KOMPAS.com - Gletser Thwaites yang luas di Antartika, yang dikenal sebagai "gletser kiamat", meleleh lebih cepat karena krisis iklim yang memburuk.
Para ilmuwan, dilansir Mirror, menyebut bahwa hal ini bisa sangat berbahaya.
Gletser, yang mengalir ke laut Amundsen di lepas Antartika barat, berukuran sekitar Inggris, atau Florida.
Pencairannya berkontribusi empat persen terhadap kenaikan permukaan laut global tahunan.
Para ilmuwan menyebut glester itu dalam risiko keruntuhan serius.
Gletser kiamat hanya bisa bertahan beberapa tahun lagi karena air laut yang memanas perlahan-lahan menghapus es gletser dari bawah.
Mereka mengatakan bagian terapung di depan Gletser Thwaites yang sampai sekarang relatif stabil, bisa "hancur seperti kaca depan mobil".
Pencairan es di garis dasar berkontribusi pada air laut dan permukaan laut.
Tetapi efek yang lebih besar adalah mengirim lebih banyak es di atasnya ke dalam air, yang juga menaikkan permukaan air laut.
Hal ini memiliki dampak terbatas pada permukaan laut global saat ini.
Tetapi jika semuanya mencair, akan ada cukup es yang tertahan di hulu di cekungan drainase gletser untuk menaikkan ketinggian lautan hingga 65 cm.
Skenario "hari kiamat" seperti itu dianggap tidak mungkin terjadi selama berabad-abad.
Tetapi, tim studi mengatakan, Thwaites saat ini menanggapi dunia yang memanas dengan cara yang sangat cepat.
“Akan ada perubahan dramatis di bagian depan gletser, mungkin dalam waktu kurang dari satu dekade," ujar peneliti.
"Baik studi yang dipublikasikan maupun yang tidak dipublikasikan, menunjukkan ke arah itu,” kata ahli glasiologi Prof Ted Scambos, koordinator utama AS untuk International Thwaites Glacier Collaboration (ITGC).
"Ini akan mempercepat runtuhnya Thwaites dan memperluas, secara efektif, bagian berbahaya dari gletser," tambahnya.
https://www.kompas.com/global/read/2021/12/15/180000570/gletser-besar-antartika-diprediksi-meleleh-lebih-cepat-disebut-awal