Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Riwayat Lembah Panjshir di Afghanistan dan Singa Legendarisnya

Panjshir adalah benteng alami, terdiri dari lembah yang panjang berbentuk lemon dan dikelilingi tiga arah oleh sisi gunung setinggi 13.000 kaki.

Satu-satunya pintu masuk adalah jalan sempit melalui ngarai berliku di bagian selatan Panjshir Valley, kemudian di tengahnya dipotong oleh sungai Panjshir.

Bagi orang awam dan netral, Panjshir adalah kawasan dengan keindahan alam yang menakjubkan, dengan hiasan ladang-ladang hijau di kedua sisi sungai. Kalau musim semi, bunga-bunga apel akan ikut menghiasinya.

Di antara ladang-ladang, terdapat satu dua rumah yang di halaman atau di samping rumahnya terkadang terdampar sisa-sisa perang seperti logam berkarat atau roda kendaraan perang atau bekas kendaraan berlapis baja, dll.

Selama masa invasi Soviet di Afghanistan, 1979-1989, tujuh kali pasukan merah berupaya memasuki kawasan ini, tapi gagal.

Lebih dari itu, Panjshir juga kokoh bertahan saat berperang dengan Taliban pada tahun 1990-an.

Sempat status istimewa itu bertahan sampai beberapa waktu tahun lalu, karena sempat menjadi satu-satunya provinsi yang masih berdiri tegak melawan Taliban alias belum tertaklukan, setelah Taliban berhasil mengusir Amerika pulang tahun 2021 lalu.

Di eranya, ia ditakuti Soviet dan disegani Taliban. Dengan beberapa stinger (anti aircraft) dari Amerika, dari dinding-dinding lembah itulah pasukan Mujahideen pimpinan Massoud menjatuhkan puluhan helikopter milik Pasukan Merah Uni Soviet.

Namun setelah pemerintahan Mujahideen disikat Taliban tahun 1996, Massoud minggir ke Dushanbe, Ibu kotaTajikistan.

Di sanalah Massoud mengadakan pertemuan-pertemuan dengan utusan negara mitranya seperti Iran, Rusia, dan India.

Rerata pertemuan mereka membahas soal pembelian atau permintaan senjata untuk melawan pemerintahan Taliban, karena Amerika tak bersedia memberikan bantuan senjata berat.

Beberapa tahun sejak Taliban bekuasa, Amerika biasanya hanya memberikan bantuan alat-alat selain senjata, seperti telephone satelite, kacamata infrared, dan alat-alat infiltrasi, itupun harus diambil sendiri oleh tangan kanan Massoud ke Frankfurt, Jerman, di salah satu kantor CIA.

Tangan kanannya adalah Amirullah Saleh, masih muda, yang ketika itu sedang dipersiapkan oleh Massoud sebagai kepala intelijennya di kemudian hari.

Amirullah Saleh adalah penghubung Massoud dengan CIA, tepatnya ALEC Station, divisi khusus untuk Afghanistan (khususnya Al Qaeda) di Langley, markas CIA.

Richard Blee adalah kapten intel yang incharge untuk segala kontak dari Amirullah Saleh di tahun 2001.

Selain Dushanbe, Massoud juga punya rumah besar di perbatasan Afgan-Tajikistan, daerah Khoja Bahaudin.

Setelah tanggal 7 September 2001 mengadakan pertemuan dengan pihak Iran dan Rusia di Dushanbe, Massoud ingin sedikit bersantai.

Massoud pulang ke komplek rumahnya di Khoja tanggal 8 September 2001. Massoud memerintahkan Amrullah Saleh untuk tetap di Durhanbe, sembari mengurus barang kiriman CIA yang baru saja ia jemput ke Franfurt. Maka kembalilah Massoud ke Khoja

Pada pagi 9 September 2001, Muhammad Arif Sarwari, biasa dipanggil Insinyur Arif, karena pernah belajar elektronika di universitas teknik Kabul sebelum bergabung dengan Massoud dalam perang, sedang bekerja di kantor bawah tanahnya di rumah Massoud, Khoja. Orang CIA menjulukinya Scruffy.

Arif mengurusi sarang tikus yang mengotori kawat radio frekuensi ultra tinggi, kotak intersep, dan telepon satelit di rumah Massoud.

Ya, belum lama Badan intelijen asing Inggris, MI6, memberikan Massoud jaringan radio frekuensi tinggi versi Jaguar dan seperangkat komputer.

Di sekitar kabel-kabel radio frekuensi ultra tinggi itulah Al Qaeda berhasil meletakan Bom, di saat Massoud sedang menerima tamu seorang wartawan dari Arab pagi itu, yang ternyata adalah suruhan Al Qaeda.

Boom!! Bom itu meledak. Arif terpental, tapi selamat. Namun Massoud cidera parah.

Arif langsung berteriak di radio walkie talkie kapada pasukan yang sedang menjaga mobil Massoud, Land Cruiser yang parkir cukup jauh di pinggir komplek.

Arif meminta dihidupkan mobil, agar saat mereka datang membawa Massoud yang cedera parah, mobil bisa langsung tancap gas.

Massoud meninggal sebelum sampai di Dushanbe. Arif dan Amirullah Saleh tak bisa menahan tangisnya.

Para komandan gerilya bawahan Massoud berdatangan. Di dalam rapat terbatas di rumah sakit tempat Massoud terbujur, mereka berbagi pendapat apakah akan mengumumkan ke publik tentang kematian Massoud atau menyimpanya dulu.

Setelah itu Amirullah Saleh pergi ke luar. Ia mengambil telepon satelitnya, langsung memencet nomor jalur khusus ke ALEC Station di Langley, markas CIA.

Richard Blee menerimanya. Amirullah Saleh memberitahukan kematian Massoud kepada Richard Blee, sembari mengatakan bahwa pelakunya adalah Al Qaeda.

"Kami meminta pasokan senjata sebanyak yang bisa diberikan Amerika," kata Amirullah.

"Ini perang kami. Amerika tak perlu capek-capek ikut, cukup supply senjata sebanyak yang bisa diberikan oleh Amerika," lanjutnya

Richard Blee gagap. Bukan kapasitasnya untuk menjawab permintaan itu. Richard meminta waktu beberapa hari untuk mendiskusikannya dengan atasanya di Pentagon.

Richard berjanji akan memperjuangkan permintaan Amirullah di pentagon dalam beberapa hari ke depan. Lalu jalur telepon pun ditutup

Dua hari kemudian, 11 September 2001, belum ada sama sekali komitmen dari CIA untuk Amirulah dan Pasukan North Alliance Afghanistan, WTC ambruk ditabrak pesawat.

Debat terjadi di ALEC station di antara sesama agen dan analis, apakah pelakunya Al Qaeda atau Hezbollah.

Mengerucut kepada dua organisasi itu saja. Dan tuduhan final akhirnya jatuh ke Al Qaeda, persis seperti dugaan Richard Blee dan Amirullah Saleh.

Richard tak perlu lagi memperjuangkan aspirasi Amirullah. Karena bukan hanya senjata yang akan dikirim, tapi Amerika sendiri yang akan datang ke sana.

Dialog tersebut dengan apik diceritakan ulang oleh Steve Coll dalam bukunya "Directorate S: The C.I.A. and America's Secret Wars in Afghanistan and Pakistan" yang terbit tahun 2018 lalu.

Amirullah sempat menjabat di dalam organisasi intelijen Arghanistan semasa pemerintahan Kharzai, begitu juga dengan Arif. Kemudian di pemerintahan Ghani, Amirullah adalah wakil presiden.

Mungkin Anda pernah membaca berita wakil presiden Afganistan mengutuk Ghani yang kabur dan mengobarkan perlawanan tahun 2021 lalu. Ya, itulah Amirulah Saleh, mantan tangan kanan Massoud yang selalu mengambil barang titipan CIA ke Franfurt.

Dia bergabung dengan wakil presiden Amrullah Saleh, yang sempat menjadi tangan kanan bapaknya dan telah terlebih dahulu menyatakan dirinya sebagai presiden republik Afghanistan setelah Ashraf Ghani melarikan diri dari negara itu.

Massoud yunior belum pernah berperang. Tapi almarhum bapaknya mengirimnya kuliah ke Inggris untuk program studi "war studies" sampai tingkat master di King College.

Namun fakta berbicara lain. Ahmad Massoud Yunior tak secanggih bapaknya. Meskipun sempat mengibarkan bendera perlawanan, akhirnya Taliban mampu menggasak Lembah Panjshir dan mengukuhkan kekuasaan penuh atas teritori yang pernah ditakuti Rusia dulu.

Setelah itu, Massoud Yunior hilang di media, Amirullah Saleh pun demikian. Namun taliban belum sepenuhnya menang.

Masih ada musuh bebuyutannya yang berkeliaran di Afghanistan, yakni IS Khorasan (ISK), yang meledakan bandara Kabul di hari terakhir Amerika meninggalkan Afghanistan, tahun lalu.

https://www.kompas.com/global/read/2022/05/29/070000270/riwayat-lembah-panjshir-di-afghanistan-dan-singa-legendarisnya

Terkini Lainnya

Inggris Juga Klaim China Kirim Senjata ke Rusia untuk Perang di Ukraina

Inggris Juga Klaim China Kirim Senjata ke Rusia untuk Perang di Ukraina

Global
3 Negara Eropa Akan Akui Negara Palestina, Israel Marah

3 Negara Eropa Akan Akui Negara Palestina, Israel Marah

Global
Ekuador Perang Lawan Geng Narkoba, 7 Provinsi Keadaan Darurat

Ekuador Perang Lawan Geng Narkoba, 7 Provinsi Keadaan Darurat

Global
[POPULER GLOBAL] Identitas Penumpang Tewas Singapore Airlines | Fisikawan Rusia Dipenjara

[POPULER GLOBAL] Identitas Penumpang Tewas Singapore Airlines | Fisikawan Rusia Dipenjara

Global
Ukraina Kembali Serang Perbatasan dan Wilayahnya yang Diduduki Rusia

Ukraina Kembali Serang Perbatasan dan Wilayahnya yang Diduduki Rusia

Global
Singapore Airlines Turbulensi, Ini Nomor Hotline bagi Keluarga Penumpang

Singapore Airlines Turbulensi, Ini Nomor Hotline bagi Keluarga Penumpang

Global
Rusia Pulangkan 6 Anak Pengungsi ke Ukraina Usai Dimediasi Qatar

Rusia Pulangkan 6 Anak Pengungsi ke Ukraina Usai Dimediasi Qatar

Global
Fisikawan Rusia yang Kembangkan Rudal Hipersonik Dihukum 14 Tahun

Fisikawan Rusia yang Kembangkan Rudal Hipersonik Dihukum 14 Tahun

Global
Misteri Area 51: Konspirasi dan Fakta di Balik Pangkalan Militer Tersembunyi AS

Misteri Area 51: Konspirasi dan Fakta di Balik Pangkalan Militer Tersembunyi AS

Global
Kepala Politik Hamas Ucap Duka Mendalam pada Pemimpin Tertinggi Iran

Kepala Politik Hamas Ucap Duka Mendalam pada Pemimpin Tertinggi Iran

Global
Panas Ekstrem 47,4 Derajat Celcius, India Liburkan Sekolah Lebih Awal

Panas Ekstrem 47,4 Derajat Celcius, India Liburkan Sekolah Lebih Awal

Global
Israel Batal Sita Kamera Associated Press Setelah Panen Kecaman

Israel Batal Sita Kamera Associated Press Setelah Panen Kecaman

Global
Hari Ini, Irlandia dan Norwegia Akan Mengakui Negara Palestina Secara Resmi

Hari Ini, Irlandia dan Norwegia Akan Mengakui Negara Palestina Secara Resmi

Global
Pecah Rekor Lagi, Pendaki Nepal Kami Rita Sherpa Capai Puncak Everest 30 Kali

Pecah Rekor Lagi, Pendaki Nepal Kami Rita Sherpa Capai Puncak Everest 30 Kali

Global
Presiden Iran Meninggal, Puluhan Ribu Orang Hadiri Pemakaman Ebrahim Raisi

Presiden Iran Meninggal, Puluhan Ribu Orang Hadiri Pemakaman Ebrahim Raisi

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke