Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

University of Melbourne Sampaikan Belasungkawa Atas Meninggalnya Profesor Arief Budiman

Kompas.com - 23/04/2020, 18:52 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Editor

Arief Budiman sendiri di masanya terkenal dengan berbagai aktivitas yang dilakukannya baik ketika menjadi mahasiswa Universitas Indonesia maupun ketika kemudian sosiolog dalam memberikan berbagai pendapat mengenai dunia politik dan sosial di Indonesia lewat buku-buku yang ditulisnya maupun komentarnya di media massa.

Arief Budiman dilahirkan dengan nama Soe Hok Djin pada tanggal 3 Januari 1941 di Jakarta.

Salah seorang yang mengenalnya sejak kecil adalah Dewi Anggraini, seorang penulis dan wartawan asal Indonesia yang sekarang tinggal di Melbourne.

"Waktu kecil/muda kami tinggal di kawasan yang sama. Arief selalu mengatakan kami bertetangga, tapi sebenarnya rumah kami berjarak kira-kira 500 meter. Ibu kami saling kenal." kata Dewi kepada wartawan ABC Indonesia, pada Kamis (23/4/2020).

"Waktu itu Arief tidak suka berbicara dengan perempuan muda, jadi kami jarang sekali mengobrol, cuma saling menyapa saja," kata Dewi lagi.

Dewi Anggraini yang pernah menjadi koresponden majalah Tempo di Australia tersebut kemudian bertemu lagi dengan Arief Budiman dan keluarganya ketika mereka tinggal di Melbourne.

"Pertama ketemu di Australia waktu ada konferensi-konferensi di Melbourne dan Monash, kalau tidak salah.

Lalu waktu dia diangkat menjadi professor di Melbourne Uni, mulai mengambil posisinya pada 1997 kami sering ketemu, dengan Leila (istrinya) juga tentunya," kata Dewi lagi.

Baca juga: Meninggal Dunia, Sosiolog Arief Budiman Dimakamkan di Taman Makam Bancaan Salatiga

Apa yang dikenang Dewi soal Arief Budiman dari sisi keilmuwanan?

"Tidak mudah memasukkan Arief Budiman dalam kotak, sisi, atau kategori. Dia melihat suatu situasi dengan intelek dan intuisinya"

"Arief adalah seorang intelektual yang paling tidak menonjolkan diri, dan tidak memandang rendah orang lain, meskipun mereka berbeda pandangan."'

"Orang yang segera teringat yang dapat saya bandingkan dengannya ialah Herbert Feith (ilmuwan Australia yang banyak melakukan penelitian mengenai Indonesia)." kata Dewi Anggraini.

Dalam dunia pergerakan mahasiswa Arief dikenal sebagai bagian dari Gerakan 66 yang menentang pemerintahan Soekarno pada 1960-an.

Setelah menamatkan pendidikan sarjana dari UI pada 1968 dari jurusan psikologi, Arief mendapatkan gelar Doktor dari universitas terkenal di Amerika Serikat Harvard University di bidang sosiologi pada 1980.

Sekembalinya dia ke Indonesia, Arief Budiman mengajar di Universitas Satya Wacana, sebelum kemudian sejak 1996 pindah ke University of Melbourne.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com