Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Siswa Korban Gempa Afghanistan Masih Belajar di Sekolah Darurat

KABUL, KOMPAS.com - Anak-anak korban gempa Afghanistan masih belajar di sekolah darurat. Meski dengan berdesakan di lantai sebuah kontainer, mereka cukup antusias.

Diketahui, gempa Afghanistan yang terjadi pada Oktober 2023 menyebabkan rumah, sekolah dan infrastruktur lain di Afghanistan rusak.

Tak heran jika selama enam bulan ini, siswa harus belajar di sekolah darurat di kontainer atau tenda.

Dikutip dari AFP pada Sabtu (6/4/2024), anak perempuan dan laki-laki di desa Nayeb Rafi di distrik Zindah Jan belajar di sebuah tempat yang terletak di antara tenda dan rumah kecil berwarna biru yang baru dibangun di atas sebidang tanah tandus.

"Saya sangat ingin belajar, punya sekolah, dan menjadi guru untuk mengajar teman-teman saya," tutur Siyah Gul (11).

Dia ingin memanfaatkan pelajarannya di ruang kelas sementara sebelum ada peraturan pemerintah Taliban yang melarang anak perempuan untuk mengikuti pendidikan menengah dan universitas.

Gempa bumi Oktober yang lalu telah menewaskan lebih dari 1.500 orang dan merusak atau menghancurkan lebih dari 63.000 rumah, menurut penilaian yang diterbitkan pada Februari 2024 oleh PBB, Uni Eropa dan Bank Pembangunan Asia.

Kini, banyak orang masih tinggal di tenda dan tempat penampungan sementara, kata Organisasi Kesehatan Dunia pada bulan Februari.

Pendidikan adalah sektor kedua yang paling terkena dampaknya, kata laporan itu, dengan hampir 300 sekolah negeri dan pusat pembelajaran lainnya rusak serta 180.000 siswa menghadapi gangguan belajar.

Di desa Chahak, retakan dalam merusak dinding dan langit-langit gedung sekolah. Jendela-jendela pecah masih menggantung pada engselnya dan tumpukan debu memenuhi sudut-sudut ruang kelas.

"Desa Chahak hancur total akibat gempa bumi dan kami masih belum mendapatkan tempat berlindung permanen," ujar guru Mohammad Naseem Nasrat.

"Sekolah kami juga hancur akibat gempa, hingga saat ini belum dibangun kembali. Saya tidak tahu apakah ada rencana untuk membangunnya lagi atau tidak," kata dia.

Guru tersebut juga menambahkan bahwa anak-anak desa menghadapi ketidakpastian masa depan mereka tanpa sekolah yang layak.

Diketahui, konflik selama puluhan tahun telah menghancurkan sistem pendidikan Afghanistan, dengan sekitar 3,7 juta anak putus sekolah, 60 persen di antaranya perempuan, menurut badan anak-anak PBB, UNICEF.

Kemiskinan dan akses terhadap sekolah di daerah terpencil merupakan hambatan utama negara tersebut, sementara norma budaya seringkali menghalangi anak perempuan untuk bersekolah.

Sedangkan sekolah Sefatullah yang berusia sebelas tahun di desa Kashkak hancur akibat gempa baru-baru ini.

"Kami tidak mempunyai buku dan buku catatan untuk belajar dan menulis," jelasnya.

https://www.kompas.com/global/read/2024/04/06/122846870/siswa-korban-gempa-afghanistan-masih-belajar-di-sekolah-darurat

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke