Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Sebelum Pintu Ditutup

Moskwa mengatakan, tindakan dilakukan untuk demiliterisasi dan denazifikasi Ukraina dan melindungi Rusia.

Dan, Presiden Rusia Vladimir Putin dengan tegas memperingatkan negara-negara lain yang ikut campur akan “merasakan konsekuensi yang belum pernah terjadi sepanjang sejarah.”

Apapun alasan Putin, yang utama adalah “menyelamatkan” Ukraina agar tidak jatuh dalam “rumah” Barat, baik secara ekonomi (Uni Eropa) maupun militer (NATO).

Sejak didirikan pada tahun 1949, untuk mengkaunter agresi Uni Soviet di Eropa, aliansi militer ini kini beranggotakan 30 negara, termasuk tiga bekas republik Soviet: Estonia, Latvia, dan Lithuania (tiga negara Baltik).

Semula, NATO hanyalah beranggotakan negara-negara Eropa Barat dan AS serta Asia-Eropa, yakni Turki.

Tetapi, sejak bersatunya Jerman (Barat dan Timur), 14 negara yang semula ada di bawah pengaruh atau satelit Uni Soviet (Rusia) dan bekas republik Soviet bergabung dengan NATO.

Pada tahun 1999, Polandia, Hungaria, dan Republik Czech menjadi anggota NATO. Lalu, tujuh negara Eropa Tengah dan Timur pada tahun 2004 bergabung: Bulgaria, Estonia, Latvia, Lithuania, Romania, Slovakia, dan Slovania.

Mereka bergabung saat KTT NATO di Istanbul Turki, 2004. Lima tahun kemudian, 2009, Albania dan Kroatia menyusul.

Montenegro, bergabung 2017. Yang terakhir menjadi anggota NATO adalah Makedonia, 2020.

Tahun lalu (2021), NATO secara resmi mengakui aspirasi—Bosnia dan Herzegovina, Georgia, dan Ukraina—untuk menjadi anggota.

Bergabungnya negara-negara yang sebelumnya adalah Blok Timur (Pakta Warsawa, dibubarkan tahun 1991) dan bagian Uni Soviet, segera meningkatkan ketegangan dengan Rusia.

Dengan bergabungnya negara-negara Eropa Timur, Baltik, dan bekas republik Uni Soviet, setelah 30 tahun Uni Soviet runtuh (1991), Rusia sekarang benar-benar terkepung secara keamanan.

Hampir semua negara di perbatasan sebelah barat dan Selatan sudah menjadi anggota NATO: Polandia, Slovakia, Hungaria, Romania, Estonia, Latvia, dan Lithuania.

Tinggal dua negara yang belum menjadi anggota NATO, yakni Belarusia dan Ukraina yang sama-sama sudah melakukan pendekatan.

Sementara satu negara lagi, yakni Moldava yang berbatasan dengan Ukraina di sebelah barat, memilih menjadi negara netral.

Maka, bila Ukraina masuk ke Barat (mungkin disusul Belarusia walau sekarang pro-Mokswa dan oleh NATO dinilai masih ada persoalan berkait dengan HAM dan kebebasan. Standar negara yang bisa menjadi anggota NATO antara lain melaksanakan pemilu terbuka, kontrol sipil atas militer, eleminasi konflik etnis dan nasional), Rusia akan benar-benar terkepung secara militer dari mana-mana, termasuk dari barat-daya, yakni Turki yang menjagai Selat Bosporus, pintu keluar masuk kapal-kapal Rusia dari Laut Hitam ke Laut Tengah.

Merasa Dikhianati

Rusia merasa dikhianati Barat yang memperluas keanggotaan NATO ke timur. Putin mengingatkan jaminan Barat untuk tidak memperluas NATO ke Timur.

Jaminan itu disampaikan Menlu AS James Baker kepada pemimpin Uni Soviet Mikhail Gorbachev pada tanggal 9 Februari 1990, saat membahas penyatuan Jerman.

Kata Baker, “tidak satu inci pun ke timur” ekspansi NATO. Jaminan itu kepada Gorbachev dan para pejabat Soviet lainnya oleh pemimpin Barat. (Arsip Keamanan Nasional di Universitas George Washington).

Arsip tersebut mengungkapkan bahwa Baker tidak hanya sekali mengatakan formula “tidak satu inci pun ke timur”, tetapi tiga kali.

Baker setuju dengan pernyataan Gorbachev bahwa “ekspansi NATO tidak dapat diterima.”

Ia meyakinkan Gorbachev bahwa “baik Presiden maupun saya (Baker) tidak bermaksud untuk mengambil keuntungan sepihak dari proses yang sedang berlangsung,” dan Amerika memahami bahwa “tidak hanya untuk Uni Soviet tetapi juga untuk negara-negara Eropa lainnya, penting untuk memiliki menjamin bahwa jika Amerika Serikat mempertahankan kehadirannya di Jerman dalam kerangka NATO, tidak satu inci pun yurisdiksi militer NATO saat ini akan menyebar ke arah timur.”

Hari berikutnya Kanselir Jerman Helmut Kohl, juga mengatakan kepada Gorbachev “secara alami NATO tidak dapat memperluas wilayahnya ke wilayah Jerman Timur saat ini”.

Janji itu diulangi Sekretaris Jenderal NATO Manfred Wörner pada 17 Mei di Moskwa.
Yang pertama memberikan jaminan adalah Menlu Jerman Hans-Dietrich Genscher.

Pada tanggal 31 Januari 1990, dalam pertemuan para pemimpin NATO di Tutzing, Bavaria, Genscher mengatakan, “bahwa perubahan di Eropa Timur dan proses penyatuan Jerman tidak boleh mengarah pada ‘penurunan kepentingan keamanan Soviet’.

Oleh karena itu, NATO harus mengesampingkan ‘ekspansi’ ke arah timur, yaitu memindahkannya lebih dekat ke perbatasan Soviet. Janji tersebut terus disampaikan Barat pada tahun 1991.

Barat memang telah berjanji pada Rusia. Akan tetapi, jaminan itu hanyalah lisan, tidak ada jaminan tertulis tentang batas-batas ekspansi NATO.

Pada bulan Maret 1991, John Major, misalnya, ditanya oleh menteri pertahanan Soviet, Marsekal Dmitry Yazov, tentang minat Eropa timur untuk bergabung dengan NATO.

Major, menurut buku harian duta besar Inggris untuk Moskow, Rodric Braithwaite, meyakinkannya bahwa "hal seperti itu tidak akan pernah terjadi”. (The Guardian, 12 Januari 2022)

Karena itu, sekarang ini Putin merasa telah dikhianati NATO. Sebab, kenyataanya setelah penyatuan Jerman, 14 negara yang sebelumnya ada di bawah “sayap-sayap” Rusia, bergabung dengan NATO.

Semua langkah NATO itu secara umum ditafsirkan Moskwa sebagai ancaman terhadap Rusia, yang benar-benar terkepung.

Bukan hanya Putin yang merasa dikhianati. Pada tahun 1993, Boris Yeltsin kepada Bill Clinton sudah mengatakan hal yang sama.

Dalam suratnya kepada Clinton, Yeltsin menyatakan, perluasan lebih lanjut NATO ke arah timur melanggar semangat perjanjian 1990.

Tetapi, menurut sejarawan Mary Elise Sarotte, dalam bukunya Not One Inch: America, Russia, and the Making of the Cold War Stalemate, tuduhan pengkhiatan itu secara teknis tidak benar, tetapi memeliki kebenaran psikologis.

Sekarang ini, tidak ada pilihan lain bagi Rusia kecuali masuk ke Ukraina—yang diberi jalan oleh pernyataan merdeka Donetsk dan Luhansk yang pro-Rusia—untuk mencegah Ukraina jatuh ke Barat.

Rusia, menginginkan agar Ukraina tetap ada di bawah kekuasaannya, di bawah sphere of influence-nya atau sekurang-kurangnya menjadi negara netral.

Sebagai catatan terakhir menarik pendapat Andrei P. Tsygankov (2018), di mata Rusia, ofensif militer NATO itu digunakan untuk tujuan yang lebih besar, yakni membongkar rezim politik dan sistem nilai Rusia.

Peradaban Barat berpusat pada sistem politik kompetitif dan individualisme; sedangkan Rusia dan masyarakat non-Barat terus bergantung pada otoritas eksekutif yang sangat terkonsentrasi. Dengan demikian, posisi Putin menjadi sasaran.

https://www.kompas.com/global/read/2022/02/26/061000870/sebelum-pintu-ditutup

Terkini Lainnya

Suara Tembakan di Dekat Kedutaan Israel, Polisi Swedia Menahan Beberapa Orang

Suara Tembakan di Dekat Kedutaan Israel, Polisi Swedia Menahan Beberapa Orang

Global
Kharkiv Jadi Kota Kedua Ukraina Sering Diserang Drone Rusia

Kharkiv Jadi Kota Kedua Ukraina Sering Diserang Drone Rusia

Global
China Disebut Berencana Kembangkan Reaktor Nuklir Terapung di Laut China Selatan

China Disebut Berencana Kembangkan Reaktor Nuklir Terapung di Laut China Selatan

Global
Pemungutan Suara di Paris Bikin Pulau Milik Prancis di Pasifik Mencekam, Mengapa?

Pemungutan Suara di Paris Bikin Pulau Milik Prancis di Pasifik Mencekam, Mengapa?

Internasional
Rangkuman Hari Ke-813 Serangan Rusia ke Ukraina: Xi Jinping dan Putin Buat Kesepakatan | Zelensky Akui Situasi Sulit di Kharkiv 

Rangkuman Hari Ke-813 Serangan Rusia ke Ukraina: Xi Jinping dan Putin Buat Kesepakatan | Zelensky Akui Situasi Sulit di Kharkiv 

Global
Negara-negara yang Telah Lakukan Aksi Konkret Menentang Israel

Negara-negara yang Telah Lakukan Aksi Konkret Menentang Israel

Global
Spanyol Tolak Izin Berlabuh Kapal yang Bawa 27 Ton Bahan Peledak ke Israel, dari Mana Asalnya?

Spanyol Tolak Izin Berlabuh Kapal yang Bawa 27 Ton Bahan Peledak ke Israel, dari Mana Asalnya?

Global
Perjalanan Hubungan Rusia-China dari Era Soviet sampai Saat Ini

Perjalanan Hubungan Rusia-China dari Era Soviet sampai Saat Ini

Internasional
Liga Arab Desak Gencatan Senjata Segera dan Permanen di Gaza

Liga Arab Desak Gencatan Senjata Segera dan Permanen di Gaza

Global
Abaikan Peringatan Internasional, Israel Bersumpah Intensifkan Serangan Darat di Rafah Gaza

Abaikan Peringatan Internasional, Israel Bersumpah Intensifkan Serangan Darat di Rafah Gaza

Global
Liga Arab Serukan Penempatan Pasukan Penjaga Perdamaian PBB di Palestina

Liga Arab Serukan Penempatan Pasukan Penjaga Perdamaian PBB di Palestina

Global
[POPULER GLOBAL] 'Israel Akan Incar Turkiye' | Kondisi PM Slovakia Usai Ditembak

[POPULER GLOBAL] "Israel Akan Incar Turkiye" | Kondisi PM Slovakia Usai Ditembak

Global
5 Tentara Israel Tewas Ditembak Tanknya Sendiri di Gaza Utara

5 Tentara Israel Tewas Ditembak Tanknya Sendiri di Gaza Utara

Global
AS Makin Agresif, Xi Jinping-Putin Perdalam Hubungan Militernya

AS Makin Agresif, Xi Jinping-Putin Perdalam Hubungan Militernya

Global
Ukraina Tuduh Rusia Menahan dan Bunuh Warga Sipil di Kharkiv

Ukraina Tuduh Rusia Menahan dan Bunuh Warga Sipil di Kharkiv

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke