Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Krisis Politik Pakistan Berujung Penggulingan Perdana Menteri Khan, Apa Penyebabnya?

ISLAMABAD, KOMPAS.com - Masa jabatan Imran Khan sebagai perdana menteri Pakistan berakhir pada Minggu (10/4/2022), setelah berhari-hari kekacauan konstitusional yang membuatnya tidak punya pilihan selain mengundurkan diri atau diminta keluar dari jabatannya.

Dilansir dari Al Jazeera, Majelis Rendah Parlemen Pakistan akan bertemu pada Senin (11/4/2022) untuk memilih penjabat perdana menteri baru.

Ini adalah pertama kalinya mosi tidak percaya terhadap perdana menteri Pakistan berhasil.

Latar belakang mosi tidak percaya

Khan tersingkir di parlemen beberapa hari setelah dia memblokir upaya serupa.

Mosi tidak percaya, yang membutuhkan 172 suara di parlemen dengan 342 kursi, didukung oleh 174 anggota parlemen.

Pengesahan mosi itu terjadi setelah Mahkamah Agung negara itu memutuskan Khan, yang berkuasa pada 2018, bertindak tidak konstitusional. Pasalnya, dia sebelumnya memblokir proses dan membubarkan parlemen.

Dalam putusan penting Kamis (7/4/2022) malam, pengadilan memulihkan parlemen yang dibubarkan oleh Presiden Arif Alvi atas rekomendasi Khan.

Khan menuduh oposisi berkolusi dengan Amerika Serikat (AS) untuk menggulingkannya dan meminta para pendukungnya untuk menggelar demonstrasi nasional pada Minggu (10/4/2022).

Sejak kemerdekaannya pada 1947, tidak ada perdana menteri Pakistan yang menyelesaikan masa jabatan lima tahun di negara itu.

Apa yang menyebabkan Khan coba digulingkan?

Berakhirnya politik Khan berakar pada realitas dualitas baru dalam politik Pakistan. Di dalam parlemen, partainya Pakistan Tehreek-e-Insaf (PTI) kehilangan dukungan dari sekutu koalisi. Posisi mayoritas yang dia butuhkan untuk mengalahkan mosi tidak percaya pun hilang.

Di luar parlemen, Khan tampaknya kehilangan dukungan dari militer Pakistan yang kuat, yang menurut oposisi membantunya memenangkan pemilihan umum 2018. Mereka baru-baru ini secara terbuka berselisih tentang penunjukan militer senior dan keputusan kebijakan.

Dalam beberapa pekan terakhir, ketika partai-partai oposisi utama – Partai Rakyat Pakistan (PPP) dan Liga Muslim Pakistan-Nawaz (PML-N) – meningkatkan upaya mereka untuk menggulingkan Khan, sekutu koalisi menyuarakan ketidakpuasan mereka terhadapnya.

Sementara itu, krisis ekonomi yang semakin dalam berkontribusi pada ketidakpuasan terhadap Khan, dengan inflasi dua digit yang mendominasi sebagian besar masa jabatannya.

Siapa yang akan menjadi PM Pakistan berikutnya?

Shehbaz Sharif, adik dari Nawaz Sharif yang tiga kali menjabat Perdana Menteri, secara luas diperkirakan akan menggantikan Khan.

Pria berusia 70 tahun itu kurang dikenal di luar negaranya, tetapi memiliki reputasi di dalam negeri sebagai administrator yang efektif lebih dari sebagai politisi.

Dalam sebuah wawancara minggu lalu, Sharif mengatakan hubungan baik dengan Amerika Serikat (AS) sangat penting bagi Pakistan yang lebih baik atau lebih buruk, sangat kontras dengan hubungan antagonis Khan baru-baru ini dengan Washington.

https://www.kompas.com/global/read/2022/04/10/213000170/krisis-politik-pakistan-berujung-penggulingan-perdana-menteri-khan-apa

Terkini Lainnya

Ukraina Kembali Serang Perbatasan dan Wilayahnya yang Diduduki Rusia

Ukraina Kembali Serang Perbatasan dan Wilayahnya yang Diduduki Rusia

Global
Singapore Airlines Turbulensi, Ini Nomor Hotline bagi Keluarga Penumpang

Singapore Airlines Turbulensi, Ini Nomor Hotline bagi Keluarga Penumpang

Global
Rusia Pulangkan 6 Anak Pengungsi ke Ukraina Usai Dimediasi Qatar

Rusia Pulangkan 6 Anak Pengungsi ke Ukraina Usai Dimediasi Qatar

Global
Fisikawan Rusia yang Kembangkan Rudal Hipersonik Dihukum 14 Tahun

Fisikawan Rusia yang Kembangkan Rudal Hipersonik Dihukum 14 Tahun

Global
Misteri Area 51: Konspirasi dan Fakta di Balik Pangkalan Militer Tersembunyi AS

Misteri Area 51: Konspirasi dan Fakta di Balik Pangkalan Militer Tersembunyi AS

Global
Kepala Politik Hamas Ucap Duka Mendalam pada Pemimpin Tertinggi Iran

Kepala Politik Hamas Ucap Duka Mendalam pada Pemimpin Tertinggi Iran

Global
Panas Ekstrem 47,4 Derajat Celcius, India Liburkan Sekolah Lebih Awal

Panas Ekstrem 47,4 Derajat Celcius, India Liburkan Sekolah Lebih Awal

Global
Israel Batal Sita Kamera Associated Press Setelah Panen Kecaman

Israel Batal Sita Kamera Associated Press Setelah Panen Kecaman

Global
Hari Ini, Irlandia dan Norwegia Akan Mengakui Negara Palestina Secara Resmi

Hari Ini, Irlandia dan Norwegia Akan Mengakui Negara Palestina Secara Resmi

Global
Pecah Rekor Lagi, Pendaki Nepal Kami Rita Sherpa Capai Puncak Everest 30 Kali

Pecah Rekor Lagi, Pendaki Nepal Kami Rita Sherpa Capai Puncak Everest 30 Kali

Global
Presiden Iran Meninggal, Puluhan Ribu Orang Hadiri Pemakaman Ebrahim Raisi

Presiden Iran Meninggal, Puluhan Ribu Orang Hadiri Pemakaman Ebrahim Raisi

Global
Rangkuman Hari Ke-818 Serangan Rusia ke Ukraina: 3.000 Napi Ukraina Ingin Gabung Militer | 14.000 Orang Mengungsi dari Kharkiv 

Rangkuman Hari Ke-818 Serangan Rusia ke Ukraina: 3.000 Napi Ukraina Ingin Gabung Militer | 14.000 Orang Mengungsi dari Kharkiv 

Global
Belum Cukup Umur, Remaja 17 Tahun di India Pilih Partai PM Modi 8 Kali di Pemilu

Belum Cukup Umur, Remaja 17 Tahun di India Pilih Partai PM Modi 8 Kali di Pemilu

Global
Menlu AS Tuding ICC Hambat Gencatan Senjata Perang Israel-Hamas

Menlu AS Tuding ICC Hambat Gencatan Senjata Perang Israel-Hamas

Global
Menteri Keamanan To Lam Resmi Terpilih Jadi Presiden Vietnam

Menteri Keamanan To Lam Resmi Terpilih Jadi Presiden Vietnam

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke