Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Sejumlah Maskapai Hindari Wilayah Udara Ukraina Menyusul Peringatan Invasi Rusia

KIEV, KOMPAS.com - Ketegangan di perbatasan Rusia-Ukraina meningkat meskipun ada upaya diplomatik untuk meredakan situasi, dan banyak maskapai penerbangan global mulai membatalkan penerbangan ke Ukraina atau menghindari wilayah udara negara itu.

Pada Sabtu (12/2/2022), maskapai Belanda KLM mengumumkan menghentikan semua penerbangan ke dan dari Ukraina sampai pemberitahuan lebih lanjut dan tidak akan terbang melalui wilayah udara Ukraina.

Pihak KLM mengatakan keputusan itu "mengikuti saran perjalanan yang disesuaikan dengan kode merah dan analisis keselamatan yang ekstensif."

Maskapai Jerman Lufthansa mengatakan sedang memantau situasi dan memeriksa apakah akan menangguhkan penerbangan, sebagaimana dilansir Al Jazeera.

Secara khusus, Qatar Airways membatalkan penerbangan paginya dari Doha ke ibu kota Ukraina Kiev pada Senin (14/2/2022), menurut FlightRader24.

Maskapai itu mengoperasikan penerbangan sore, tetapi mengubah pesawat dari pesawat berbadan sempit Airbus A320 menjadi jet berbadan lebar Boeing 777 yang jauh lebih besar.

Sementara itu, Reuters melaporkan pada Senin (14/2/2022) bahwa pesawat British Airways menghindari wilayah udara Ukraina pada penerbangan antara Eropa dan Asia.

Selain itu, maskapai penerbangan murah Ukraina SkyUp dialihkan ke Moldova pada Minggu (13/2/2022), setelah penyewa pesawat yang berasal dari Irlandia bersikeras bahwa pesawat itu tidak terbang ke tujuan awalnya di Kiev, ABC News melaporkan.

Asuransi menarik tanggungan

Di tengah meningkatnya ancaman invasi Rusia ke Ukraina, banyak perusahaan asuransi pesawat menarik pertanggungan mereka untuk pesawat yang terbang di Ukraina.

Menurut Reuters, Ukraine International Airlines, maskapai penerbangan nasional, mengatakan perusahaan asuransinya tidak akan menanggung biaya pesawatnya, dan meminta lima jet Boeing 737-800 perusahaan untuk diterbangkan ke Spanyol untuk disimpan.

Terlepas dari peringatan perjalanan, Ukraina telah berjanji menjaga wilayah udaranya tetap terbuka.

Sekitar 590 juta dollar AS (Rp 841 miliar) telah dialokasikan untuk menawarkan kepada maskapai untuk melanjutkan penerbangan melalui wilayah udaranya, menurut BBC News.

Pada Minggu (13/2/2022), Presiden Ukraina Kirill Tymoshenko mengatakan dalam sebuah unggahan Facebook bahwa ia "siap untuk membuat komitmen keuangan untuk keselamatan pesawat di langit Ukraina" dan "garansi akan diberikan untuk perusahaan asuransi, perusahaan leasing, dan maskapai penerbangan. "

Henry Harteveldt, analis perjalanan dan presiden Atmosphere Research Group, mengatakan kepada New York Times bahwa ia memperkirakan akan lebih banyak maskapai membatalkan penerbangan ke negara itu meskipun ada bantalan moneter.

"Bahkan jika Ukraina sendiri tidak menutup wilayah udaranya, pihak lain akan sangat mengurangi jumlah penerbangan masuk dan keluar dari wilayah udara Ukraina," katanya.

Langkah untuk menghindari wilayah udara negara itu tidak hanya mencerminkan potensi invasi, tetapi juga mengingatkan pada insiden 2014.

Banyak maskapai penerbangan, termasuk KLM, secara umum menghindari terbang di atas Ukraina timur sejak 2014. Tepatnya setelah penerbangan Malaysia Airlines MH17, yang terbang dari Amsterdam ke Kuala Lumpur, ditembak jatuh di atas wilayah yang dikuasai separatis pada 17 Juli.

Semua 298 orang di dalamnya, 198 di antaranya adalah warga negara Belanda, tewas.

Investigasi Dewan Keamanan Belanda mengungkapkan bahwa Boeing 777 terkena rudal darat-ke-udara buatan Rusia. Jaksa Ukraina dan Belanda menuduh kelompok bersenjata yang didukung Rusia beroperasi di daerah peluncuran rudal.

Presiden Vladimir Putin menolak tuduhan bahwa Rusia berada di baliknya.

https://www.kompas.com/global/read/2022/02/15/213000370/sejumlah-maskapai-hindari-wilayah-udara-ukraina-menyusul-peringatan

Terkini Lainnya

Singapore Airlines Turbulensi, Ini Nomor Hotline bagi Keluarga Penumpang

Singapore Airlines Turbulensi, Ini Nomor Hotline bagi Keluarga Penumpang

Global
Rusia Pulangkan 6 Anak Pengungsi ke Ukraina Usai Dimediasi Qatar

Rusia Pulangkan 6 Anak Pengungsi ke Ukraina Usai Dimediasi Qatar

Global
Fisikawan Rusia yang Kembangkan Rudal Hipersonik Dihukum 14 Tahun

Fisikawan Rusia yang Kembangkan Rudal Hipersonik Dihukum 14 Tahun

Global
Misteri Area 51: Konspirasi dan Fakta di Balik Pangkalan Militer Tersembunyi AS

Misteri Area 51: Konspirasi dan Fakta di Balik Pangkalan Militer Tersembunyi AS

Global
Kepala Politik Hamas Ucap Duka Mendalam pada Pemimpin Tertinggi Iran

Kepala Politik Hamas Ucap Duka Mendalam pada Pemimpin Tertinggi Iran

Global
Panas Ekstrem 47,4 Derajat Celcius, India Liburkan Sekolah Lebih Awal

Panas Ekstrem 47,4 Derajat Celcius, India Liburkan Sekolah Lebih Awal

Global
Israel Batal Sita Kamera Associated Press Setelah Panen Kecaman

Israel Batal Sita Kamera Associated Press Setelah Panen Kecaman

Global
Hari Ini, Irlandia dan Norwegia Akan Mengakui Negara Palestina Secara Resmi

Hari Ini, Irlandia dan Norwegia Akan Mengakui Negara Palestina Secara Resmi

Global
Pecah Rekor Lagi, Pendaki Nepal Kami Rita Sherpa Capai Puncak Everest 30 Kali

Pecah Rekor Lagi, Pendaki Nepal Kami Rita Sherpa Capai Puncak Everest 30 Kali

Global
Presiden Iran Meninggal, Puluhan Ribu Orang Hadiri Pemakaman Ebrahim Raisi

Presiden Iran Meninggal, Puluhan Ribu Orang Hadiri Pemakaman Ebrahim Raisi

Global
Rangkuman Hari Ke-818 Serangan Rusia ke Ukraina: 3.000 Napi Ukraina Ingin Gabung Militer | 14.000 Orang Mengungsi dari Kharkiv 

Rangkuman Hari Ke-818 Serangan Rusia ke Ukraina: 3.000 Napi Ukraina Ingin Gabung Militer | 14.000 Orang Mengungsi dari Kharkiv 

Global
Belum Cukup Umur, Remaja 17 Tahun di India Pilih Partai PM Modi 8 Kali di Pemilu

Belum Cukup Umur, Remaja 17 Tahun di India Pilih Partai PM Modi 8 Kali di Pemilu

Global
Menlu AS Tuding ICC Hambat Gencatan Senjata Perang Israel-Hamas

Menlu AS Tuding ICC Hambat Gencatan Senjata Perang Israel-Hamas

Global
Menteri Keamanan To Lam Resmi Terpilih Jadi Presiden Vietnam

Menteri Keamanan To Lam Resmi Terpilih Jadi Presiden Vietnam

Global
Anggota Kabinet Perang Israel Ron Dermer Sebut Tak Ada Kelaparan di Gaza, Kok Bisa? 

Anggota Kabinet Perang Israel Ron Dermer Sebut Tak Ada Kelaparan di Gaza, Kok Bisa? 

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke