Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Pentagon: Serangan Udara AS di Timur Tengah Banyak Salah Target, Ribuan Warga Sipil Tewas

Dokumen yang dilaporkan New York Times pada Sabtu (18/12/2021) itu mencakup lebih dari 1.300 laporan korban sipil, sehingga melemahkan klaim pemerintah yang menyebut perang dilakukan dengan presisi.

Janji transparansi dan akuntabilitas sering tidak terwujud, katanya, dikutip Kompas.com dari AFP.

"Tidak satu pun catatan yang diberikan mencakup temuan kesalahan atau tindakan disipliner," surat kabar itu melaporkan seri pertama dari dua bagian.

Beberapa kasus yang disebutkan oleh New York Times pernah dilaporkan, dan dikatakan penyelidikannya menunjukkan jumlah kematian warga sipil dikurangi secara drastis.

Di antara tiga kasus yang dikutip adalah pemboman 19 Juli 2016 oleh pasukan khusus AS terhadap apa yang diyakini sebagai tiga daerah operasi ISIS di Suriah utara.

Laporan awalnya 85 milisi tewas, tetapi sebaliknya yang tewas adalah 120 petani dan penduduk desa lainnya.

Contoh lain adalah serangan November 2015 di Ramadi, Irak, setelah seorang pria terlihat menyeret benda berat asing ke pos ISIS.

Obyek tersebut, setelah dilakukan peninjauan, ternyata seorang anak yang tewas dalam serangan.

Rekaman pengawasan yang buruk atau tidak memadai sering berkontribusi pada kegagalan penargetan yang mematikan, kata laporan itu.

Baru-baru ini, Amerika Serikat harus mencabut klaimnya bahwa kendaraan yang dihancurkan oleh drone di jalan Kabul pada Agustus berisi bom. Korban serangan itu ternyata 10 anggota keluarga.

Banyak warga sipil yang selamat dari serangan AS, kata laporan itu, menjadi cacat dan membutuhkan perawatan mahal, tetapi yang mendapat kompensasi bisa dihitung jari.

Saat dimintai komentar, Kapten Bill Urban juru bicara Komando Pusat AS mengatakan kepada New York Times, "Bahkan dengan teknologi terbaik di dunia, kesalahan tetap terjadi, baik berdasarkan informasi yang tidak lengkap atau salah tafsir dari informasi yang tersedia. Dan kami mencoba untuk belajar dari kesalahan-kesalahan itu."

"Kami bekerja dengan tekun untuk menghindari bahaya seperti itu. Kami menyelidiki setiap kejadian yang kredibel. Dan kami menyesali setiap hilangnya nyawa yang tidak bersalah."

Serangan udara AS di Timur Tengah berkembang pesat pada tahun-tahun terakhir pemerintahan mantan presiden Barack Obama.

Obama berujar, cara baru menggunakan drone adalah serangan udara paling tepat dalam sejarah, yang mampu menekan kematian warga sipil seminimal mungkin.

Akan tetapi, selama periode lima tahun, pasukan AS melakukan lebih dari 50.000 serangan udara di Afghanistan, Irak, dan Suriah, kata laporan itu.

Dalam menyusun laporannya, New York Times berkata wartawannya mengunjungi lebih dari 100 lokasi korban dan mewawancarai sejumlah penduduk yang masih hidup, serta pejabat Amerika baik yang masih menjabat atau tidak.

https://www.kompas.com/global/read/2021/12/19/150100570/pentagon--serangan-udara-as-di-timur-tengah-banyak-salah-target-ribuan

Terkini Lainnya

Penyebab Kenapa Menyingkirkan Bom yang Belum Meledak di Gaza Butuh Waktu Bertahun-tahun

Penyebab Kenapa Menyingkirkan Bom yang Belum Meledak di Gaza Butuh Waktu Bertahun-tahun

Global
30 Tahun Setelah Politik Apartheid di Afrika Selatan Berakhir

30 Tahun Setelah Politik Apartheid di Afrika Selatan Berakhir

Internasional
Rangkuman Hari Ke-795 Serangan Rusia ke Ukraina: Buruknya Situasi Garis Depan | Desa Dekat Avdiivka Lepas

Rangkuman Hari Ke-795 Serangan Rusia ke Ukraina: Buruknya Situasi Garis Depan | Desa Dekat Avdiivka Lepas

Global
Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Global
[KABAR DUNIA SEPEKAN] Tabrakan Helikopter Malaysia | Artefak Majapahit Dicuri

[KABAR DUNIA SEPEKAN] Tabrakan Helikopter Malaysia | Artefak Majapahit Dicuri

Global
Bangladesh Liburkan 33 Murid dan Mahasiswa karena Cuaca Panas

Bangladesh Liburkan 33 Murid dan Mahasiswa karena Cuaca Panas

Global
Dilema Sepak Bola Hong Kong, dari Lagu Kebangsaan hingga Hubungan dengan China

Dilema Sepak Bola Hong Kong, dari Lagu Kebangsaan hingga Hubungan dengan China

Global
Panglima Ukraina: Situasi Garis Depan Memburuk, Rusia Unggul Personel dan Senjata

Panglima Ukraina: Situasi Garis Depan Memburuk, Rusia Unggul Personel dan Senjata

Global
Jam Tangan Penumpang Terkaya Titanic Laku Dilelang Rp 23,75 Miliar

Jam Tangan Penumpang Terkaya Titanic Laku Dilelang Rp 23,75 Miliar

Global
Rusia Masuk Jauh ke Garis Pertahanan Ukraina, Rebut Desa Lain Dekat Avdiivka

Rusia Masuk Jauh ke Garis Pertahanan Ukraina, Rebut Desa Lain Dekat Avdiivka

Global
Filipina Tutup Sekolah 2 Hari karena Cuaca Panas Ekstrem

Filipina Tutup Sekolah 2 Hari karena Cuaca Panas Ekstrem

Global
Rusia Jatuhkan 17 Drone Ukraina di Wilayah Barat

Rusia Jatuhkan 17 Drone Ukraina di Wilayah Barat

Global
Intel AS Sebut Putin Tidak Perintahkan Pembunuhan Navalny

Intel AS Sebut Putin Tidak Perintahkan Pembunuhan Navalny

Global
Sosok Subhash Kapoor, Terduga Pencuri Artefak Majapahit di New York

Sosok Subhash Kapoor, Terduga Pencuri Artefak Majapahit di New York

Global
Respons Cepat Emirates Airlines Tangani Kekhawatiran Penumpang Anak Tuai Pujian

Respons Cepat Emirates Airlines Tangani Kekhawatiran Penumpang Anak Tuai Pujian

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke