Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gereja Katolik Sri Lanka Maafkan Pelaku Bom Minggu Paskah

Kompas.com - 12/04/2020, 21:24 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber Al Jazeera

COLOMBO, KOMPAS.com - Gereja Katolik di Sri Lanka menyatakan, mereka memaafkan pelaku bom bunuh diri yang menyerang pada saat Minggu Paskah tahun lalu.

Serangan pada 21 April 2019 itu menyasar tiga gereja, empat hotel mewah di kawasan ibu kota Colombo, dan satu insiden di Dematagoda.

Serangan yang diklaim oleh kelompok National Thowheeth Jamaath itu membunuh sekitar 279 orang, termasuk sembilan pelaku bom bunuh diri.

Baca juga: Diprotes Warga, Makam Pelaku Pembom Bunuh Diri Sri Lanka Dipindah

Dalam misa Minggu Paskah yang disiarkan di televisi, Kardinal Malcolm Ranjith menyatakan, mereka "menawarkan kasih kepada orang yang sudah menghancurkan mereka".

"Kami memaafkan mereka," ujar Kardinal Ranjith dalam misa yang ditayangkan di tengah wabah virus corona, dilaporkan AFP via Al Jazeera (12/4/2020).

Dia mengatakan dari pada membalas, Gereja Katolik di Sri Lanka berusaha menerapkan kasih Yesus sekaligus mengurangi ketegangan.

Selain menewaskan 270 orang, ledakan bom yang juga diklaim Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) itu juga melukai sekitar 600 orang.

Tahun lalu, Ranjith menyerukan kepada pemerintah untuk mundur karena dianggap gagal menyelidiki "konspirasi internasional" dalam serangan teroris ini.

Dampaknya, pemerintahan dari Presiden Maithripala Sirisena kalah dalam pemilihan November 2018, dengan adik mantan Presiden Mahinda Rajapaksa, Gotabaya, berkuasa.

Baca juga: Inilah Identitas Para Pelaku Ledakan Bom Sri Lanka di Minggu Paskah

Pejabat negara dituduh dengan pembunuhan

Awalnya, Sirisena menyalahkan Muslim garis keras atas ledakan bom Minggu Paskah, tetapi dia mengalihkan tuduhannya ke pengedar narkoba internasional.

Mantan kepala polisi, dan sekretaris kementerian pertahanan dijerat dengan pasal pembunuhan karena mengabaikan intelijen sebelum serangan.

Pasca-serangan bom bunuh diri, polisi bergerak cepat dengan menahan 135 orang yang dianggap terlibat dalam pengeboman. Tapi, mereka masih belum dituntut.

Adapun Paskah pada tahun ini tidak dilangsungkan di gereja di tengah keputusan pemerintah menerapkan lockdown untuk mencegah virus corona.

Menurut data dari pemerintah, sekitar 199 orang terjangkit virus dengan nama resmi SARS-Cov-2, dengan tujuh di antaranya meninggal.

Layanan misa Minggu Paskah itu digelar di dua gereja yang menjadi lokasi serangan bom teroris, yakni Gereja St Anthony dan St Sebastian.

Baca juga: Saudari Dalang Teror Sri Lanka Sebut 18 Anggota Keluarganya Tewas

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Anarki Laut China Selatan dan Urgensi Strategi 'Zero Conflict'

Anarki Laut China Selatan dan Urgensi Strategi "Zero Conflict"

Global
Italia Buru 142 Tersangka Anggota Mafia 'Ndrangheta

Italia Buru 142 Tersangka Anggota Mafia 'Ndrangheta

Global
Rangkuman Hari Ke-811 Serangan Rusia ke Ukraina: 280 Warga Sri Lanka Ikut Perang | Menhan Baru Rusia Ungkap Prioritasnya

Rangkuman Hari Ke-811 Serangan Rusia ke Ukraina: 280 Warga Sri Lanka Ikut Perang | Menhan Baru Rusia Ungkap Prioritasnya

Global
AS: Boeing Bisa Dituntut atas Jatuhnya Lion Air dan Ethiopian Airlines

AS: Boeing Bisa Dituntut atas Jatuhnya Lion Air dan Ethiopian Airlines

Global
Mengapa Presiden Putin Ganti Menteri Pertahanannya?

Mengapa Presiden Putin Ganti Menteri Pertahanannya?

Internasional
Konflik Gaza Dominasi Kampanye Pilpres AS, Isu Ukraina Memudar

Konflik Gaza Dominasi Kampanye Pilpres AS, Isu Ukraina Memudar

Global
Taiwan Deteksi 45 Pesawat China Terbang Dekati Wilayahnya, Terbanyak Sejauh Ini

Taiwan Deteksi 45 Pesawat China Terbang Dekati Wilayahnya, Terbanyak Sejauh Ini

Global
AS Siap Kirim Senjata Lagi ke Israel, Kali Ini Senilai Rp 16,1 Triliun

AS Siap Kirim Senjata Lagi ke Israel, Kali Ini Senilai Rp 16,1 Triliun

Global
Dituding Israel Tak Izinkan Bantuan Masuk ke Gaza, Mesir: Kalian Putar Balikkan Fakta 

Dituding Israel Tak Izinkan Bantuan Masuk ke Gaza, Mesir: Kalian Putar Balikkan Fakta 

Global
Bebas Visa ke Korea Selatan, Mengapa Tak Kunjung Terwujud?

Bebas Visa ke Korea Selatan, Mengapa Tak Kunjung Terwujud?

Global
PBB: 56 Persen Korban Tewas di Gaza adalah Perempuan dan Anak-anak

PBB: 56 Persen Korban Tewas di Gaza adalah Perempuan dan Anak-anak

Global
[POPULER GLOBAL] Warga Israel Rusak Bantuan untuk Gaza | Jet Israel Bom Kamp Pengungsi Nuseirat

[POPULER GLOBAL] Warga Israel Rusak Bantuan untuk Gaza | Jet Israel Bom Kamp Pengungsi Nuseirat

Global
Erdogan: Lebih dari 1.000 Anggota Hamas Dirawat di RS Turkiye

Erdogan: Lebih dari 1.000 Anggota Hamas Dirawat di RS Turkiye

Global
Pemerintah Arab: Ibadah Haji Tanpa Izin akan Ditahan dan Kena Sanksi

Pemerintah Arab: Ibadah Haji Tanpa Izin akan Ditahan dan Kena Sanksi

Global
Tank Israel Terus Bergerak ke Rafah, Warga Sipil Kembali Mengungsi

Tank Israel Terus Bergerak ke Rafah, Warga Sipil Kembali Mengungsi

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com