Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bintang Hollywood Robert De Niro: Si 'Gila' Trump Tidak Peduli Berapa Banyak yang Mati

Kompas.com - 14/05/2020, 08:00 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Penulis

Sumber Sky News

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Bintang Hollywood, Robert De Niro mengatakan, " Si Gila Trump tidak peduli berapa banyak (orang) yang mati," kritiknya itu mengarah pada korban akibat wabah virus corona.

Dia juga menambahkan kalau situasi di Gedung Putih itu penuh drama.

De Niro merupakan sosok yang telah lama mengkritik Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. Menurutnya, sebagaimana dilansir Sky News, situasi di Gedung Putih banyak drama.

"Banyak drama, si Gila Trump selalu berkilah (dari masalah)," ungkap De Niro.

Dia juga mengatakan, "Mereka melakukannya di sidang (Senat) mendengar sedikit lebih banyak, mencoba untuk berkata dengan bijak bahwa inilah yang akan terjadi, Fauci sedang melakukannya... itu (semua) mengerikan.

 

(Trump) ingin terpilih (menjadi presiden) kembali. Dia tidak peduli pada berapa banyak orang yang mati."

Baca juga: Robert De Niro Ikut Unjuk Rasa Anti Donald Trump di New York

Ketika ditanya bukankah pendukung Trump akan tetap memilihnya, aktor Hollywood itu menjawab bahwa para pendukung Trump telah 'menipu diri mereka sendiri' dengan percaya bahwa Trump akan memedulikan mereka.

"Dia (Trump) tidak akan peduli pada orang-orang itu, dan orang-orang yang pura-pura dia pedulikan (justru) adalah orang-orang yang paling dia jijikkan," imbuhnya.

Sejauh ini di Amerika Serikat tercatat sebanyak 1.3 juta kasus infeksi dan lebih dari 83.000 kematian akibat virus corona.

Kedua angka itu melebihi angka infeksi dan kematian dari negara lain berdasarkan laporan resmi Universitas Johns Hopkins.

Sebelumnya, kritik terhadap presiden Trump juga datang dari sineas bernama Eugene Jarecki yang memasang 'Jam Kematian Trump' di sebuah papan iklan di New York, AS.

Baca juga: Begini Balasan Trump terhadap Kecaman Robert De Niro

Pemberian nama itu dimaksudkan Jarecki menjadi pengingat bagi Trump bahwa angka-angka kematian akibat virus corona itu bisa dihindari jika dia bertindak lebih cepat.

Menurut Jarecki, jam itu merupakan simbol bahwa sebanyak 60 persen dari total korban meninggal akibat Covid-19 bisa dicegah apabila presiden AS mampu bertindak cepat.

Jarecki juga mengutip ucapan Dr Anthony Fauci, pejabat kesehatan AS yang jadi juru bicara Gedung Putih soal penanganan wabah.

Fauci mengungkapkan bahwa jika Washington mampu lakukan mitigasi lebih cepat, mereka tak perlu menanggung korban sebanyak itu.

"Menghitung korban meninggal akibat virus corona karena lambatnya respons presiden saya harap bisa memberi perbaikan," ujar Jarecki.

Baca juga: Lewat Surat, Robert De Niro Puji Meryl Streep soal Pidato Anti-Trump

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Serangan Rusia di Sumy Ukraina Tewaskan 1 Warga Sipil, 2 Anak Luka-luka

Serangan Rusia di Sumy Ukraina Tewaskan 1 Warga Sipil, 2 Anak Luka-luka

Global
Otoritas Keselamatan Udara AS Selidiki Pemeriksaan Pesawat Boeing

Otoritas Keselamatan Udara AS Selidiki Pemeriksaan Pesawat Boeing

Global
Kesalahan Teknis. Boeing Tunda Peluncuran Kapsul Luar Angkasanya

Kesalahan Teknis. Boeing Tunda Peluncuran Kapsul Luar Angkasanya

Global
5 Teknologi Tertua di Dunia yang Masih Digunakan

5 Teknologi Tertua di Dunia yang Masih Digunakan

Global
AS, Inggris, dan Sebagian Besar Negara Uni Eropa Tak Akan Hadiri Putin

AS, Inggris, dan Sebagian Besar Negara Uni Eropa Tak Akan Hadiri Putin

Global
Israel Larang Al Jazeera, Kantor Ditutup dan Siaran Dilarang

Israel Larang Al Jazeera, Kantor Ditutup dan Siaran Dilarang

Global
Militer Israel Ambil Alih Kendali Penyeberangan Rafah dari Gaza ke Mesir, Ada Maksud Apa?

Militer Israel Ambil Alih Kendali Penyeberangan Rafah dari Gaza ke Mesir, Ada Maksud Apa?

Global
Rafah, Kota Oasis di Sinai-Gaza yang Terbelah Perbatasan Kontroversial

Rafah, Kota Oasis di Sinai-Gaza yang Terbelah Perbatasan Kontroversial

Internasional
Hari Ke-12 Sidang Uang Tutup Mulut, Trump Diperingatkan Bisa Dijatuhi Hukuman Penjara

Hari Ke-12 Sidang Uang Tutup Mulut, Trump Diperingatkan Bisa Dijatuhi Hukuman Penjara

Global
Remaja Ini Temukan Cara Baru Buktikan Teorema Pythagoras Pakai Trigonometri, Diremehkan Para Ahli

Remaja Ini Temukan Cara Baru Buktikan Teorema Pythagoras Pakai Trigonometri, Diremehkan Para Ahli

Global
Dituduh Mencuri, Tentara AS Ditangkap di Rusia

Dituduh Mencuri, Tentara AS Ditangkap di Rusia

Global
Isi Usulan Gencatan Senjata di Gaza yang Disetujui Hamas, Mencakup 3 Fase 

Isi Usulan Gencatan Senjata di Gaza yang Disetujui Hamas, Mencakup 3 Fase 

Global
Sisa-sisa Kerangka Manusia Ditemukan di Bunker Perang Dunia II

Sisa-sisa Kerangka Manusia Ditemukan di Bunker Perang Dunia II

Global
Protes Gaza Kampus AS: Rusuh di MIT, Wisuda Sejumlah Kampus Pertimbangkan Keamanan

Protes Gaza Kampus AS: Rusuh di MIT, Wisuda Sejumlah Kampus Pertimbangkan Keamanan

Global
Warga Kuba Terpikat Jadi Tentara Rusia karena Gaji Besar dan Paspor

Warga Kuba Terpikat Jadi Tentara Rusia karena Gaji Besar dan Paspor

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com