Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Saat Rusia Mulai Lebih Banyak Bertahan, Sementara Ukraina Leluasa Menyerang…

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Jelang enam bulan invasi Rusia ke Ukraina, sekarang pasukan Presiden Vladimir Putin disebut mulai berada dalam posisi bertahan sementara Ukraina dapat leluasa menyerang.

"Sekarang, RU (Rusia) bertahan di lebih banyak tempat melawan ancaman konvensional UKR (Ukraina) yang berkembang dan meluasnya perang gerilya. UKR telah beralih ke serangan dan dapat pilih di mana mereka menyerang; RU sekarang bertahan," kata Pensiunan Jenderal Angkatan Darat Amerika Serikat (AS) Mark Hertling di Twitter pada Sabtu (20/8/2022).

Menurutnya tujuan awal invasi Rusia berada di luar kemampuan mereka, sementara mengurangi target perang kini tidak membantu situasi di lapangan.

Pensiunan jenderal AS itu menambahkan bahwa pasukan Rusia di lapangan telah terbukti "dipimpin dengan buruk, tidak terlatih & dengan semangat rendah" dan bahwa mereka tidak dapat melakukan operasi senjata gabungan (CAO) di Ukraina.

CAO adalah kombinasi dari infanteri, tank, kekuatan api ofensif dan defensif, penerbangan, dan intel.

Tentara Presiden Rusia Vladimir Putin disebut telah menderita sejumlah besar korban selama perang.

Pejabat Departemen Pertahanan AS Colin Kahl memperkirakan awal bulan ini bahwa Moskwa telah melihat hingga 80.000 korban dalam waktu kurang dari enam bulan.

Sementara itu, Kementerian Pertahanan Inggris mengatakan minggu ini bahwa kegagalan Rusia untuk "menegakkan disiplin pertempuran tingkat rendah" telah menyebabkan "kinerja buruk pasukan Rusia" baru-baru ini.

Sekutu AS itu juga menilai bahwa kegagalan awak tank Rusia menyebabkan "gesekan berat" dalam pertempuran.

"Rusia datang ke pertarungan ini dengan berpikir mereka bisa melakukan 'serangan seperti Badai Gurun' yang akan selesai dalam beberapa hari. Ini delusi," kicau Hertling Sabtu (20/8/2022).

"Mereka tidak memiliki kepemimpinan, pelatihan, peralatan, untuk melakukannya. Mengingat budaya dan sistem RU (Rusia), mereka tidak mampu memperbaikinya."

Pensiunan jenderal AS itu mengaku Ukraina saat ini tidak memiliki pelatihan atau jenis organisasi atau peralatan untuk melaksanakan CAO skala besar.

Namun, pasukan Ukraina menurutnya "relatif" terlatih dengan baik dan memiliki semangat kerja yang tinggi, karena mereka terus menerima dukungan dari pemerintah dan warga negara mereka.

“Jangan salah paham, Ukraina ‘dapat’ melakukan operasi defensif, serangan balik, serangan tergesa-gesa dan CAO skala kecil." kata Hertling sebagaimana dilansir Newsweek.

Ukraina diakuinya belum mampu melakukan CAO skala besar di area yang luas. Tapi, mereka beradaptasi, berlatih dengan sekutu, menggabungkan peralatan baru, dan melakukannya dengan sangat cepat.

Pensiunan jenderal itu menambahkan bahwa Ukraina mengetahui sesuatu yang tidak diketahui Rusia.

Yakni bahwa "Anda tidak dapat 'menang' perang dengan artileri atau udara saja. Itu dapat mempengaruhi hasil, atau bahkan mempersiapkan medan perang untuk pertempuran di masa depan, tetapi pasukan tidak bisa mendapatkan kembali tanah dengan 'api' saja. Anda harus melakukannya dengan kekuatan manuver ... di CAO."

Bulan lalu, Hertling mengatakan bahwa Sistem Roket Artileri Mobilitas Tinggi (HMARS) yang diberikan ke Ukraina adalah "pengubah permainan," menambahkan bahwa pasukan Rusia sekarang "dalam kondisi yang mengerikan."

HIMARS diberikan sebagai bagian dari paket bantuan keamanan sebesar 270 juta dollar AS yang menurut Gedung Putih akan dikirim ke negara Eropa Timur itu, dan telah menjadi bantuan besar-besaran bagi pasukan Ukraina.

Newsweek yang melaporkan berita ini telah menghubungi Kementerian Luar Negeri Rusia untuk memberikan komentar.

https://www.kompas.com/global/read/2022/08/21/190100370/saat-rusia-mulai-lebih-banyak-bertahan-sementara-ukraina-leluasa

Terkini Lainnya

Israel Klaim Senjatanya Sendiri Tak Mungkin Picu Kebakaran Besar yang Tewaskan 45 Orang di Rafah

Israel Klaim Senjatanya Sendiri Tak Mungkin Picu Kebakaran Besar yang Tewaskan 45 Orang di Rafah

Global
Bagaimana Rencana 'The Day After' Bisa Bantu Mengakhiri Perang di Gaza

Bagaimana Rencana "The Day After" Bisa Bantu Mengakhiri Perang di Gaza

Internasional
Jelang Pemilu, Meksiko Akan Kerahkan 27.000 Tentara dan Garda Nasional

Jelang Pemilu, Meksiko Akan Kerahkan 27.000 Tentara dan Garda Nasional

Global
Saat Politikus AS Nikki Haley Tulis 'Habisi Mereka' di Rudal Israel...

Saat Politikus AS Nikki Haley Tulis "Habisi Mereka" di Rudal Israel...

Global
Rangkuman Hari Ke-825 Serangan Rusia ke Ukraina: Zelensky Minta Dunia Tak Bosan | Putin Wanti-wanti Barat soal Senjata

Rangkuman Hari Ke-825 Serangan Rusia ke Ukraina: Zelensky Minta Dunia Tak Bosan | Putin Wanti-wanti Barat soal Senjata

Global
Tragedi di Desa Yahidne Dinilai Jadi Gambaran Rencana Putin atas Ukraina

Tragedi di Desa Yahidne Dinilai Jadi Gambaran Rencana Putin atas Ukraina

Internasional
Kolombia Selangkah Lagi Larang Adu Banteng mulai 2027

Kolombia Selangkah Lagi Larang Adu Banteng mulai 2027

Global
Hamas Tewaskan 1.189 Orang, Israel 36.096 Orang

Hamas Tewaskan 1.189 Orang, Israel 36.096 Orang

Global
Taiwan Minta Dukungan Indonesia di Tengah Latihan Militer China

Taiwan Minta Dukungan Indonesia di Tengah Latihan Militer China

Global
Israel Mengelak Serangannya ke Rafah Sebabkan Kebakaran Mematikan

Israel Mengelak Serangannya ke Rafah Sebabkan Kebakaran Mematikan

Global
[POPULER GLOBAL] Serangan Israel Bakar Hidup-hidup Pengungsi | Biden Terkesan Membela

[POPULER GLOBAL] Serangan Israel Bakar Hidup-hidup Pengungsi | Biden Terkesan Membela

Global
Terungkap Identitas Penjual Sotong di Thailand yang Viral karena Mirip Aktor Keanu Reeves

Terungkap Identitas Penjual Sotong di Thailand yang Viral karena Mirip Aktor Keanu Reeves

Global
Di Tengah Kemarahan Global, Israel Serang Kamp Pengungsi Lagi di Rafah, 21 Orang Tewas

Di Tengah Kemarahan Global, Israel Serang Kamp Pengungsi Lagi di Rafah, 21 Orang Tewas

Global
Di Tengah Kecaman Global, Tank-tank Israel Diam-diam Telah Capai Pusat Kota Rafah

Di Tengah Kecaman Global, Tank-tank Israel Diam-diam Telah Capai Pusat Kota Rafah

Global
Bagaimana China Membantu Rusia Hadapi Dampak Sanksi Barat?

Bagaimana China Membantu Rusia Hadapi Dampak Sanksi Barat?

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke