Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Trump Tanda Tangani Perintah Eksekutif Kebebasan Beragama

Kompas.com - 04/06/2020, 08:15 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Penulis

Sumber Newsweek

Pada hari yang sama saat penandatanganan perintah eksekutif, Perdana Menteri India Narendra Modi pun telah diundang oleh Presiden AS Donald Trump untuk menghadiri Rapat G7 di AS sebagaimana dilansir India Today. Masih belum jelas apakah Trump akan membahas tema itu dalam rapat G7 dengan Modi.

Baca juga: Trump Ancam Kerahkan Militer jika Pemkot Gagal Kendalikan Rusuh Demo George Floyd

Dalam pernyataan yang dipublikasikan secara daring, kepala USCIRF Tony Perkins mengapresiasi Trump dalam upayanya yang berkelanjutan tentang prioritas kebebasan beragama internasional sebagai keamanan nasional terpenting dan prioritas kebijakan luar negeri.

Perkins mengatakan,"Perintah eksekutif ini mendorong tindakan cepat oleh pemerintah AS untuk meminta pertanggung jawaban pemerintah asing yang melakukan pelanggaran berat dan secara substansif meningkatkan bantuan ekonomi AS untuk mendukung program-program yang memajukan kebebasan beragama di seluruh dunia."

"USCIRF telah lama meminta pemerintah AS untuk mengembangkan strategi keseluruhan dalam mempromosikan kebebasan beragama di luar negeri.

Serta rencana aksi negara yang spesifik, dan kami menyambut bahwa Perintah Eksekutif ini membuat Departemen Luar Negeri dan USAID dapat mewujudkannya," ujar Wakil Ketua USCIRF Gayle Manchin dalam sebuah pernyataan terpisah.

 

"Kami juga menghargai sikap tegas pejabat AS yang bekerja untuk pembebasan tahanan agama yang tidak bersalah, yang merupakan prioritas tinggi bagi USCIRF."

Baca juga: Trump Diungsikan ke Bunker Saat Demo Kematian George Floyd di Luar Gedung Putih

Sehari sebelum menandatangani perintah kebebasan beragama, Trump telah berjalan dari Gedung Putih untuk berfoto di luar Gereja Episkopal St. John, di mana dia mengangkat sebuah Alkitab.

Presiden menghadapi kecaman cepat atas foto op itu, ketika para pengunjuk rasa menuduh polisi telah menggunakan semprotan gas air mata untuk membubarkan massa untuk memberi jalan bagi Trump.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Pria India Ini Jatuh Cinta kepada Ibu Mertuanya, Tak Disangka Ayah Mertuanya Beri Restu Menikah

Pria India Ini Jatuh Cinta kepada Ibu Mertuanya, Tak Disangka Ayah Mertuanya Beri Restu Menikah

Global
Perbandingan Kekuatan Militer Rusia dan Ukraina

Perbandingan Kekuatan Militer Rusia dan Ukraina

Internasional
Setelah Punya Iron Dome, Israel Bangun Cyber Dome, Bagaimana Cara Kerjanya?

Setelah Punya Iron Dome, Israel Bangun Cyber Dome, Bagaimana Cara Kerjanya?

Global
Protes Pro-Palestina Menyebar di Kampus-kampus Australia, Negara Sekutu Israel Lainnya

Protes Pro-Palestina Menyebar di Kampus-kampus Australia, Negara Sekutu Israel Lainnya

Global
Apa Tuntutan Mahasiswa Pengunjuk Rasa Pro-Palestina di AS?

Apa Tuntutan Mahasiswa Pengunjuk Rasa Pro-Palestina di AS?

Internasional
Setelah Menyebar di AS, Protes Pro-Palestina Diikuti Mahasiswa di Meksiko

Setelah Menyebar di AS, Protes Pro-Palestina Diikuti Mahasiswa di Meksiko

Global
Dilanda Perang Saudara, Warga Sudan Kini Terancam Bencana Kelaparan

Dilanda Perang Saudara, Warga Sudan Kini Terancam Bencana Kelaparan

Internasional
Rangkuman Hari Ke-799 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran Rudal Rusia di 3 Wilayah | Rusia Disebut Pakai Senjata Kimia Kloropirin

Rangkuman Hari Ke-799 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran Rudal Rusia di 3 Wilayah | Rusia Disebut Pakai Senjata Kimia Kloropirin

Global
Biaya Rekonstruksi Gaza Pascaperang Bisa Mencapai Rp 803 Triliun, Terparah sejak 1945

Biaya Rekonstruksi Gaza Pascaperang Bisa Mencapai Rp 803 Triliun, Terparah sejak 1945

Global
Paus Fransiskus Teladan bagi Semua Umat dan Iman

Paus Fransiskus Teladan bagi Semua Umat dan Iman

Global
Rusia Dilaporkan Kirimkan Bahan Bakar ke Korea Utara Melebihi Batasan PBB

Rusia Dilaporkan Kirimkan Bahan Bakar ke Korea Utara Melebihi Batasan PBB

Global
Turkiye Hentikan Semua Ekspor dan Impor dengan Israel

Turkiye Hentikan Semua Ekspor dan Impor dengan Israel

Global
Lebih dari 2.000 Pengunjuk Rasa Pro-Palestina Ditangkap di Kampus-kampus AS

Lebih dari 2.000 Pengunjuk Rasa Pro-Palestina Ditangkap di Kampus-kampus AS

Global
Pelapor Kasus Pelanggaran Boeing 737 Meninggal Mendadak

Pelapor Kasus Pelanggaran Boeing 737 Meninggal Mendadak

Global
[POPULER GLOBAL] Ratusan Ribu Ikan di Vietnam Mati Kekurangan Air | Hamas Minta Gencatan Senjata Permanen

[POPULER GLOBAL] Ratusan Ribu Ikan di Vietnam Mati Kekurangan Air | Hamas Minta Gencatan Senjata Permanen

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com