Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dokumen Bocor WHO Sebut China Terlambat Beri Informasi Penting Virus Corona

Kompas.com - 03/06/2020, 16:55 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber Sky News

Dalam penerapannya, WHO mendukung dan membagi informasi dengan semua negara anggota, dan terus secara aktif berkomunikasi dengan pejabat pemerintah di semua tingkat.

Meski aturan internasional mewajibkan negara menyerahkan informasi yang bisa memengaruhi kesehatan publik, namun WHO tak mengikat.

Pejabat badan yang dipimpin oleh Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus itu kemudian membandingkan kurangnya kooperasi China dengan negara lain.

Baca juga: Meski Tak Catatkan Kasus Virus Corona untuk Pertama Kalinya, Ini Peringatan PM China

"(Kurangnya kooperasi) ini tidak akan terjadi Kongo. Tidak mungkin terjadi di Kongo dan negara lain," ujar Direktur Kedaruratan Dr Michael Ryan.

Dr Ryan disebut menyatakan itu mepada salah satu staf pada pekan kedua Januari. "Kita harus melihat datanya. Ini sangat penting," ujarnya saat itu.

Institut Virologi Wuhan disebut sudah mengurutkan genome Covid-19 pada 2 Januari, atau ketika upaya menyingkatkan peta genetik pada akhir Desember 2019.

Kemudian pada 3 Januari, Komisi Kesehatan Nasional China secara rahasia merilis pemberitahuan memerintahkan lab yang mempelajari virus itu menghancurkan sampel, atau mengirim ke tempat lain.

Baca juga: WHO Nyatakan Amerika Latin sebagai Episentrum Baru Virus Corona

Pemberitahuan itu juga menginstruksikan melarang laboratorium untuk merilis informasi mengenai wabah, tanpa mendapat persetujuan dari pemerintah.

Kemudian pada 5 Januari, ada tiga laboratorium yang bisa mengurutkan genome, termasuk Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (CDC).

Dalam laporan AP, Pusat Kesehatan Klinik Umum Shanghai memberi tahu komisi bahwa virus itu diyakini menular di saluran pernapasan.

"Kami sarankan mengambil tindakan pencegahan di tempat umum," demikian keterangan pusat klinik Shanghai kepada komisi kesehatan.

Akhirnya pada 11 Januari, urutan genetik itu dikeluarkan lab Shanghai, dan membuat pejabat CDC marah, berdampak pada penutupan sementara.

Lalu di 20 Januari, otoritas Negeri "Panda" mengonfirmasi adanya transmisi di antara manusia virus bernama resmi SARS-Cov-2.

Presiden Xi Jinping kemudian menyerukan "dibukanya publikasia informasi mengenai epidemi dan memperkuat kerja sama internasional".

Baca juga: WHO: Covid-19 Masih Menjadi Virus Mematikan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com