Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Najib Razak Masih Dianggap Musuh Nomor 1 oleh Mahathir Mohamad

Kompas.com - 13/06/2020, 21:07 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

KUALA LUMPUR, KOMPAS.com - Mantan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad dilaporkan masih menganggap suksesornya, Najib Razak, sebagai musuh nomor satu.

Hal itu tercermin dari ucapan politisi berjuluk Dr M, bahwa PM saat ini, Muhyiddin Yassin, tak lebih dari alat yang digunakan Najib.

Mahathir menuturkan, Najib Razak memanfaatkan PM dari Perikatan Nasional itu sebagai : kartu sakit" yang membantunya keluar dari penjara.

Baca juga: Skandal 1MDB Malaysia, Najib Razak Dilawan Anak Tirinya di Persidangan

Dia menyatakan, bersama dengan pemimpin oposisi Anwar Ibrahim, mereka harus menyingkirkan Muhyiddin Yassin dan Perikatan dari pemerintahan.

"Tanpa bersama-sama, maka kami tidak akan bisa mengangkat mereka dari pemerintahan karena masih menjadi mayoritas," kata Mahathir Mohamad.

Pengamat politik meyakini, Mahathir dan Anwar Ibrahim akan menggalang suara mayoritas guna melengserkan Muhyiddin dari kursi PM Malaysia.

Dilansir SCMP via Malay Mail Sabtu (13/6/2020), dia menuding Najib menggulingkan pemerintahan sebelumnya, Pakatan Harapan, agar dia tak diproses dalam skandal 1MDB.

Apalagi, satu putusan dari lima sidang yang dihadapi oleh mantan PM periode 2009-2018 itu akan dibacakan pada 28 Juli mendatang.

"Satu hal yang pasti, Najib tentu bekerja keras menjadikan Muhyiddin agar dia tidak perlu dipenjara. Dia tak ingin masuk ke sana," paparnya.

Baca juga: Popularitas Anjlok, Mahathir Sindir Rakyat yang Kembali Dukung Najib Razak

Dr M menduga, sang musuh nomor satu itu bisa akan kembali lagi ke politik, bahkan sebagai PM, jika dia bisa mementahkan semua dakwaan.

Baru-baru ini, proses penuntutan yang dilayangkan terhadap anak tiri Najib, Riza Aziz, dan mantan Menteri Utama Sabah, Tan Sri Musa Aman, dibatalkan.

Jaksa Agung Tan Sri Idrus Harun dalam pembelaannya mengatakan, dia memutuskan menutup kasusnya agar terbebas dari muatan politis.

Mahathir meyakini, lebih banyak sekutu Najib yang saat ini tengah tersandung kasus kejahatan bakal dibebaskan di pemerintahan sekarang.

Politisi berusia 94 tahun tersebut menerangkan, dia menduga kasus Najib juga bisa gugur dengan berdalih dia hanya korban dari Jho Low.

Baca juga: Mahathir: Najib Razak Pemimpin yang Lebih Buruk dari Anwar Ibrahim

Mantan Perdana Menteri Malaysia Najib Razak meninggalkan panggung setelah menyampaikan pidato menanggapi hasil pemilihan umum MalaysiaAFP / MOHD RASFAN Mantan Perdana Menteri Malaysia Najib Razak meninggalkan panggung setelah menyampaikan pidato menanggapi hasil pemilihan umum Malaysia

"(Mereka akan mengatakan) ini adalah ulah Jho Low. Jadi, dia akan dibebaskan karena dianggap tak bersalah sehingga bebas berkompetisi lagi menjadi PM," duga Mahathir.

Mahathir memercayai, Najib dan sekutunya sudah berhasil memengaruhi publik Negeri "Jiran" bahwa Pakatan dikuasai oleh non-pribumi.

Dia menuturkan bahwa Pakatan bukanlah representasi Malaysia, melainkan dikuasai oleh China, dalam hal ini Partai Aksi Demokratik (DAP).

Baca juga: Ketika Najib Razak Kini Populer Disapa dengan Julukan Bossku...

"Seiring waktu, orang mulai lupa akan kejahatannya, karena mereka merasa bahwa orang ini memenangkan Muslim Malaysia, jadi akan terus didukung," jelasnya.

Bahkan, Dr M meyakini Najib sudah sampai pada titik di mana dia akan dimaafkan karena merupakan figur yang tepat bagi publik, meski sudah melakukan korupsi.

Karena itu demi mendongkel pemerintahan Muhyiddin, dia dan Anwar perlu mendapatkan suara dari anggota parlemen asal Sabah dan Serawak.

Meski, akunya, bukan hal mudah mengingat politisi dari kawasan timur tersebut menginginkan otonomi lebih besar, kondisi yang tak bisa dipenuhinya.

Adapun terkait wacana menggelar pemilihan dini, Mahathir menjelaskan di tengah wabah virus corona, kondisi itu tak memungkinkan.

Najib kalah oleh Mahathir dalam pemilu Mei 2018, di mana putra dari PM kedua Malaysia, Abdul Razak Hussein, diproses atas dugaan korupsi 1MDB.

Baca juga: Sidang Perdana Skandal Korupsi 1MDB Digelar, Najib Razak Disambut Teriakan Hidup Najib!

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Senator AS Apresiasi Sikap Biden Tak Jadi Kirim Bom Seberat 907 Kg untuk Israel

Senator AS Apresiasi Sikap Biden Tak Jadi Kirim Bom Seberat 907 Kg untuk Israel

Global
Untuk Pertama Kalinya, Pejabat Militer Pentagon Mundur karena Perang Gaza

Untuk Pertama Kalinya, Pejabat Militer Pentagon Mundur karena Perang Gaza

Global
Jutaan Migran Tak Bisa Memilih dalam Pemilu Terbesar di Dunia

Jutaan Migran Tak Bisa Memilih dalam Pemilu Terbesar di Dunia

Internasional
Pesawat Tempur Israel Mengebom Kamp Pengungsi Nuseirat, 14 Tewas Termasuk Anak-anak

Pesawat Tempur Israel Mengebom Kamp Pengungsi Nuseirat, 14 Tewas Termasuk Anak-anak

Global
AS Tak Percaya Terjadi Genosida di Gaza

AS Tak Percaya Terjadi Genosida di Gaza

Global
AS Hancurkan Sebagian Jembatan Baltimore yang Ambruk untuk Bebaskan Kapal Terjebak

AS Hancurkan Sebagian Jembatan Baltimore yang Ambruk untuk Bebaskan Kapal Terjebak

Global
Pedemo Israel Cegat Truk Bantuan ke Gaza, Banting Makanan sampai Berserakan

Pedemo Israel Cegat Truk Bantuan ke Gaza, Banting Makanan sampai Berserakan

Global
[POPULER GLOBAL] Lampu Lalin Unta | Thailand SIta 1 Ton Meth Kristal

[POPULER GLOBAL] Lampu Lalin Unta | Thailand SIta 1 Ton Meth Kristal

Global
Rangkuman Hari Ke-810 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran 30 Kota | Apartemen Roboh

Rangkuman Hari Ke-810 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran 30 Kota | Apartemen Roboh

Global
Ukraina Serang Fasilitas Energi Rusia Dekat Perbatasan

Ukraina Serang Fasilitas Energi Rusia Dekat Perbatasan

Global
Kampanye Keselamatan Lalu Lintas, Perancis Gaungkan Slogan 'Berkendaralah Seperti Perempuan'

Kampanye Keselamatan Lalu Lintas, Perancis Gaungkan Slogan "Berkendaralah Seperti Perempuan"

Global
Rusia Gempur 30 Kota dan Desa di Ukraina, 5.762 Orang Mengungsi

Rusia Gempur 30 Kota dan Desa di Ukraina, 5.762 Orang Mengungsi

Global
Demonstrasi Pro-Palestina di Kampus-Kampus AS Bergulir ke Acara Wisuda

Demonstrasi Pro-Palestina di Kampus-Kampus AS Bergulir ke Acara Wisuda

Global
Afghanistan Kembali Dilanda Banjir Bandang, Korban Tewas 300 Lebih

Afghanistan Kembali Dilanda Banjir Bandang, Korban Tewas 300 Lebih

Global
Nasib Migran dan Pengungsi Afrika Sub-Sahara yang Terjebak di Tunisia

Nasib Migran dan Pengungsi Afrika Sub-Sahara yang Terjebak di Tunisia

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com