DOHA, KOMPAS.com - Menteri Luar Negeri Mike Pompeo mendarat di Doha, Ibukota Qatar pada Sabtu (29/02/2020) untuk penandatanganan kesepakatan bersejarah dengan perwakilan Taliban dan mengakhiri perang yang selama ini sudah berlangsung selama 18 tahun.
Dilansir dari REUTERS, Pompeo hadir dengan penerbangan dari Washington untuk menghadiri pertemuan dengan Qatari Emir sebelum menghadiri penandatanganan kesepakatan.
Keputusan kesepakatan adalah menarik mundur pasukan militer AS dari Afghanistan. Namun terdapat beberapa keraguan di antaranya sampai berapa lama kedamaian akan mampu bertahan.
Juga, bagaimana komunikasi bisa dibangun antara Taliban dengan pemerintah Afghanistan yang selama ini dianggap sebagai boneka AS.
Beberapa jam sebelum kesepakatan, Taliban meminta kepada seluruh anggotanya untuk menahan serangan apapun, untuk kebahagiaan seluruh bangsa.
Baca juga: Kesepakatan AS-Taliban, Trump: Kesempatan Rakyat Afghanistan Berdamai
"Yang kita tunggu adalah AS memenuhi janji mereka selama negosiasi dan kesepakatan damai," ungkap Zabiullah Mujahid, juru bicara untuk kelompok Islam Taliban.
Mujahid mengatakan "menjengkelkan dan provokatif" bahwa pesawat militer asing terus terbang di atas wilayah Taliban, tetapi pejuang milisi mengikuti perintah untuk mundur.
Jutaan warga Afghanistan berharap kesepakatan damai mampu membuka jalan berakhirnya perang AS di negara mereka.
Perang AS-Taliban telah membunuh puluhan ribu orang, dimulai ketika AS meluncurkan serangan ke Afghanistan sepekan setelah 11 September 2001--serangan dari milisi Alqaeda di New York dan Washington.
Washington menuduh Taliban menyembunyikan Al Qaeda dan pemimpinnya Osama bin Laden, dan dengan sekutunya menggulingkan kelompok itu dari kekuasaan.
Namun Taliban tetap merupakan kekuatan yang kuat dan saat ini menguasai sekitar 40% wilayah Afghanistan.
Bagi Presiden AS Donald Trump, kesepakatan itu merupakan peluang untuk memenuhi janjinya untuk membawa pulang pasukan AS.
Tetapi para pakar keamanan juga menyebutnya pertaruhan kebijakan luar negeri yang akan memberikan legitimasi internasional kepada Taliban.
Baca juga: Kesepakatan Damai AS-Taliban, Trump: Saya Akan Menandatanganinya
"Hari ini adalah hari yang monumental bagi Afghanistan," kata Kedutaan Besar AS di Kabul dalam unggahannya di Twitter.
“Ini tentang menciptakan perdamaian dan menciptakan masa depan yang lebih cerah bersama. Kami mendukung Afghanistan. ”