Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Pembatasan Harga Minyak Rusia Berlaku, Apa Dampaknya?

Tentu dalam implementasinya, pembatasan itu akan diterapkan oleh seluruh anggota Price Cap Coalition dengan penyesuaian kebijakan dalam negeri masing-masing. Price Cap Coalitian mencakup 27 negara anggota Uni Eropa (UE), anggota G7 (Amerika Serikat, Kanada, Prancis, Jerman, Italia, Jepang, dan Inggris Raya), dan Australia.

Pembatasan harga minyak Rusia akan berlaku setelah 5 Desember 2022 untuk minyak mentah dan 5 Februari 2023 untuk produk minyak olahan dengan batas harga 60 dolar AS per barel untuk minyak mentah lintas laut asal Rusia. Hal ini akan mulai berlaku secara bersamaan di semua yurisdiksi Price Cap Coalition.

Kebijakan itu juga menyediakan ruang transisi penyesuaian harga, di mana tidak akan berlaku untuk minyak yang dibeli di atas batas harga, yang dimuat ke kapal sebelum 5 Desember dan dibongkar sebelum 19 Januari 2023.

Harga tersebut ditetapkan yang secara historis menjadi titik impas fiskal minyak Rusia, yaitu di atas biaya produksinya dan sebanding dengan harga yang dijual Rusia sebelum menginvasi Ukraina.

Namun, batas tersebut akan berada di atas biaya produksi Rusia yaitu antara 30 dan 40 dolar AS per barel. Harga tersebut memberi Moskwa insentif untuk tetap memproduksi dan menjual minyak tanpa keharusan menutup sumur minyak.

Sebagai senjata ekonomi

Batas harga minyak dianggap “senjata ekonomi” untuk membatasi ruang gerak Rusia dalam membiayai perang, sekaligus menjaga pasokan minyak ke pasar global. Batasan harga tersebut sengaja dirancang khusus untuk mengurangi pendapatan ekspor minyak Rusia, sambil menjaga pasokan energi global agar tetap stabil.

Pembatasan harga diklaim juga akan membantu mengatasi inflasi dan menjaga biaya energi tetap stabil pada saat biaya tinggi, terutama kenaikan harga bahan bakar yang menjadi beban ekonomi di seluruh dunia. Meski pembatasan harga dinilai akan sangat membantu meringankan beban energi bagi negara berkembang dan negara berpendapatan rendah, nyatanya pembatasan harga akan meredupkan mekanisme pasar bebas di sektor migas.

Hal ini akan memperburuk mekanisme pasar energi jangka panjang yang sudah terganggu akibat perang Rusia dan Ukraina yang berdampak cukup serius, seperti kekurangan gas alam di Eropa hingga kenaikan harga minyak di seluruh dunia. Kenaikan harga energi terbukti sangat berbahaya bagi ekonomi dengan kerentanan tinggi terhadap guncangan harga energi.

Inilah yang harus diantisipasi. Pasalnya, Rusia tidak akan tinggal diam dan akan membalas perlakukan Price Cap Coalition. Jika itu terjadi, batas harga minyak yang diiming-imingi akan bermanfaat bagi negara berkembang, termasuk Indonesia, justru akan terkesan sekedar populisme semata. Jangan sampai kebijakan yang dianggap jalan keluar mengakhiri perang Ukraina menjadi bumerang bagi stabilitas perdagangan minyak dunia, terutama bagi lalu lintas perdagangan energi lintas benua.

Soalnya, operasi pembatasan harga akan sangat bergantung pada elemen vital perdagangan minyak global, seperti industri jasa maritim, yang mencakup asuransi, layanan transaksi perdagangan, dan layanan utama lainnya yang mendukung pengangkutan minyak yang kompleks di seluruh dunia.

Pedagang, broker, dan importir juga mengandalkan layanan ini untuk melindungi dan membiayai perdagangan mereka, dan pemilik kapal mengandalkan asuransi untuk melindungi kapal mereka. Selain itu, hampir semua pelabuhan dan kanal utama membutuhkan kapal untuk membawa asuransi perlindungan dan ganti rugi.

G7 juga menguasai sekitar 90 persen pasar produk asuransi dan reasuransi maririm. Price Cap Coalition akan melarang berbagai layanan, termasuk asuransi maritim dan pembiayaan perdagangan yang terkait dengan shipping minyak mentah asal Rusia, kecuali importir membeli minyak dengan atau di bawah harga 60 dolar AS per barel.

Importir yang membeli minyak Rusia pada atau di bawah batas harga akan dimudahkan akses ke berbagai layanan perdagangan minyak.

Pada 5 Februari 2023, larangan layanan ini akan diperluas ke transportasi laut produk minyak bumi asal Rusia, kecuali jika produk tersebut dijual dengan atau di bawah batas harga yang akan diumumkan sebelum 5 Februari 2023.

Namun, Rusia dinilai tidak akan menyerah dan mematuhi batas harga dengan mudah. Rusia bisa membalas dengan menghentikan sisa pasokan gas alam terakhirnya ke Eropa. Rusia mengatakan dapat dengan mudah menghentikan pengiriman ke negara-negara yang mematuhi batasan tersebut.

Ancaman yang lebih besar akan dihadapi banyak negara berkembang jika Rusia menjalankan rencananya untuk menghentikan penjualan minyak ke negara-negara yang ikut membatasi harga minyak Rusia. Hal ini dapat mengakibatkan pengurangan produksi minyak lebih dalam.

Pada gilirannya, akan menyusutkan pasokan minyak global yang sudah sangat ketat, tak terhindarkan akan mendorong harga minyak lebih tinggi dan berkontribusi pada melambungnya inflasi yang sedang diperjuangkan untuk ditekan di seluruh dunia.

Berpotensi merusak mekanisme pasar

Namun yang perlu diperhatikan adalah risiko terbesar terkait inisiatif pembatasan harga yang menormalkan intervensi pasar di masa depan. Jika bisa terjadi sekali, ke depan bisa terulang lagi, mungkin akan menjadi hal yang wajar.

Jika intervensi semacam ini menjadi kronis, boleh dikatakan, itu akan menandai akhir pasar bebas dan awal era baru bagi rezim otoriter dalam mengatur pasar. Tentu saja hal ini akan menjadi preseden buruk dalam menjaga mekanisme pasar secara natural dan dalam jangka panjang akan sangat merugikan negara berkembang dan negara-negara rentan secara ekonomi.

https://www.kompas.com/global/read/2022/12/05/155103970/pembatasan-harga-minyak-rusia-berlaku-apa-dampaknya

Terkini Lainnya

Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia Demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia Demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Global
Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Global
100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

Global
Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Global
Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Global
Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Global
Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Global
Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Global
PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

Global
Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Global
Meski Diprotes di Kontes Lagu Eurovision, Kontestan Israel Maju ke Final

Meski Diprotes di Kontes Lagu Eurovision, Kontestan Israel Maju ke Final

Global
Tasbih Antikuman Diproduksi untuk Musim Haji 2024, Bagaimana Cara Kerjanya?

Tasbih Antikuman Diproduksi untuk Musim Haji 2024, Bagaimana Cara Kerjanya?

Global
Kata Netanyahu Usai Biden Ancam Setop Pasok Senjata ke Israel

Kata Netanyahu Usai Biden Ancam Setop Pasok Senjata ke Israel

Global
Hubungan Biden-Netanyahu Kembali Tegang, Bagaimana ke Depannya?

Hubungan Biden-Netanyahu Kembali Tegang, Bagaimana ke Depannya?

Global
Kampus-kampus di Spanyol Nyatakan Siap Putuskan Hubungan dengan Israel

Kampus-kampus di Spanyol Nyatakan Siap Putuskan Hubungan dengan Israel

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke