Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hyderabad Tiadakan Shalat Idul Fitri akibat Covid-19

Kompas.com - 17/05/2020, 07:00 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Penulis

Sumber Gulf News

NEW DELHI, KOMPAS.com - Salah satu kota di India, Hyderabad tidak akan melaksanakan shalat Idul Fitri pada akhir Mei mendatang dikarenakan wabah virus corona.

Sebagai gantinya, para cendikiawan muslim di sana meminta warga Muslim India untuk berdoa khusus dari rumah-rumah mereka.

Dilansir Gulf News, para cendekiawan agama Islam terkemuka, termasuk universitas terkemuka Jamia Nizamia, telah mengeluarkan fatwa yang mendesak umat Islam untuk melakukan shalat khusus pada Idul Fitri dari rumah mereka.

Umat Islam diminta pula untuk menghindari pertemuan publik mengingat pembatasan yang saat ini masih diberlakukan oleh pemerintah pada semua pertemuan keagamaan.

Baca juga: PM Narendra Modi Minta Muslim India Tak Khawatirkan UU Kewarganegaraan

Sejak lockdown dimulai hampir dua bulan lalu, umat Islam telah melakukan shalat lima kali sehari di rumah saja karena semua masjid ditutup.

Bahkan jemaah shalat Jumat yang biasa banyak memenuhi masjid-masjid telah dihentikan.

Biasanya, pada Idul Fitri, momen kemenangan yang menandai akhir Ramadhan, serta pada Idul Adha, hari di mana umat Islam menyembelih hewan kurban, umat Islam melakukan shalat di tempat terbuka yang besar.

Namun, untuk Idul Fitri yang akan datang, yang kemungkinan akan jatuh pada tanggal 24 atau 25 Mei di India, keriuhan dan perayaan yang biasa dinikmati akan hilang.

Kepala Mufti Jamia Nizamia, Moulana Mohammed Azemuddin, telah mengeluarkan fatwa bahwa tidak ada shalat berjemaah Idul Fitri yang harus diadakan demi mencegah penyebaran virus corona.

Baca juga: Umat Muslim India di Wilayah Kashmir Sambut Perayaan Idul Adha Usai Unjuk Rasa

Dia meminta umat Islam sebagai gantinya mengucapkan doa syukur di rumah dan merayakan Idul Fitri di rumah masing-masing.

Idealnya, shalat Idul Fitri hanya dapat dilakukan dengan shalat jemaah yang sesuai dengan tuntunan, tetapi setiap orang kini bisa menggantinya dengan doa syukur di rumah masing-masing.

Muslim di Hyderabad terakhir kali menghadapi situasi semacam ini di bawah pemerintahan Asif Jahi, ketika banjir besar yang dipicu oleh sungai Musi telah membuat kota itu benar-benar luluh lantak.

Banjir pada September 1908, bertepatan dengan Ramadhan, telah menewaskan 15.000 jiwa dan mempengaruhi kehidupan normal.

Catatan sejarah lama mengatakan bahwa shalat Idul Fitri juga terdampak oleh banjir, karena orang tidak dapat merayakan hari raya Islam itu seperti biasanya.

Baca juga: Menjelang Idul Fitri, Malaysia Cabut Larangan Shalat Berjemaah

 

“Apa yang kami lihat sekarang benar-benar belum pernah terjadi sebelumnya. Bahkan selama banjir 1908, ada beberapa pengecualian di mana umat Islam berkumpul dalam jumlah kecil dan memanjatkan doa. Penutupan total Eidgah dan masjid semacam ini tidak pernah ada,” kata sejarawan dan penulis Mohammed Safiullah.

Selain fatwa dari Jamia Nizamia, para ulama terkemuka dari semua aliran pemikiran Islam dan lintas sekte juga telah mengeluarkan seruan bersama kepada umat Islam untuk mematuhi norma-norma jaga jarak sosial dan tidak mengunjungi Eidgah atau masjid untuk shalat Idul Fitri.

“Di bawah aturan lockdown, tidak ada pertemuan publik oleh komunitas mana pun yang diizinkan. Karena itu, umat Islam harus shalat di rumah," kata pernyataan itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com