus ini dan kini dinyatakan tertular virus corona.

Lebih dari 66.000 orang telah meninggal, dengan tingkat kematian masyarakat adat terpencil lebih tinggi diperkirakan jumlahnya lebih dari 400 kematian dan 12.000 kasus penularan.

Tiago Amaral penasehat internasional untuk Artikulasi Masyarakat Adat di Brasil (APIB) mengatakan, di saat mayoritas dari 300 masyarakat adat Brasil terhubung ke media dan mengetahui wabah virus corona, ada sekitar 107 kelompok masyarakat adat yang tidak memiliki kontak dengan dunia luar.

Kelompok-kelompok dengan kontak yang sangat terbatas atau nol itu tidak akan menyadari bahwa virus itu ada, katanya.

"Mungkin beberapa dari mereka bahkan tidak tahu ... dan itu hal yang baik, karena mereka terisolasi," katanya.

Baca juga: Kepala Suku Amazon Tewas karena Covid-19, Pemakaman Diiringi Tarian dan Nyanyian

Tiago mengatakan, beberapa kelompok "berhak merasa takut" melakukan kontak dan tinggal jauh di Amazon.

Brasil sebenarnya memiliki undang-undang yang membantu melindungi cara hidup masyarakat adat, tetapi meningkatnya jumlah perampas tanah dan penebang di bawah pemerintah sayap kanan membuat Amazon dalam risiko.

Dia menambahkan fokus utama kesehatan masyarakat adat adalah mencegah penyebaran penyakit ke wilayah adat.

"Sudah jelas, sejak awal, bahwa Pemerintah Federal tidak akan menjadi sekutu untuk memerangi pandemi ini," katanya.

"Sangat jelas masyarakat adat harus menciptakan sarana bagi diri mereka sendiri untuk melindungi diri mereka sendiri."

Dia mengatakan, kelompok-kelompok pejuang hak-hak masyarakat adat telah bersatu dan memetakan sebuah rencana untuk membangun pangkalan kesehatan darurat sederhana di zona-zona yang paling parah, selain juga melakukan kampanye dan mengumpulkan uang untuk peralatan.

Baca juga: 38 Suku Amazon di Brasil Terinfeksi Virus Corona

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com