Tidak ada sosok warga asli Amerika maupun keturunan Hispanik yang masuk ke dalam daftar. Taman itu juga rencananya memuat koleksi presiden dari Republik, namun tak ada Demokrat.
James Grossman, Direktur Eksekutif American Historical Association menyatakan pilihan itu "sangat aneh dan mungkin tidak pantas atau provokatif".
Baca juga: Kasus Covid-19 di AS Masih Tinggi, Begini Dalih Trump
Presiden ke-45 AS tersebut berpidato di Mount Rushmore, yang memuat empat wajah Presiden AS, dengan Washington dan Jefferson adalah pemilik budak.
Monumen itu juga berdiri di atas tanah yang dilaporkan dari penduduk asli, suku Lakota Sioux, oleh pemerintah AS pada 1800-an.
Dalam pidatonya, Trump menentang adanya "pengabaian kebudayaan", merujuk pada pergerakan anti-rasisme yang menyerang sejumlah patung.
Dia menuding para pendemo "berkampanye secara jahat untuk menyapu sejarah, merendahkan para pahlawan, menghapus nilai, dan mengindoktrinasi generasi muda".
Baca juga: Usai Hadiri Pidato Calon Mertuanya, Pacar Donald Trump Jr Positif Covid-19
"Kami tidak akan tinggal diam," ujar dia seraya kembali menyebut pengunjuk rasa yang menyerang patung sebagai "kerumunan yang marah".
Sepanjang pidatonya, Trump sama sekali tidak menyebut mengenai Covid-19, di mana pemerintahannya mendapat kritikan tajam karena dianggap gagal menanganinya.
Saat ini, AS merupakan negara yang paling parah terdampak virus corona, dengan hampir tiga juta terinfeksi, dan 132.000 korban meninggal.
Masker dan penerapan social distancing tidak diwajibkan dalam acara di Mount Rushmore, meski mendapat peringatan dari pejabat kesehatan.
Kelompok warga asli Amerika mengkritik Trump, karena selain mengabaikan kesehatan, juga merayakan Hari Kemerdekaan AS di tanah suci mereka.
Banyak dari warga asli Amerika yang tidak merayakan momen yang digelar setiap 4 Juli, karena bagi mereka identik dengan kolonisasi yang merenggut tanah mereka.
Baca juga: Trump Ditolak Suku Indian pada Perayaan Hari Kemerdekaan AS
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.