Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Perancis Diguncang Ketegangan Baru Setelah Polisi di Marseille Ditahan

MARSEILLE, KOMPAS.com - Penahanan seorang polisi Perancis di Kota Marseille memicu kontroversi baru pada Senin (24/7/2023).

Sebelumnya, Perancis telah diguncang oleh kerusuhan selama lebih dari seminggu yang dimulai bulan lalu karena kematian Nahel M. (17) di tangan polisi.

Remaja itu ditembak dalam proses pemeriksaan lalu lintas di Nanterre, pinggiran Kota Paris. Petugas tersebut telah didakwa dan dipenjara menjelang persidangan.

Dalam insiden di Marseille, seorang pria bernama Hedi (21) mengaku dipukuli oleh empat atau lima orang yang ia identifikasi sebagai polisi selama kerusuhan di kota tersebut terkait kematian Nahel M. pada awal bulan ini.

Dia juga mengaku dihantam di kepala oleh bola ledakan yang ditembakkan oleh polisi.

Menurut pengacaranya, Hedi telah menjalani operasi dan sekarang sudah kembali ke rumah, tetapi berisiko kehilangan penglihatan di satu matanya.

Empat polisi telah didakwa pada pekan lalu lalu atas insiden tersebut, salah satunya ditahan sebelum persidangan.

"Mengetahui bahwa dia berada di tahanan membuat saya tidak bisa tidur," kata Kepala Polisi Nasional Perancis, Frederic Veaux, dalam sebuah wawancara dengan surat kabar Le Parisien yang diterbitkan pada Senin.

"Secara umum, saya yakin bahwa menjelang persidangan, seorang perwira polisi tidak boleh dipenjara, bahkan jika dia mungkin telah melakukan kesalahan serius atau kesalahan dalam pekerjaannya," tambahnya.

Kepala Polisi Kota Paris Laurent Nunez menulis di Twitter bahwa ia juga sependapat dengan Veaux.

Sebagaimana dikutip dari AFP, menurut sumber serikat pekerja yang tidak ingin disebutkan namanya, beberapa ratus petugas polisi Marseille telah mengambil cuti sakit sebagai bentuk protes atas penahanan petugas tersebut.

Polisi lainnya menanggapi seruan serikat polisi SGP dan menempatkan diri mereka di bawah apa yang disebut "kode 562". Ini berarti mereka hanya akan menanggapi misi darurat dan penting.

Namun, pemimpin sayap kiri Perancis Unbowed (LFI) Jean-Luc Melenchon mengatakan, bahwa para pemimpin Perancis menolak untuk meminta polisi menghormati hukum dan polisi malah diberi lampu hijau untuk mengobarkan perang.

"Ini sangat serius, seluruh hirarki kepolisian menempatkan dirinya di atas keadilan dan aturan penahanan pra-sidang," tambah kepala Partai Sosialis Olivier Faure.

"Yang dipertaruhkan di sini adalah demokrasi dan penghormatan terhadap supremasi hukum. Parlemen harus segera bersidang kembali," tambahnya.

https://www.kompas.com/global/read/2023/07/24/180000670/perancis-diguncang-ketegangan-baru-setelah-polisi-di-marseille-ditahan

Terkini Lainnya

Saat Pesawat Singapore Airlines Menukik Turun 6.000 Kaki dalam 3 Menit...

Saat Pesawat Singapore Airlines Menukik Turun 6.000 Kaki dalam 3 Menit...

Global
Menlu Jerman: Ukraina Butuh Segera Tingkatkan Pertahanan Udara untuk Lawan Rusia

Menlu Jerman: Ukraina Butuh Segera Tingkatkan Pertahanan Udara untuk Lawan Rusia

Global
Singapore Airlines Turbulensi Parah, Penumpang Terlempar ke Kabin Bagasi

Singapore Airlines Turbulensi Parah, Penumpang Terlempar ke Kabin Bagasi

Global
Presiden Raisi Meninggal, Kedubes Iran Sampaikan Terima Kasih atas Belasungkawa Indonesia

Presiden Raisi Meninggal, Kedubes Iran Sampaikan Terima Kasih atas Belasungkawa Indonesia

Global
Sosok Jacob Zuma, Mantan Presiden Afrika Selatan yang Didiskualifikasi dari Pemilu Parlemen

Sosok Jacob Zuma, Mantan Presiden Afrika Selatan yang Didiskualifikasi dari Pemilu Parlemen

Internasional
Gelombang Panas India Capai 47,4 Derajat Celsius, Sekolah di New Delhi Tutup

Gelombang Panas India Capai 47,4 Derajat Celsius, Sekolah di New Delhi Tutup

Global
ChatGPT Tangguhkan Suara AI Mirip Scarlett Johansson

ChatGPT Tangguhkan Suara AI Mirip Scarlett Johansson

Global
Pesawat Singapore Airlines Alami Turbulensi Parah, 1 Penumpang Tewas, 30 Terluka

Pesawat Singapore Airlines Alami Turbulensi Parah, 1 Penumpang Tewas, 30 Terluka

Global
Rusia Tuduh AS Akan Taruh Senjata di Luar Angkasa

Rusia Tuduh AS Akan Taruh Senjata di Luar Angkasa

Global
Panglima Hamas yang Dalangi Serangan 7 Oktober Diburu di Luar Gaza

Panglima Hamas yang Dalangi Serangan 7 Oktober Diburu di Luar Gaza

Global
Teroris Serang Kantor Polisi Malaysia, Singapura Waspada

Teroris Serang Kantor Polisi Malaysia, Singapura Waspada

Global
Kesal dengan Ulah Turis, Warga Jepang Tutup Pemandangan Gunung Fuji

Kesal dengan Ulah Turis, Warga Jepang Tutup Pemandangan Gunung Fuji

Global
Iran Setelah Presiden Ebrahim Raisi Tewas, Apa yang Akan Berubah?

Iran Setelah Presiden Ebrahim Raisi Tewas, Apa yang Akan Berubah?

Internasional
AS Tak Berencana Kirimkan Pelatih Militer ke Ukraina

AS Tak Berencana Kirimkan Pelatih Militer ke Ukraina

Global
WNI di Singapura Luncurkan 'MISI', Saling Dukung di Bidang Pendidikan dan Pengembangan Profesional

WNI di Singapura Luncurkan "MISI", Saling Dukung di Bidang Pendidikan dan Pengembangan Profesional

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke