Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER GLOBAL] Didi Kempot Meninggal, Media Asing Ikut Mengabarkan | India Longgarkan Lockdown, Warga Beli Minuman Keras

Kompas.com - 06/05/2020, 05:37 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Penulis

KOMPAS.com - Kabar paling populer global Selasa (5/5/2020) sampai Rabu (6/5/2020) dipuncaki oleh kabar meninggalnya Didi Kempot yang diberitakan oleh media Inggris dan Suriname.

Selain itu, kabar dilonggarkannya lockdown di India, membuat warganya mulai mengantri untuk membeli minuman keras.

Baca juga: [POPULER GLOBAL] WHO Sebut Covid-19 Bukan Buatan Manusia | Anak Vietnam Kembali Sekolah

1. Didi Kempot Meninggal, Media Inggris dan Suriname Ikut Beritakan

Kabar Didi Kempot meninggal turut diberitakan media asing, mulai dari media internasional di Inggris hingga media lokal di Suriname.

Dari media internasional, BBC melalui Twitter-nya mengabarkan Didi Kempot meninggal dunia.

Tweet itu diunggah malam ini pukul 19.10 WIB. Selengkapnya Anda dapat baca [di sini].

Baca juga: Didi Kempot Masuk Jajaran Penyanyi Terpopuler Suriname

2. India Longgarkan Lockdown Covid-19, Warga Antre Beli Minuman Keras

Polisi di India mengayunkan tongkat pemukul untuk mengurai massa yang tengah mengantre di toko minuman keras.

Antrean itu terjadi setelah pemerintah mulai melonggarkan aturan lockdown untuk memerangi penyebaran Covid-19 selama 40 hari terakhir.

Sejumlah pemimpin negara bagian memutuskan toko minuman keras bisa dibuka lebih dahulu, mengingat penjualan alkohol jadi pendapatan utama mereka.

Selengkapnya dapat Anda baca [di sini].

Baca juga: India Longgarkan Lockdown Covid-19, Warga Antre Beli Minuman Keras

3. Kelompok ISIS Disebut Buang Jenazah Korbannya ke Jurang Suriah

Kelompok Negara Islam Irak dan Suriah ( ISIS) disebut membuang jenazah korban yang mereka culik di jurang di Suriah.

Dalam keterangan Human Rights Watch (HRW), penyelidikan mulai dilakukan setelah sebuah video dikirimkan pada 2014 menunjukkan aksi kejam kelompok itu.

Dalam video itu, anggota ISIS membuang jenazah ke dalam Jurang al-Hota sedalam 50 meter, dan yakin lokasi itu menjadi tempat pembuangan korban selama organisasi itu berkuasa.

Anda dapat membaca berita ini [di sini].

Baca juga: Kelompok ISIS Disebut Buang Jenazah Korbannya ke Jurang Suriah

4. Mantan Pasukan Khusus AS Kisahkan Pimpin Kudeta Gulingkan Presiden Venezuela

Seorang mantan anggota pasukan khusus AS mengisahkan bagaimana dia memimpin operasi kudeta untuk menyingkirkan Presiden Venezuela Nicolas Maduro.

Jordan Goudreau, mantan anggota Baret Hijau, pasukan elite Angkatan Darat AS, mengaku dia mengarahkan sebuah operais militer rahasia.

Operasi itu mendapat persetujuan langsung dari pemimpin oposisi Venezuela, Juan Guaido, dengan misi tersebut berkode "Operasi Gideon".

Selengkapnya dapat Anda baca [di sini].

Baca juga: Mantan Pasukan Khusus AS Kisahkan Pimpin Kudeta Gulingkan Presiden Venezuela

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Mengenal Apa Itu Chloropicrin, Senjata Kimia yang AS Tuduh Rusia Pakai di Ukraina

Mengenal Apa Itu Chloropicrin, Senjata Kimia yang AS Tuduh Rusia Pakai di Ukraina

Global
Argentina Luncurkan Uang Kertas 10.000 Peso, Setara Rp 182.000

Argentina Luncurkan Uang Kertas 10.000 Peso, Setara Rp 182.000

Global
Majikan Ditemukan Meninggal, PRT Ini Sebut karena Bunuh Diri dan Diwarisi Rp 43,5 Miliar

Majikan Ditemukan Meninggal, PRT Ini Sebut karena Bunuh Diri dan Diwarisi Rp 43,5 Miliar

Global
Membaca Arah Kepemimpinan Korea Utara dari Lagu Propaganda Terbaru

Membaca Arah Kepemimpinan Korea Utara dari Lagu Propaganda Terbaru

Internasional
Apa Saja yang Perlu Diketahui dari Serangan Israel di Rafah?

Apa Saja yang Perlu Diketahui dari Serangan Israel di Rafah?

Global
AS Disebut Hentikan Pengiriman 3.500 Bom ke Israel karena Kekhawatiran akan Serangan ke Rafah

AS Disebut Hentikan Pengiriman 3.500 Bom ke Israel karena Kekhawatiran akan Serangan ke Rafah

Global
Rangkuman Hari Ke-804 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Dilantik untuk Periode Ke-5 | Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky

Rangkuman Hari Ke-804 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Dilantik untuk Periode Ke-5 | Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky

Global
Jepang Dinilai Joe Biden Xenofobia, Benarkah?

Jepang Dinilai Joe Biden Xenofobia, Benarkah?

Internasional
AS Optimistis Usulan Hamas Direvisi Lancarkan Gencatan Senjata di Gaza

AS Optimistis Usulan Hamas Direvisi Lancarkan Gencatan Senjata di Gaza

Global
6 Bulan Jelang Pilpres AS, Siapa Bakal Cawapres Trump?

6 Bulan Jelang Pilpres AS, Siapa Bakal Cawapres Trump?

Global
Kabinet Perang Israel Putuskan Lanjutkan Operasi di Rafah Gaza meski Dikecam Internasional

Kabinet Perang Israel Putuskan Lanjutkan Operasi di Rafah Gaza meski Dikecam Internasional

Global
Saat Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa Menyebar di Belanda, Jerman, Perancis, Swiss, dan Austria...

Saat Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa Menyebar di Belanda, Jerman, Perancis, Swiss, dan Austria...

Global
Israel Didesak Buka Kembali Penyeberangan Rafah Gaza, AS Ikut Bersuara

Israel Didesak Buka Kembali Penyeberangan Rafah Gaza, AS Ikut Bersuara

Global
[POPULER GLOBAL] Hamas Setujui Usulan Gencatan Senjata | Pielieshenko Tewas Bela Ukraina

[POPULER GLOBAL] Hamas Setujui Usulan Gencatan Senjata | Pielieshenko Tewas Bela Ukraina

Global
Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky yang Dirancang Rusia

Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky yang Dirancang Rusia

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com