Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Es Krim Rasa 'Gas Air Mata' di Hong Kong

Kompas.com - 15/05/2020, 21:33 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Penulis

KOMPAS.com - Sebuah toko es krim di Hong Kong mengeluarkan varian rasa baru, yaitu rasa 'gas air mata'. 

Bahan utama pembuatan es krim ini adalah lada hitam. Lada hitam dijadikan simbol untuk mengingat penembakan gas air mata yang dilakukan polisi Hong Kong di jalan-jalan kota otonomi pemerintah China selama berbulan-bulan pada demonstrasi tahun lalu.

“Rasanya seperti gas air mata. Awalnya terasa sulit bernapas, dan sangat menyengat dan perih. Itu membuat saya ingin segera minum banyak air,” kata seorang pelanggan bernama Anita Wong, yang mengalami gas air mata pada suatu peristiwa demonstrasi.

"Saya pikir itu adalah kilas balik yang mengingatkan saya betapa menyakitkan yang saya rasakan dalam pergerakan (pro-demokrasi), dan bahwa saya tidak boleh melupakannya."

Rasa 'gas air mata' itu adalah tanda dukungan bagi gerakan pro-demokrasi, yang berusaha mendapatkan kembali momentumnya selama wabah virus corona berlangsung, kata pemilik toko yang menyaratkan namanya anonim itu.

Pemilik toko itu menghindari dampak dari pemerintah pro-Beijing.

Baca juga: Potret Berbeda Restoran di China, Hong Kong, dan Taiwan Setelah Kembali Buka

"Kami ingin membuat rasa yang mengingatkan orang bahwa mereka masih harus bertahan dalam gerakan protes dan tidak kehilangan semangat mereka," katanya.

Dia mencoba bahan yang berbeda, termasuk wasabi dan mustard, dalam upaya untuk meniru rasa gas air mata.

Lada hitam, katanya, rasa yang paling mendekati gas air mata dengan efek perih di tenggorokan.

“Kami memanggang dan kemudian menggiling seluruh lada hitam dan membuatnya menjadi gelato, gaya Italia.

Agak panas, tapi kami menekankan aftertaste-nya, yang merupakan sensasi perih di tenggorokan. Rasanya seperti menghirup gas air mata,” kata pemilik berusia 31 tahun itu.

Lebih dari 16.000 putaran gas air mata ditembakkan selama protes demonstrasi berlangsung, menurut pihak berwenang Hong Kong.

Banyak terjadi di distrik padat penduduk di mana jalan-jalan sempit dipenuhi dengan restoran kecil dan blok apartemen.

Protes dimulai atas Undang Undang yang diusulkan yang memungkinkan tersangka kriminal diekstradisi ke daratan China untuk menghadapi tuntutan.

Baca juga: Cegah Virus Corona, Warga China dan Hong Kong Beralih ke Makanan Vegan

 

Demonstrasi berlanjut karena kekhawatiran bahwa Beijing akan mengikis kebebasan sipil yang diberikan kepada bekas koloni Inggris ketika dikembalikan ke pemerintahan China pada 1997.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com