Ini menurut sebuah laporan yang menyoroti kesenjangan pendapatan besar di tengah tekanan biaya hidup.
Dilansir dari Guardian, penelitian dari Resolution Foundation menemukan penyandang disabilitas memiliki jumlah yang tersedia untuk dibelanjakan sekitar 44 persen lebih rendah daripada orang dewasa usia kerja lainnya.
Ini membuat mereka sangat terekspos pada meningkatnya biaya kebutuhan pokok.
Peneliti mengatakan ada jurang pemisah antara pendapatan yang dapat dibelanjakan yang mendasari penyandang disabilitas (19.397 pounds per tahun) dan populasi non-disabilitas (27.792 pounds).
Hal ini diambil dari analisis angka resmi dan survei YouGov terhadap kurang dari 8.000 pekerja usia dewasa, dimana lebih dari 2.000 di antaranya punya penyakit atau kecacatan jangka panjang.
Menyoroti risiko rumah tangga yang berjuang dengan tingkat inflasi tertinggi sejak awal 1980-an, dikatakan hampir setengah (48 persen) orang dewasa penyandang disabilitas mengatakan mereka harus mengurangi penggunaan energi musim dingin ini, dibandingkan dengan hampir sepertiga orang yang tak cacat.
Hingga dua per lima penyandang disabilitas (41 persen) mengatakan mereka tidak mampu menjaga rumah mereka tetap hangat, dibandingkan dengan 23 persen populasi non-disabilitas.
Penyandang disabilitas jauh lebih mungkin menjadi lebih miskin daripada populasi lainnya, dengan sepertiga orang dewasa di rumah tangga berpendapatan rendah memiliki disabilitas, dibandingkan dengan kurang dari sepersepuluh orang di rumah terkaya.
The Resolution Foundation mengatakan kesenjangan pendapatan hanya sebagian dijelaskan oleh tingkat pekerjaan yang lebih rendah di antara pekerja penyandang disabilitas.
Bahkan setelah memperhitungkan status pekerjaan, lebih dari separuh kesenjangan pendapatan asli tetap ada, menunjukkan bahwa penyandang disabilitas dalam pekerjaan menghadapi risiko yang lebih tinggi untuk berpenghasilan lebih rendah daripada rekan-rekan mereka.
https://www.kompas.com/global/read/2023/01/04/160000470/kaum-disabilitas-inggris-makin-menderita-di-tengah-gejolak-ekonomi