KUALA LUMPUR, KOMPAS.com - Mantan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad dilaporkan masih menganggap suksesornya, Najib Razak, sebagai musuh nomor satu.
Hal itu tercermin dari ucapan politisi berjuluk Dr M, bahwa PM saat ini, Muhyiddin Yassin, tak lebih dari alat yang digunakan Najib.
Mahathir menuturkan, Najib Razak memanfaatkan PM dari Perikatan Nasional itu sebagai : kartu sakit" yang membantunya keluar dari penjara.
Baca juga: Skandal 1MDB Malaysia, Najib Razak Dilawan Anak Tirinya di Persidangan
Dia menyatakan, bersama dengan pemimpin oposisi Anwar Ibrahim, mereka harus menyingkirkan Muhyiddin Yassin dan Perikatan dari pemerintahan.
"Tanpa bersama-sama, maka kami tidak akan bisa mengangkat mereka dari pemerintahan karena masih menjadi mayoritas," kata Mahathir Mohamad.
Pengamat politik meyakini, Mahathir dan Anwar Ibrahim akan menggalang suara mayoritas guna melengserkan Muhyiddin dari kursi PM Malaysia.
Dilansir SCMP via Malay Mail Sabtu (13/6/2020), dia menuding Najib menggulingkan pemerintahan sebelumnya, Pakatan Harapan, agar dia tak diproses dalam skandal 1MDB.
Apalagi, satu putusan dari lima sidang yang dihadapi oleh mantan PM periode 2009-2018 itu akan dibacakan pada 28 Juli mendatang.
"Satu hal yang pasti, Najib tentu bekerja keras menjadikan Muhyiddin agar dia tidak perlu dipenjara. Dia tak ingin masuk ke sana," paparnya.
Baca juga: Popularitas Anjlok, Mahathir Sindir Rakyat yang Kembali Dukung Najib Razak
Dr M menduga, sang musuh nomor satu itu bisa akan kembali lagi ke politik, bahkan sebagai PM, jika dia bisa mementahkan semua dakwaan.
Baru-baru ini, proses penuntutan yang dilayangkan terhadap anak tiri Najib, Riza Aziz, dan mantan Menteri Utama Sabah, Tan Sri Musa Aman, dibatalkan.
Jaksa Agung Tan Sri Idrus Harun dalam pembelaannya mengatakan, dia memutuskan menutup kasusnya agar terbebas dari muatan politis.
Mahathir meyakini, lebih banyak sekutu Najib yang saat ini tengah tersandung kasus kejahatan bakal dibebaskan di pemerintahan sekarang.
Politisi berusia 94 tahun tersebut menerangkan, dia menduga kasus Najib juga bisa gugur dengan berdalih dia hanya korban dari Jho Low.
Baca juga: Mahathir: Najib Razak Pemimpin yang Lebih Buruk dari Anwar Ibrahim
"(Mereka akan mengatakan) ini adalah ulah Jho Low. Jadi, dia akan dibebaskan karena dianggap tak bersalah sehingga bebas berkompetisi lagi menjadi PM," duga Mahathir.
Mahathir memercayai, Najib dan sekutunya sudah berhasil memengaruhi publik Negeri "Jiran" bahwa Pakatan dikuasai oleh non-pribumi.
Dia menuturkan bahwa Pakatan bukanlah representasi Malaysia, melainkan dikuasai oleh China, dalam hal ini Partai Aksi Demokratik (DAP).
Baca juga: Ketika Najib Razak Kini Populer Disapa dengan Julukan Bossku...
"Seiring waktu, orang mulai lupa akan kejahatannya, karena mereka merasa bahwa orang ini memenangkan Muslim Malaysia, jadi akan terus didukung," jelasnya.
Bahkan, Dr M meyakini Najib sudah sampai pada titik di mana dia akan dimaafkan karena merupakan figur yang tepat bagi publik, meski sudah melakukan korupsi.
Karena itu demi mendongkel pemerintahan Muhyiddin, dia dan Anwar perlu mendapatkan suara dari anggota parlemen asal Sabah dan Serawak.
Meski, akunya, bukan hal mudah mengingat politisi dari kawasan timur tersebut menginginkan otonomi lebih besar, kondisi yang tak bisa dipenuhinya.
Adapun terkait wacana menggelar pemilihan dini, Mahathir menjelaskan di tengah wabah virus corona, kondisi itu tak memungkinkan.
Najib kalah oleh Mahathir dalam pemilu Mei 2018, di mana putra dari PM kedua Malaysia, Abdul Razak Hussein, diproses atas dugaan korupsi 1MDB.
Baca juga: Sidang Perdana Skandal Korupsi 1MDB Digelar, Najib Razak Disambut Teriakan Hidup Najib!
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.