Dia kembali memulai kembali perjalanan politiknya menjelang pemilihan umum.
Kembalinya Sharif terjadi ketika negara tersebut sedang berjuang menghadapi inflasi yang tinggi dan masalah-masalah serius lainnya.
Krisis ekonomi semakin parah sejak saudaranya Shehbaz Sharif mengambil alih kekuasaan 16 bulan lalu.
"Ini adalah waktu untuk harapan dan perayaan. Kembalinya dia menjadi pertanda baik bagi perekonomian Pakistan dan rakyatnya," kata Khawaja Muhammad Asif, pemimpin senior partai Liga Muslim Pakistan-Nawaz (PML-N) pimpinan Sharif, dikutip dari DW.
Perdana menteri yang terpilih tiga kali itu melakukan perjalanan dengan pesawat sewaan dari Dubai bersama rombongan yang terdiri dari 194 orang termasuk anggota partai dan jurnalis.
Sharif mendarat di Islamabad dan berangkat ke markasnya, Lahore, di mana ia diperkirakan akan berpidato di depan para pendukungnya.
“Puluhan ribu orang telah mencapai Lahore untuk menyambut Sharif,” kata Muhammad Mehdi, seorang pembantu dekat Sharif.
Lebih dari satu juta pendukung diperkirakan akan menghadiri rapat umum tersebut, menurut Mehdi.
Sharif digulingkan pada tahun 2017, pada masa jabatan ketiganya sebagai perdana menteri Pakistan dan pada tahun 2018 dijatuhi hukuman tujuh tahun penjara atas berbagai tuduhan korupsi.
Pada tahun 2019, ia dibebaskan dengan jaminan karena masalah kesehatannya dan diizinkan untuk berobat.
Awal pekan ini, Sharif diberikan jaminan perlindungan yang melarang penangkapannya dan karenanya memungkinkan dia kembali dari pengasingan.
Meskipun Sharif akan kembali menjabat menjelang pemilihan umum, ia dilarang mencalonkan diri lagi karena keputusan pengadilan yang memberatkannya.
Namun, tim hukumnya mengatakan pemimpin Pakistan itu bermaksud mengajukan banding ke pengadilan.
Anggota partai mengatakan bahwa dia berlomba-lomba untuk mendapatkan popularitas dan menjadi perdana menteri untuk keempat kalinya.
https://www.kompas.com/global/read/2023/10/22/140000170/mantan-pm-pakistan-nawaz-sharif-kembali-dari-pengasingan-di-london