Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Mobilisasi Parsial Rusia Kerahkan 300.000 Tentara Cadangan ke Ukraina, Putin Panik?

Putin mengatakan, pasukan Rusia menghadapi operasi militer di barat, di garis depan sepanjang 1.000 kilometer di Ukraina.

"Saya kira penting untuk mendukung usul Kementerian Pertahanan untuk melakukan mobilisasi (militer), bukan dalam skala penuh, di Rusia. Saya ulangi: mobilisasi secara parsial. Hanya mereka yang terdaftar sebagai tentara cadangan yang akan dipanggil," kata Putin dalam pidato nasional, hari Rabu (21/9/2022).

"Prioritasnya adalah mereka yang pernah berdinas di angkatan bersenjata, punya pengalaman dan keterampilan militer," kata Putin.

Sebelum dikirim ke medan-medan pertempuran, tentara cadangan ini akan menerima pelatihan.

Ia menambahkan, dekrit mobilisasi militer secara parsial sudah ditandatangani.

Menurut Kementerian Pertahanan Rusia, ada sekitar dua juta tentara cadangan di negara tersebut.

Beberapa laporan menyebutkan, jumlah yang dipanggil saat ini sekitar 300.000 personel.

Dalam kesempatan ini, Putin mengatakan Rusia akan mendukung referendum di Luhansk, Donetsk, Kherson, dan Zaporizhzhia untuk bergabung dengan Federasi Rusia.

Ia menuduh Barat "memulai perang melawan Rusia di Ukraina pada 2014".

"Kebijakan agresif anti-Rusia yang diambil Barat telah melampaui batas," kata Putin. Ia menuduh Barat berencana "menghancurkan Rusia dan menggunakan nuklir untuk menekan Rusia".

Ia mengatakan, "akan menggunakan semua sumber daya yang ada" dan mereka yang menekan atau mengancam Rusia akan menghadapi bumerang.

Secara eksplisit, ia mengatakan "dirinya sedang tidak menggertak."

"Saya ingin mengingatkan ... Rusia memiliki banyak senjata penghancur, dan untuk beberapa jenis, lebih modern dari yang dimiliki negara-negara NATO," kata Putin.

"Jika integritas teritorial kita terancam, tak diragukan lagi kita akan mengerahkan semua sumber daya yang ada untuk melindungi Rusia dan rakyat Rusia. Ini bukan gertakan," katanya.

Ia menggambarkan mobilisasi militer ini sebagai keputusan yang "sangat tidak populer".

Perdana Menteri Belanda, Mark Rutte, sementara itu menyebut Presiden Putin "panik". Reaksi senada juga disampaikan oleh duta besar Amerika Serikat di Ukraina, Bridget Brink, yang menggambarkan keputusan Putin sebagai "tanda-tanda kelemahan Rusia".

Di Beijing, Pemerintah China menyerukan semua pihak untuk menahan diri dan mengedepankan dialog untuk mengakhiri krisis Ukraina.

"Terkait krisis di Ukraina, posisi Pemerintah China sudah jelas. Kami menyerukan semua pihak yang terlibat untuk menyepakati gencatan senjata dan mengakhiri perang melalui negosiasi dan dialog," ujar juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Wang Wenbin.

Ditambahkan, China ingin semua pihak menemukan jalan keluar dengan memperhatikan keamanan dan keselamatan sesegera mungkin.

"Kami berharap masyarakat internasional akan membantu menciptakan kondisi dan ruang untuk mencapai tujuan tersebut," kata Wang Wenbi.

Pengumuman mobilisasi militer dikeluarkan ketika militer Ukraina menguasai kembali sejumlah kota dan kawasan di timur, yang sebelumnya direbut dan dikuasai pasukan Rusia.

https://www.kompas.com/global/read/2022/09/22/131500170/mobilisasi-parsial-rusia-kerahkan-300.000-tentara-cadangan-ke-ukraina

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke