KOMPAS.com - Senjata hipersonik tengah menjadi perhatian banyak negara untuk memperkuat pertahanan militernya, saat ini.
Sejumlah negara bahkan berlomba-lomba memiliki senjata hipersonik terdepan, tercanggih, seperti China, AS, dan Rusia.
Beberapa negara lain sedang menyelidiki teknologi senjata hipersonik tersebut, seperti India, Jepang, Australia, Perancis, Jerman, dan Korea Utara, yang mengklaim telah menguji rudal hipersonik.
Senjata hipersonik adalah senjata yang sangat cepat, lebih cepat dari 5 kali kecepatan suara, yaitu kira-kira 1.220 km per jam di permukaan laut, yang berarti senjata ini dapat melakukan perjalanan setidaknya 3.800 mil per jam.
Dari tahun ke tahun senjata hipersonik sudah berkembang pesat. Berikut lini masa transformasi dari senjata hipersonik, seperti yang dilansir dari Army Technology:
1929: Roket berbahan bakar cair pertama diluncurkan. Peluncuran ini dilakukan oleh Dr Robert H Goddard yang menggunakan oksigen cair dan bensin untuk menggerakkan roket.
Dia telah memperoleh paten untuk roket yang menggunakan bahan bakar cair pada 1914 dan dianggap sebagai bapak propulsi roket modern.
1956: Lockheed F-104 Starfighter terbang untuk pertama kalinya. Starfighter adalah pesawat supersonik bermesin tunggal. Pada masa Perang Dingin, F-104 Starfighter merupakan pesawat tercepat yang pernah ada, dan juga mampu meluncur sangat tinggi.
1958: Lockheed X-7 mencapai kecepatan suara Mach 4,3 (5309,64 kph). X-7 adalah test bed tak berawak Amerika yang dikembangkan oleh Lockheed, dan dirancang hanya untuk beroperasi dalam waktu singkat.
1959: Peluncuran pertama North American X-15 terjadi. North American X-15 adalah pesawat roket bertenaga hipersonik yang dioperasikan oleh Angkatan Udara AS, dan saat berhasil terbang ke tepi luar angkasa. North American X-15 berhasil mencapai kecepatan Mach 6 (7408,8 kph).
1969: Concorde melakukan penerbangan pertamanya. Concorde adalah pesawat jet supersonik pertama, yang bisa meluncur dengan kecepatan Mach 2,4 (2963,52 kph) dan bisa melintasi Atlantik dalam 4 jam. Concorde berhenti terbang setelah kecelakaan besar pada 2003.
1964-1998: SR-71 Blackbird mencapai kecepatan Mach 3 (3704,4 kph). SR-71 Blackbird adalah pesawat pengintai siluman strategis supersonik yang dikembangkan oleh Lockheed.
Keungulan dalam pertahanan pesawat ini adalah kecepatan terbang dan tingginya daya jelajah, di mana jika sebuah peluru kendali darat ke udara terdeteksi, tindak pengelakan yang standar adalah menambah kecepatan.
2004: NASA berhasil menerbangkan X-43A menggunakan mesin scramjet yang beroperasi hanya 10 detik, tetapi dapat meluncur 10 menit.
NASA X-43A adalah eksperimen tak berawak pesawat hipersonik dengan beberapa rancangan skala variasi yang dimaksudkan untuk menguji berbagai aspek penerbangan hipersonik.
NASA X-43A bagian dari pesawat seri X dan secara khusus dari NASA's Hyper-X Program.
2004: Rusia menguji UR-100N UTTH, kendaraan hipersonik pertamanya. UR-100N UTTH adalah versi perbaikan dari UR-11N yang digunakan Uni Soviet dan memiliki kemampuan hipersonik.
2007: Proyek Blackswift berhasil ditugaskan oleh DARPA. Proyek ini dikembangkan dengan tujuan menciptakan perangkat hipersonik tak berawak yang dapat digunakan kembali, yang diproyeksikan mencapai kecepatan Mach 6 (7408,8 kph). Namun, proyek ini dibatalkan pada 2009.
2008: Pentagon menggunakan dana dari program serangan global cepatnya untuk mendanai kendaraan luncur (glide vehicle) hipersonik, yang direncanakan untuk dipasang pada rudal balistik yang dapat mencapai kecepatan hipersonik saat masuk kembali.
2011: Upaya gagal oleh DARPA yang merancang HTV-2 dengan kecepatan mencapai Mach 20 (24696 kph).
HTV-2 adalah kendaraan luncur hipersonik eksperimental, tetapi dengan beberapa kegagalan uji.
2013: Boeing X-51 Waverider berhasil diterbangkan. Boeing X-51 adalah kendaraan tak berawak yang mampu mencapai kecepatan Mach 5 (6174 kph) dan teknologinya dapat digunakan untuk senjata hipersonik.
2016: Rusia melakukan uji coba pertama rudal Avangard, senjata hipersonik canggih.
2016: China berhasil menguji DF-ZF, rudal hipersonik dengan potensi kecepatan 10 Mach (12.348 kph).
2018: Rusia menguji rudal hipersonik Kh-47M2 "Khinzal" (Belati), dan merilis video peluncuran rudal dari jet tempur MiG-31.
2019: Rusia mengerahkan senjata hipersonik rudal Avangard, yang diklaim dapat melaju dengan kecepatan Mach 27 (33339,6 kph) dan mencapai target hingga 6.000 km jauhnya.
2020: Senjata Serangan Berkecepatan Tinggi (HSSW) dibatalkan, dengan AS mengalihkan fokus ke senjata hipersonik ARRW yang mampu mencapai kecepatan hingga 20 Mach (24.696 kph).
2023: Senjata Hipersonik Jarak Jauh (LRHW) dijadwalkan siap ditempatkan untuk Angkatan Darat Amerika Serikat, sebuah program yang digarap oleh Lockheed. LRHW dikenal juga sebagai "Dark Eagle".
2023: Senjata hipersonik AGM-183 ARRW dijadwalkan siap ditempatkan untuk digunakan oleh Angkatan Udara Amerika Serikat, yang saat ini sedang dalam pengembangan oleh Lockheed.
Senjata hipersonik ini dirancang sebagai boost glide yang didorong ke kecepatan maksimum lebih dari Mach 20 (24.696 kph) oleh rudal sebelum meluncur menuju sasarannya.
2028: CPS, sistem senjata hipersonik non-nuklir ini dijadwalkan siap ditempatkan untuk digunakan Angkatan Laut Amerika Serikat.
CPS adalah program yang saat ini sedang dikembangkan oleh Lockheed dan akan digunakan di kapal selam kelas Virginia.
2040: Baik Boeing dan Hermeus telah menyatakan bahwa mereka berpotensi memiliki teknologi yang berfungsi komersial hipersonik. Namun, ini adalah proyksi dini.
https://www.kompas.com/global/read/2021/12/02/072945470/linimasa-perkembangan-senjata-hipersonik-dunia