DONETSK, KOMPAS.com – Para staf AS di Organisasi untuk Keamanan dan Kerja Sama di Eropa (OSCE) mulai meninggalkan Kota Donetsk yang dikuasai pemberontak di Ukraina timur pada Minggu (13/2/2022).
Laporan tersebut disampaikan seorang saksi mata Reuters di tengah kekhawatiran kemungkinan invasi Rusia.
OSCE tidak menanggapi permintaan komentar atas kejadian tersebut ketika dihubungi Reuters.
Beberapa mobil lapis baja dengan logo OSCE bermuatan koper terlihat meninggalkan markas misi tersebut pada Minggu pagi waktu setempat.
Sejumlah staf Misi Pemantauan Khusus OSCE di Ukraina telah dikerahkan di Ukraina timur sejak pecahnya perang antara pasukan Ukraina dan kelompok separatis pro-Rusia pada 2014.
Menurut Kiev, konflik di wilayah Ukraina timur tersebut telah menewaskan lebih dari 14.000 orang, sebagaimana dilansir Reuters.
Sebelumnya, AS dan beberapa sekutunya telah mendesak warganya untuk segera meninggalkan Ukraina guna menghindari ancaman invasi Rusia.
Barat memperingatkan bahwa invasi Rusia ke Ukraina bisa terjadi kapan saja.
Di sisi lain, Rusia selalu membantah tuduhan bahwa pihaknya berencana melancarkan serangan ke tetangganya tersebut.
Dua orang sumber mengatakan kepada Reuters bahwa AS memutuskan untuk menarik para stafnya untuk OSCE dari Ukraina.
Sementara Inggris memindahkan para stafnya di OSCE dari daerah yang dikuasai pemberontak ke daerah yang berada di bawah kendali Pemerintah Ukraina.
Para pemantau OSCE dari Denmark juga telah meninggalkan Donetsk, kata seorang sumber dari kalangan diplomatik.
Reuters masih belum bisa menentukan apakah mereka akan meninggalkan Ukraina atau hanya berpindah dari wilayah yang dikuasai pemberontak.
Dari 680 pemantau OSCE di Ukraina, 515 orang berbasis di bagian timur negara itu, menurut situs resmi misi tersebut.
https://www.kompas.com/global/read/2022/02/13/213100470/para-staf-as-tinggalkan-ukraina-timur-di-tengah-ancaman-invasi-rusia