KOMPAS.com - Jumlah negara yang memperluas jalur sepeda dan ruang jalan kaki semakin banyak, seiring penerapan lockdown dan social distancing dalam penanganan Covid-19.
Di tengah semakin sepinya jalanan, ada kekhawatiran pengemudi kendaraan bermotor yang melaju cepat dapat membahayakan pengendara sepeda dan pejalan kaki.
Begitu pun jika nantinya pandemi Covid-19 telah usai, polusi udara dari asap knalpot adalah momok bagi warga yang beraktivitas dengan mengendarai sepeda atau berjalan kaki.
Maka, salah satu solusinya adalah memperbanyak jalur sepeda dan memperluas ruang pejalan kaki, yang sebagian diambil dari jalur kendaraan bermotor.
Baca juga: Survei SMRC: 63 Persen Masyarakat Setuju Sepeda Motor Tak Boleh Angkut Penumpang di Kawasan PSBB
Dilansir dari The Guardian Sabtu (11/4/2020) Tabitha Combs seorang dosen di Universitas North Carolina Amerika Serikat (AS), mengumpulkan contoh-contoh dari seluruh dunia, menambah seruan untuk langkah-langkah semacam itu.
Di Philadelphia AS, para pejabat menutup 7,7 kilometer (km) dari Martin Luther King Jr Drive, sebuah bulevar tepi sungai yang lebar, untuk lalu lintas kendaraan bermotor pada 20 Maret.
Ini dilakukan setelah muncul petisi yang ditandatangani 1.100 orang, ketika jalan raya yang kosong dikunjungi penduduk untuk berolahraga.
Minneapolis juga menutup sebagian jalan raya tepi sungai untuk kendaraan bermotor.
Kota Denver lalu memperkenalkan jalur pop-up sepeda dan pejalan kaki di sekitar Sloan Lake untuk membantu orang menerapkan social distancing saat berolahraga.
Baca juga: Sepeda Jadi Senjata Warga New York untuk Lawan Virus Corona
Kemudian pada Kamis (9/4/2020) para pejabat Oakland mengatakan, mereka berencana menutup 120 km jalan - 10 persen dari total kota - untuk kendaraan bermotor.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan