Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kalau Rusia Serang Ukraina dengan Nuklir, Apa yang Akan Barat Lakukan?

Terhambatnya invasi Rusia dan serangan Ukraina di Jembatan Kerch berujung meningkatnya kekhawatiran Putin dapat mengeskalasi dari senjata konvensional menjadi serangan nuklir taktis.

Presiden Amerika Serikat Joe Biden pekan lalu mengatakan, dunia kini paling dekat dengan "Armageddon" sejak Krisis Rudal Kuba, setelah lebih banyak ancaman dari Kremlin.

NATO berujar bahwa langkah seperti itu mungkin akan mengarah pada respons fisik dari Ukraina, para sekutunya, dan bahkan NATO sendiri.

Menurut NATO, setiap penggunaan senjata nuklir akan memiliki konsekuensi yang belum pernah terjadi sebelumnya dan Moskwa menggunakan ancaman atomnya untuk mencegah NATO dan negara-negara lain melakukan intervensi langsung di Ukraina.

Dikutip dari Sky News pada Jumat (14/10/2022), berikut adalah kemungkinan tindakan Barat apabila Rusia menggunakan nuklir di Ukraina

1. Skenario tindakan Barat

Mantan Menteri Pertahanan Ukraina Andriy Zagorodnyuk mengungkapkan, NATO memiliki beberapa opsi jika Putin menggunakan nuklir.

Di Foreign Affairs dia menulis, “Bahkan mungkin tidak memerlukan operasi darat, koalisi Barat dapat dengan kredibel memberitahu Kremlin bahwa mereka akan menyerang kemampuan Rusia dengan serangan rudal dan serangan udara langsung, menghancurkan fasilitas militernya dan melumpuhkan armada Laut Hitamnya.

"Mereka bisa mengancam memutuskan semua komunikasinya dengan peperangan elektronik dan mengatur pemadaman dunia maya terhadap seluruh militer Rusia."

Dia menambahkan bahwa melanggar tabu nuklir juga dapat memicu reaksi dari China dan India, yang akan menjadi pukulan lain bagi Kremlin.

"Ketika ancaman senjata nuklir taktis dimunculkan beberapa minggu lalu, AS dan tiga atau empat anggota NATO secara pribadi menghubungi pejabat-pejabat di Rusia dan di staf umum Rusia untuk mengatakan 'jangan berpikir begitu'."

3. Haruskah Barat berbuat lebih banyak sekarang?

Alexander Gabuev senior di Carnegie Endowment for International Peace menerangkan, serangan rudal terbaru Rusia di Ukraina adalah pengingat yang menyedihkan bahwa "halaman paling mengerikan dari perang buruk ini masih ada di depan kita".

"Tanggapan Kremlin menjadi semakin tidak proporsional dan merusak," katanya.

Membahas reaksi Rusia terhadap ledakan di Jembatan Kerch--rute utama dari Rusia ke Crimea--Gabuev berkata bahwa ini menunjukkan Rusia "masih memiliki perangkat yang luas untuk eskalasi".

"Mengingat pertaruhan dan emosi yang tinggi, jendela diplomasi kemungkinan akan terbuka pada saat yang paling dramatis: misalnya, ketika Putin mulai membongkar peralatan nuklirnya, yang akan terlihat oleh NATO dan melibatkan banyak sinyal oleh Moskwa."

"Hanya dengan begitu publik Ukraina dan Barat dapat diyakinkan bahwa ada kebutuhan mendesak untuk bernegosiasi."

Dia menambahkan, negosiasi harus melibatkan Presiden Biden "karena Kremlin menganggapnya sebagai satu-satunya kepala koalisi lawan yang sebenarnya" dan semakin cepat dimulai, semakin baik.

https://www.kompas.com/global/read/2022/10/14/153100470/kalau-rusia-serang-ukraina-dengan-nuklir-apa-yang-akan-barat-lakukan-

Terkini Lainnya

Hasil Penyelidikan Awal Ungkap Helikopter Presiden Iran Tak Punya Transponder

Hasil Penyelidikan Awal Ungkap Helikopter Presiden Iran Tak Punya Transponder

Global
Ebrahim Raisi Meninggal, Iran Akan Adakan Pemilihan Presiden pada 28 Juni

Ebrahim Raisi Meninggal, Iran Akan Adakan Pemilihan Presiden pada 28 Juni

Global
Apa Itu Mahkamah Pidana Internasional (ICC) dan Mengapa ICC Mempertimbangkan Surat Perintah Penangkapan bagi Pemimpin Israel dan Hamas?

Apa Itu Mahkamah Pidana Internasional (ICC) dan Mengapa ICC Mempertimbangkan Surat Perintah Penangkapan bagi Pemimpin Israel dan Hamas?

Internasional
Pemakaman Presiden Iran Akan Diadakan pada Kamis 23 Mei, Berikut Prosesinya

Pemakaman Presiden Iran Akan Diadakan pada Kamis 23 Mei, Berikut Prosesinya

Global
Rangkuman Hari Ke-817 Serangan Rusia ke Ukraina: 29 Drone Dijatuhkan | Penembakan Rusia Tewaskan 2 Orang

Rangkuman Hari Ke-817 Serangan Rusia ke Ukraina: 29 Drone Dijatuhkan | Penembakan Rusia Tewaskan 2 Orang

Global
Di Iran, Meninggalnya Presiden Disambut Duka dan Perayaan Terselubung

Di Iran, Meninggalnya Presiden Disambut Duka dan Perayaan Terselubung

Global
Israel-Hamas Tolak Rencana ICC untuk Menangkap Para Pemimpinnya

Israel-Hamas Tolak Rencana ICC untuk Menangkap Para Pemimpinnya

Global
Tsai Ing-wen, Mantan Presiden Taiwan yang Dicintai Rakyat

Tsai Ing-wen, Mantan Presiden Taiwan yang Dicintai Rakyat

Internasional
Sebelum Ebrahim Raisi, Ini Deretan Pemimpin Lain yang Tewas dalam Drama Penerbangan

Sebelum Ebrahim Raisi, Ini Deretan Pemimpin Lain yang Tewas dalam Drama Penerbangan

Global
Joe Biden Kecam ICC karena Berupaya Menangkap PM Israel

Joe Biden Kecam ICC karena Berupaya Menangkap PM Israel

Global
[POPULER GLOBAL] Presiden Iran Meninggal Kecelakaan | Kronologi Penemuan Helikopter Raisi

[POPULER GLOBAL] Presiden Iran Meninggal Kecelakaan | Kronologi Penemuan Helikopter Raisi

Global
China: Dinamika Politik Taiwan Tak Akan Ubah Kebijakan 'Satu China'

China: Dinamika Politik Taiwan Tak Akan Ubah Kebijakan "Satu China"

Global
Sejarah Orang Jawa di Kaledonia Baru, Negara yang Sedang Dilanda Kerusuhan

Sejarah Orang Jawa di Kaledonia Baru, Negara yang Sedang Dilanda Kerusuhan

Global
Ketika 706 Orang Bernama Kyle Berkumpul, tapi Gagal Pecahkan Rekor...

Ketika 706 Orang Bernama Kyle Berkumpul, tapi Gagal Pecahkan Rekor...

Global
Meski Alami Luka Bakar, Jenazah Presiden Iran Dapat Dikenali dan Tak Perlu Tes DNA

Meski Alami Luka Bakar, Jenazah Presiden Iran Dapat Dikenali dan Tak Perlu Tes DNA

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke