Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Pengawas Energi Global Dituntut Sediakan Akses Gratis ke Data Pemerintah

PARIS, KOMPAS.com – Pengawas energi global, International Energy Agency (IEA), diminta merilis data energi nasional yang dikumpulkannya dari berbagai negara kepada publik.

Hal tersebut merupakan tuntutan dari lebih dari 30 akademisi internasional melalui surat terbuka kepada IEA.

Isi surat tersebut meminta IEA menghapus sistem paywalls atau pembayaran untuk mengakses dataset energi nasional yang dikumpulkan menggunakan dana publik.

Pasalnya, paywalls hanya membuat aksi iklim menjadi lebih mahal sekaligus kurang efektif sebagaimana dilansir The Guardian, Jumat (10/12/2021).

Jika paywalls dihapuskan, maka akan membantu penelitian independen yang pada gilirannya dapat membantu mempercepat transisi global ke energi bersih.

IEA rutin menerbitkan berbagai laporan berpengaruh tentang sistem energi global.

Sebagian besar laporan tersebut didasarkan pada data energi nasional yang disediakan oleh pemerintah yang diperhitungkan di antara para anggotanya.

Namun, banyak data yang mendukung laporan ini tidak dapat diakses oleh peneliti independen.

Para akademisi tersebut mengatakan, menempatkan kumpulan data di balik paywalls hanya mempersulit analis sistem energi independen, dan publik yang tertarik, untuk menyelidiki dan lebih memahami jalan menuju nol bersih.

Sebaliknya, data berkualitas tinggi yang diperlukan untuk menciptakan jalur yang efektif dan berbiaya rendah menuju masyarakat nol bersih harus tersedia di bawah lisensi terbuka yang sesuai.

“Dataset berkualitas tinggi sudah ada: mereka diterbitkan oleh IEA tetapi berada di belakang paywalls,” tulis surat terbuka kepada direktur eksekutif IEA, Fatih Birol.

“Dan meski IEA adalah lembaga yang didanai publik, peneliti dan pihak ketiga yang berkepentingan lainnya biasanya harus membayar dan menyetujui kerahasiaan untuk mengakses data IEA,” sambung surat tersebut.

“Pada akhirnya, kurangnya ketersediaan data akan mengarah ke jalur transisi nol bersih yang lebih mahal dan kurang efektif daripada yang seharusnya,” tambah surat itu.

IEA didirikan setelah krisis minyak pada 1970-an untuk memantau pasar energi global dan memberikan penilaian secara independen.

Penilaian tersebut dapat digunakan untuk menginformasikan keputusan pembuat kebijakan dan pemodal.

IEA didanai oleh negara-negara anggota dan beberapa organisasi lain. Namun, IEA juga memiliki pendapatan dengan menjual data melalui paywalls.

Seorang juru bicara IEA mengatakan, badan tersebut berkomitmen untuk meningkatkan dan memperluas akses data dan dalam beberapa tahun terakhir.

Juru bicara itu menambahkan, IEA juga menetapkan kebijakan baru untuk membuat semakin banyak data dan analisis tersedia secara gratis.

“Namun, penjualan data merupakan bagian penting dari anggaran operasional kami, memungkinkan IEA untuk memenuhi mandat esensialnya,” tutur juru bicara itu.

“Sebagian besar dari penjualan ini adalah ke perusahaan energi swasta, lembaga keuangan, dan konsultan,” sambungnya.

https://www.kompas.com/global/read/2021/12/11/123200770/pengawas-energi-global-dituntut-sediakan-akses-gratis-ke-data-pemerintah

Terkini Lainnya

Israel Mengelak Serangannya ke Rafah Sebabkan Kebakaran Mematikan

Israel Mengelak Serangannya ke Rafah Sebabkan Kebakaran Mematikan

Global
[POPULER GLOBAL] Serangan Israel Bakar Hidup-hidup Pengungsi | Biden Terkesan Membela

[POPULER GLOBAL] Serangan Israel Bakar Hidup-hidup Pengungsi | Biden Terkesan Membela

Global
Terungkap Identitas Penjual Sotong di Thailand yang Viral karena Mirip Aktor Keanu Reeves

Terungkap Identitas Penjual Sotong di Thailand yang Viral karena Mirip Aktor Keanu Reeves

Global
Di Tengah Kemarahan Global, Israel Serang Kamp Pengungsi Lagi di Rafah, 21 Orang Tewas

Di Tengah Kemarahan Global, Israel Serang Kamp Pengungsi Lagi di Rafah, 21 Orang Tewas

Global
Di Tengah Kecaman Global, Tank-tank Israel Diam-diam Telah Capai Pusat Kota Rafah

Di Tengah Kecaman Global, Tank-tank Israel Diam-diam Telah Capai Pusat Kota Rafah

Global
Bagaimana China Membantu Rusia Hadapi Dampak Sanksi Barat?

Bagaimana China Membantu Rusia Hadapi Dampak Sanksi Barat?

Internasional
Saat 145 Negara Kini Akui Negara Palestina...

Saat 145 Negara Kini Akui Negara Palestina...

Global
Produsen Susu Australia Lirik Peluang dari Program Makan Siang Gratis Prabowo

Produsen Susu Australia Lirik Peluang dari Program Makan Siang Gratis Prabowo

Global
Keluh Kesah Warga Jepang soal Turis Gunung Fuji, Kini Pemandangan Ditutup

Keluh Kesah Warga Jepang soal Turis Gunung Fuji, Kini Pemandangan Ditutup

Global
Spanyol dan Norwegia Resmi Akui Negara Palestina, Irlandia Segera Menyusul

Spanyol dan Norwegia Resmi Akui Negara Palestina, Irlandia Segera Menyusul

Global
Influencer Pendidikan China Terlampau Disiplin, Pendekatan Belajarnya Picu Kontroversi

Influencer Pendidikan China Terlampau Disiplin, Pendekatan Belajarnya Picu Kontroversi

Global
Sempat Alami Masalah Kesehatan, Ini Kondisi Terkini Mike Tyson

Sempat Alami Masalah Kesehatan, Ini Kondisi Terkini Mike Tyson

Global
Kata Biden soal Serangan Israel ke Rafah yang Bakar Hidup-hidup Pengungsi di Tenda

Kata Biden soal Serangan Israel ke Rafah yang Bakar Hidup-hidup Pengungsi di Tenda

Global
Sejumlah 'Influencer' Kaya Raya di China Hilang dari Media Sosial, Ada Apa?

Sejumlah "Influencer" Kaya Raya di China Hilang dari Media Sosial, Ada Apa?

Global
Uni Eropa: Ukraina Berhak Pakai Senjata Barat untuk Serang Rusia

Uni Eropa: Ukraina Berhak Pakai Senjata Barat untuk Serang Rusia

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke